Slide K.I.S.A.H

Bundaran Batu Satam, Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Pantai Tanjung Tinggi, Belitung.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Gunung Bromo, Jawa Timur.
Kebun Teh Ciater, Bandung, Jawa Barat.
Desa Saleman, Pulau Seram, Maluku Tengah.
Ranu Kumbolo, Gunung Semeru, Jawa Timur.
Kampung Bajo, Kaledupa, Wakatobi.
Pantai Pink, Lombok, NTB.
Candi Prambanan, Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Sawah Tegalalang, Gianyar, Bali
Suku Sasak, Lombok, NTB.
Wae Rebo, Manggarai, NTT.

SEJARAH LOKAL SEBAGAI SUATU PERSPEKTIF DALAM PENGAJARAN SEJARAH

Dalam menganalisis sejarah lokal sebagai suatu perspektif dalam pengajaran sejarah maka pertama-tama perlu dikemukakan dasar-dasar pikiran serta kemungkinan cara-cara pelaksanaan pengajaran sejarah lokal itu yang tentu saja harus dikaitkan dengan sasaran yang hendak dicapai seperti yang temuat dalam kurikulum.
Untuk menganalisis hal tersebut maka kami disini ingin membahas mengenai, guna sejarah lokal, kesulitan yang dicapai dalam sejarah lokal serta pengintegrasian pengajaran sejarah lokal dalam kurikulum dan pengorganisasian pengajaran sejarah lokal.
Pengajaran Sejarah Lokal
Dalam memberikan pengertian mengenai pengajaran sejarah lokal maka pertama-tama harus diketahui bahwa pengajaran sejarah lokal berbeda dengan pengkajian atau studi sejarah lokal.
Pengajaran sejarah lokal merupakan bagian dari proses belajar di lingkungan pendidikan formal yang menjadi sasaran utamanya ialah keberhasilan proses itu sendiri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam kurikulum sedangkan pengkajian sejarah lokal adalah kegiatan dalam rangka pencapaian pengetahuan tentang peristiwa sejarah yang dijadikan sasaran studi dengan mengetahui sejarah dari suatu lokalitas tertentu.
Guna Pengajaran Sejarah Lokal
Berbicara mengenai guna pengajaran sejarah lokal harus dipersepsi sebagai usaha mengindentifikasi unsur-unsur yang bisa mengurangi tingkat kesulitan yang sering dijumpai dalam pengajaran sejarah.
Beberapa aspek positif yang dimiliki oleh sejarah lokal, baik yang bersifat edukatif psikologis maupun yang bersifat kesejarahan itu sendiri.
pertama-tama bisa dikemukakan bahwa guna khusus yang dimiliki sejarah lokal dibandingkan dengan pengajaran sejarah yang konvensional yaitu kemampuannya untuk membawa murid pada situasi riil di lingkungannya.
Dilihat secara sosiologis maupun psikologis dapat dikatakan bahwa pengajaran sejarah lokal akan memmbawa murid secara langsung mengenal serta menghayati lingkungan masyarakat. Sejaragh lokal lebih mudah membawa siswa pada usaha untuk memproyeksikan pengalaman masa lampau masyarakatnya dengan situasi masa kini bahkan juga pada masa arah masa depannya. Dengan kata lain mereka akan lebih mudah menangkap konsep waktu atauperkembangan atau perubahan masa lampau, kini dn masa yang akan datang.
Menurut teori belajar J. Bruner dalam hubunagn konsep-konsep pendekatan proses, maka pengajaran sejarah lokal akan sangat mendukung prinsip pengembangan kemampuan murid untuk berpikir aktif, kreatif serta structural konseptual.
Sesuai dengan sifat materi dan sumber sejarah lokal, maka murid akan terdorong untuk menjadi lebih peka lingkungannya, begitu juga dengan mereka akal lebih terdorong untuk mengembangkan ketrampilan khusus anatara lain :
1. Mengobservasi
2. Tekhnik bertanya atau melakukan wawancara
3. Mengumpulkan serta menyeleksi sumber
4. Mengadakan klasifikasi denagn mengidentifikasi konsep
5. Membuat generalisasi
