Slide K.I.S.A.H

Bundaran Batu Satam, Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Pantai Tanjung Tinggi, Belitung.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Gunung Bromo, Jawa Timur.
Kebun Teh Ciater, Bandung, Jawa Barat.
Desa Saleman, Pulau Seram, Maluku Tengah.
Ranu Kumbolo, Gunung Semeru, Jawa Timur.
Kampung Bajo, Kaledupa, Wakatobi.
Pantai Pink, Lombok, NTB.
Candi Prambanan, Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Sawah Tegalalang, Gianyar, Bali
Suku Sasak, Lombok, NTB.
Wae Rebo, Manggarai, NTT.

PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI JEPANG


Sejarah merupakan salah satu bidang akademis yang sangat populer di Jepang sekarang. Untuk buku-buku tahunan tentang sejarah Jepang tiap tahunan selalu terbit beribu-ribu buku. Sementara Jepang tidak mempunyai sebuah arsip nasional pusat, maka Institut Historiografi dan Universitas Tokyo dapat melayani sebagai penggantinya dan lagi pula, banyak perpustakaan baik swasta maupun pemerintah menyimpan dan mengumpulkan bahan-bahan dalam jumlah yang besar. Banyak sekali koleksi arsip yang tercetak dapat diperoleh.
Sejarah tidak hanya merupakan suatu bidang yang populer, yang dengan baik dikerjakan oleh para ahlinya, tetapi juga penting untuk pengertian dunia tentang mereka. Para sejarawan Jepang berpegang teguh pada teori-teori yang mereka anut, tetapi sangat konsisten dalam tujuan-tujuan yang telah mereka cari. Sejak abad ke-8 para sejarawan Jepang telah melihat sejarah untuk menjelaskan tata moral dan politik. Penelitian ini dilakukan oleh berbagai pandangan dunia dan tradisi-tradisi historiografi sebagaimana itu harus menjawab terhadap kondisi politik domestik Jepang dan keadaan dunia yang selalu berubah.
Pandangan sejarah yang tertua dan paling asli yang dianut oleh Jepang, timbul dari suatu masa ketika Jepang masih agak terasing dari hubungan dan pengaruh Cina. Pandangan itu percaya bahwa Jepang merupakan pusat dunia, dan ahli warisnya bangga sebagai golongan utama yang dibentuk disekitar istana kekaisaran dan dilindungi oleh dewa-dewa (Shinto) sendiri. Pandangan tentang dunia seperti itu hidup terus sampai pada zaman modern sebagaimana bangsa Jepang berpegang teguh pada perasaan lebih tinggi baik kebudayaan maupun ras sebagimana mereka bayangkan. Tetapi pemusatan pandangan atas bangsa sendiri dari bangsa Jepang tidak terlepas dari persaingan dengan pandangan lain, sistem yang berlandaskan secara lebih luas.
Menjelang abad ke-6 baik Konfusianisme maupun Buddhisme merupakan tantangan bagi pandangan-pandangan Shinto. Menjelang zaman pertengahan walaupun tidak secara terbuka mengakui bahwa Cina atau India memiliki moral yang lebih unggul para sejarawan Jepang telah mengemukakan konsep-konsep ajaran benar dan tidak benar dari Konfusius untuk menjelaskan sebab-akibat dalam masalah-masalah politik atau penjelasan-penjelasan penganut Buddha tentang pembalasan kebajikan dan kejahatan.
Pertemuan Jepang dengan peradaban Barat secara historiografi lebih menyedihkan, karena tidak hanya menyajikan berbagai teori tentang uraian sejarah tetapi juga membawa pengaruh mengenai pandangan tata dunia yang menempatkan Barat sebagai pusat kehidupan manusia dan juga sebagai kekuatan pendorong bagi kemajuan manusia dalam hal ini tradisi Kristen.
Sikap dalam menghadapi beberapa tekanan ini penulisan sejarah Jepang cenderung untuk mengadakan penyesuaian baik dalam konsep maupun metodologi. Dalam istilah-istilah yang sangat teknis hal tersebut telah menunjukkan suatu pengalaman yang berkembang dalam kesanggupannya untuk menghubungkan antara fakta-fakta dasar dengan gejala sebab-akibat. Mutu historiografi Jepang yang meningkat ini baik peningkatan dalam bagian sejarah dan pertimbangan yang kritis secara tetap serta perbaikan selalu dalam teknik dasar adalah salah satu dari ciri-ciri yang sangat menarik dari historiografi Jepang. Persoalan-persoalan yang ditanyakan oleh setiap orang Jepang yaitu : siapa kita ini ? apa yang membedakan kita sebagai masyarakat dan kebudayaan ? dimana tempat kita dalam tata dunia ? tetap merupakan sumber yang tidak pasti hingga sekarang dan ketidakpastiannya ini menyebabkan historiografi Jepang selalu terombang-ambing antara ultranasionalisme dan ultrauniversalisme.
Bangsa Jepang tidak pernah sebagai bangsa yang rela menduduki tempat kedua di dunia. Historiografi pada zaman Jepang modern sejalan dengan keinginan bangsa dalam mencapai keulungan dunia. Sejarah dan bangsa memang sangat erat hubungannya karena sejarah telah diarahkan untuk kepentingan negara baik untuk memberikan pengertian kepada rakyat mengenai bahaya dari penerusan nilai-nilai tradisional ataupun sebagai alat untuk membenarkan perubahan-perubahan yang cepat yang diusahakan oleh pemerintah dalam rangka pembaharuan.
Sebagian besar dari abad terakhir ini sejarah tampaknya terpaksa mengajarkan mengenai kerendahan Jepang dibanding dengan bangsa-bangsa Barat yang lebih cemerlang. Hanya sekali saja bangsa Jepang memiliki kecemerlangan dalam kekuatan memutar sejarah untuk keuntungan mereka sehingga pandangan mereka sendiri tentang dunia dapat diperluas menjadi pandangan universal. Selama masa ekspansi benua, barisan tentara Jepang rupanya atas dasar untuk membenarkan tuntutan para propagandis sehingga tujuan dari sejarah dunia adalah membawa manusia dibawah kekuasaan Kaisar Jepang. Ketidakpercayaan terhadap tuntutan itu berarti memberikan kembali tugas kepada sejarawan Jepang untuk mendapatkan kedudukan yang sebenarnya bagi sejarah Jepang dalam suatu lingkungan dunia yang tercipta secara objektif.


HISTORIOGRAFI JEPANG
Setiap negara memiliki kekhasan masing-masing dalam historiografi mereka. Hal itu tergantung pada kebudayaan yang berkebang di masing-masing negara. Begitu pula dengan historiografi Jepang juga memiliki ciri khusus, yakni historiografi Jepang berkembang lebih menjurus untuk menghasilkan sejarah domestik daripada membentuk sistem-sistem tafsiran yang penting. Namun dalam perkembangannya dewasa ini historiografi di Jepang dikerjakan oleh ahli arsip profesional, dan ahli monograf yang profesional.

A. Historiografi Tradisional Jepang
Seperti negara-negara lain di Jepang juga mengalami bentuk penulisan sejarah tradisional. Berikut adalah historiografi tradisional di Jepang :
1.Kojiki (720) adalah catatan mengenai masalah-masalah kuno. Kojiki menceritakan masalah rakyat jepang dari zaman dewa-dewa melalui berdirinya kekuasaan Yamato sampai berakhirnya pemerintahan Ratu Suiko tahun 623. keluarga kekhaisaran mengajukan haknya untuk berkuasa karena keturunan langsung dari Amaterasu, Dewa Matahari.
2.Nihon Shoki (720) atau Babad Jepang. Nihon Shoki ditulis dalam bahasa Cina dan didasarkan pada model-model Cina. Nihon Shoki mencatat 660 SM sebagai kenaikan tahta Jimmu (Kaisar Pertama), suatu yang meragukan sejkarah modern. Nihon Shoki dengan lima sejarah resmi berikutnya yang mencatat tentang kejadian istana kekaisaran sampai tahun 887 dikenal sebagai Rukkokushi (Enam Sejarah Nasional).
3.Pada abad ke-10 muncul penulisan sejarah partikelir seperti monogatori (hikayat) dan kagami (cermin-cermin) yang merupakan contoh gaya sejarah, seperti cerita tentang genji yang ditulis dalam bahasa Jepang, Ogama (Cermin Besar) merupakan karya terkenal yang memadukan antara sejarah Jepang abad 11 dengan bangkitnya sejarah keluarga Fujiwara yang kemudian menguasai istana.

Historiografi tradisional Jepang dapat dikategorikan menjadi tiga, historiografi itu antara lain adalah:
1.Zaman Pertengahan
Menjelang abad ke-12 karya-karya sejarah Jepang banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep karma dan keselamatan dari Budhis. Sejarah kepahlawanan yang paling terkenal adalah mengenai perang antara Minomoto dan Taira (Heike Monogatori), ditulis dan dibacakan terutama untuk pesan pendidikan. Penulisan sejarah pada umumnya dilakukan oleh para pendeta yang percaya pada uraian-uraian Budhis mengenai naik turunya peruntungan bagi keluarga dan perorangan. Tahun 1222-1282 Nichiren mengemukakan bahwa Jepang adalah negara yang dikodratkan untuk menyempurnakan kepercayaan Budhis.
Gukhanso (bunga rampai dari pandangan-pandangan yang kurang mengerti) oleh pendeta Fujiwara Jien (1155-1225) yang menganjurkan konsep kepemimpinan konfusius untuk perilaku nasehat kaisar. Jinno Shotaki (catatan asal-usul yang benar dari kaisar-kaisar kedewaan) oleh Jendral Kitabakke Chikafusa (1291-1354), yang ditulis untuk memberitahukan bahwa ia lahir dari cabang keluarga kaisar.
2.Zaman Tokugawa
Masa Tokugawa (1600-1868) terjadi masa kebesaran penulisan sejarah Jepang sebelum zaman modern. Muncul perhatian baru mengenai studi kojiki yang memusatkan perhatian kembali pada kekaisaran. Hal ini menimbulkan unsur kebangsaan yang hidup terus dalam masyarakat Jepang. Daftar kumpulan sejarah yang terpenting adalah Tokugawa Jikki (Sejarah yang benar mengenai keluarga Tokugawa) yang dibuat tahun 1809 dan 1849
Honcho Tsugan (Cermin besar mengenai Jepang) yang selesai dibuat pada 1670 oleh keluarga Hayosi yang dibuat untuk meligitimasi kekuasaan Tokugawa. Dai Nihon Shi (Sejarah Jepang) disusun dibawah lindungan cabang Mito dari keluarga Tokugawa. Hokuseki (1657-1725) yang menulis tentang Dokushi Yoron (Komentar Sejarah Jepang)yang berisi tentang sistem periodisasi yang didasarkan atas perubahan-perubahan kekuasaan politik Koshi tsu (survei sejarah kuno). Rai Sanyo (1780-1830) menulis Nihon gaishi (Sejarah jepang tidak Resmi,)yanng melanjutkan tradisi cerita sejarah yang berpusat pada kaisar Kitabatake. Honawa Hokiichi (1746-1821) dan anaknya yang menulis Gunshu Ruiju (teks yang diklasifikasikan) yang merupakan perbandingan teks-teks sejarah.
3.Zaman Meiji
Masa ini adalah masa peralihan dari historiografi tradisional ke historiografi modern. Karya yang penting pada masa ini adalah Koji-ruien (ensiklopedia hal-hal kuno) yang disusun oleh Kementerian Urusan Kuil-kuil (1879-1913). Terjadi dua arus historiografi pada masa ini, yakni: resmi (mencoba mempertahankan nasionalisme Jepang) dan Swasta yang lebih bersifat internasional yang banyak mengambil konsep-konsep Barat (Bummei ron no gairyaku dan Nihon kaika Shosi). Ludwig Reiss (1861-1928) dari Jerman yang diundang ke Tokyo untuk mendirikan jurusan sejarah di Universitas tokyo. Tahun 1895 Universitas Tokyo menyusun Dai Nippon Shiryo (Bahan-bahan Sejarah Jepang)

B. Permulaan Historiografi Modern
Zaman permulaan historiografi modern ditandai oleh hasil yang nyata menurut empat garis besar sebagai berikut:
1.Kesempurnaan dari suatu metodologi sejarah modern.
2.Penulisan studi-studi monografi secara khusus mengenai pranata-pranata dan aspek-aspek yang khas dari peradaban Jepang.
3.Persiapan survei-survei sejarah secara umum.
4.Penerbitan buku-buku referensi dan bahan-bahan sumber.

Banyak karya yang dihasilkan pada masa ini, misalnya: Kokushi No Kenkyu (1908), Nihon Bunkahi (1922), Sogo Nihon Shi Takei (1926), Nishida Naojiro, Tuda Sokichi, Honyo Eijiro, Ono Takeo dan Tsuchiya Takao. Selain itu juga muncul perhimpunan-perhimpunan sejarah seperti :
•Shigakhai (Masyarakat Sejarah Jepang)
•Keizaishi Kenkyukai (Masyarakat untuk Studi Sejarah Ekonomi)
•Shakai Keizaishi Gakkai (Masyarakat Sejarah Sosial dan Ekonomi)
•Reikishigaku Kenkyukai (Masyarakat Ilmu Pengatahuan Sejarah)

Tahun 1930 Jepang mengadakan ekspansi ke daratand an melancrkan perang pasifik. Hal ini menyebabkan adanya perpecahan di kalangan sejarawan:
a.Sejarawan Marxis:
- Menulis kembali perkembangan nasional Jepang
- Kritik Kapitalis dan imperialis
- Muncul buku Nihon Shihonshugi Shi Kaza tahun 1932 (Esai mengenai sejarah perkembangan kapitalise di Jepang).
b.Sejarah Nasionalis: sejarah utnuk propaganda, tentang keunggulan-keunggulan tanpa banding dan mitos-mitos.

C. Historiografi setelah Masa Perang
Setelah mengalami kehancuran setelah mengalami kekalahan dalam PD II Jepang mengalami rehabilitasi Ekonomi dan spiritual sedikit demi sedikit. Selama lima belas tahun pertama setelah PD II beberapa subyek menjadi berlawanan termasuk sejarah. Adapun perubahan-perubahan yang terjadi antara lain:
1.Ekstrim Sosialis dimana bangsa dan kaisar keduanya ditolak secara total oleh masyarakat
2.Tema-tema umum, perjuangan melawan feodalisme, absolutisme, fasisme dan kapitalisme.

Perkembangan Historiografi Jepang semenjak tahun 1950 sampai sekarang :
a.Terbit ensiklopedia baru, sejarah-sejarah survei baru dan karya-karya penelitian dasar.
b.Seluruh literatur sejarah jepang pada hakekatnya telah diperbaharui, seri dokumen baru yang menyusuri lebih dalam sampai maslah-masalah kecil mengenai kegiatan pemerintahan maupun ekonomi dengan kecermatan dan ketetapan yang baru.
c.Sangat empiris dan sedikit sekali dipengaruhi oleh masalah-maslah yang bias penafsirannya.


KESIMPULAN
Sebagai sebuah bangsa yang memiliki sejarah panjang dan telah mengalami berbagai peristiwa-peristiwa besar, historiografi telah digunakan sebagai alat pembenaran bahwa Jepang sebagai pusat dunia. Pada dasarnya, historiografi Jepang tidak terlalu banyak berbeda dengan historiografi bangsa-bangsa lainnya yang lebih memandang keunggulan bangsanya sendiri dibanding bangsa lain walaupun secara riil peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah tidak selalu berpihak kepada Jepang. Generasi jepang yang baru menganggap kualitas sejarah sebuah bangsa akan menentukan gerak langkah dan kejayaan bangsa itu sendiri di masa depan. Seperti fungsinya sejarah sebagai mercu suar bagi generasi berikutnya dalam mengemban sejarah di eranya masing-masing, maka semakin benar dan semakin jelas cahaya serta arahan sejarah, maka semakin mantaplah perjalanan bangsa tersebut.
Historiografi jepang lekat dengan ajaran-ajaran religi baik buddha maupun konfusianis yang sudah lam terikat. Pada abad pertengahan mulai berkembang Confusius yang digunakan untuk menyelesaikan masalah politik. Karya-karya sejarah Jepang dengan sifat buddha dipengaruhi oleh konsep karma dan keselamatan dari sejarah kepahlawanan dengan tujuan mencapai pendidikan yang terbaik bagi bangsa. Hingga beberapa era kekuasaan di Jepang historiografi tradisional di Jepang tidak banyak berubah.
Historiografi modern di Jepang, kesempurnaan dari suatu metodologi sejarah modern. Penulisan studi-studi monografi secara khusus mengenai pranata-pranata dan aspek-aspek yang khas dari peradaban Jepang. Persiapan survei-survei sejarah secara umum. Penerbitan buku-buku referensi dan bahan-bahan sumber.

2 komentar:

  1. artikel bagus, tapi akan lebih baik lagi setiap artikel di cantumkan sumber penulisan...sesuai dengan jaminan team KISAH....maju terus KISAH !!!

    ReplyDelete
  2. sayangnya tidak ada sumber yang jelas> akan lebih valid dan dapat dipercaya jika menggunakan referensi dan literatur yang jelas.sehingga tidak sia - sia dalam membacanya, dan tidak menjadi bacaan yg tak berbobot. sumber diatas merupakan kutipan dari buku "Ilmu Sejarah dan Historiografi" taufik abdullah dan abdurrachman surdjomidhardjo hal 89 - 104

    ReplyDelete

Setelah membaca posting Berikan Komentar anda untuk memperbaiki kesalahan tulisan kami..