Sesuai dengan kurikulum yang bersifat mengkorelasikan atau mengintegrasikan beberapa bidang studi menjdi suatu kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), melalui sejarah lokal dapat di integrasikan dengan bidang studi lainnya guna mencapai pengajaran lingkungan masyarakat setempat.
Pengajaran sejarah lokal sangat mendukung bagi usaha pengembangan kurikulum muatan lokal disekolah. Sasaran dalam kurikulum muatan lokal lebih mengakrabkan murid dengan lingkungannya, maupun sasaran pengajaran disekolah berorientasi pula pada kebutuhan daera, dengan sendirinya akan sangat ditunjang oleh pengajaran sejarah yang menekankan sejarah lokal itu sendiri.
Kesuliatan Pengajaran Sejarah Lokal
Kesulitan pengajaran sejarah lokal berkaitan dengan sumber-sumber sejarah lokal itu sendiri, baik yang tertulis mupun berupa infirmasi lisan, baik yang berupa dokumen, bangunan, alat-alat, peta dan sebagainya.
Kesulitan lain yang harus dihadapi adalah memadukan tuntutan pengajaran sesuai dengan tuntutan penyelesaian target materi yang telah tertulis dalam kurikulum. Dengan demikian guru akan mengalami dilema antara memenuhi tuntutan kurikulum denagn usaha pengembangan sejarah lokal yang memerlukan waktu yang relative cukup banyak, baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan sejarah lokal yang biasanya dilakukan di luar kelas. Juga sering terjadi materi sejarah lokal yang sulit dikaitkan dengan persiapan guru dengan persiapan murid mengahadapi tes-tes yang bersifat nasional. Kesulitan lainnya ialah kurang disadari bahwa sejarah memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan ketrampiln khusus pula untuk bias mengajarkannya dengan baik.
Cara Mengaplikasikan Sejarah Lokal dalam Pengajaran Sejarah
Menurut Douch mengemukakan ada 3 bentuk dalam mengaplikasikan sejarah lokal dalam pengajaran sejarah :
1. Guru sejarah mengambil contoh-contoh dari kejadian lokal untuk memberi ilustrasi yang lebih hidup dari uraian sejarah nasional maupun sejarahdunia yang akan diajarkan.
2. Bentuk kegiatan penjelajahan lingkungan
3. Berupa studi khusus serta cukup mendalam tentang berbagai aspek kesejarahan di lingkunagan murid.
Pengintegrasian Sejarah Lokal dalam Kurikulum
Dalam realisasi pengajaran materi pelajaran perlu dijabarkan sejumlah pokok bahasan serta sub-bahasan dengan tujuan instruktusional umumnya, alokasi waktu serta penempatannya pada waktu tertentu yang disebut kurikulum.denagn demikian seorang guru harus mengembangkan pengajaran sejarah dengan kegiatan sejarah lokal sesuai dengan kurikulum. Untuk itu dalam pengajaran sejarah lokal perlu diperkenalkan apa yang disebut kurikulum muatan lokal.
Guru diperkenankan membuat suatu perencanaanyang dimulai dengan pemilihan-pemilihan topik-topik kesejarahan yang dianggap menarik dari lingkungan sekitar sekolah. Tentu saja pemilihan topic ini harus sesuai dengan tingkatan sekolah atau kelas juga murid yang diajarkan.
Pengorganisasisan Kegiatan Pengajaran Sejarah Lokal
Perlunya pengorganisasian dari proses kegiatan pengajaran sejarah lokal terutama dengan maksud agar kegiatan tersebut lebih terarah kesasaran yang dituju dari proses belajar itu dengan mempertimbangkan waktu yang efisien dan terencana.
Pengoraganisasian proses belajar sejarah lokal pada dasarnya dibagi menjadi tiga aspek, antara lian :
1. masalah perencanaan serta persiapan kegiatan
2. masalah pelaksanaan kegiatan
3. berupa kegiatan tindak lanjut
Hubungan tiga aspek pengorganisasian itu bisa bervariasi sesuai dengan topic yang dikembangkan serta kondisi lingkungan sekolah serta faktor-faktor lainnya.
Aspek pertama meliputi perencanaan serta pengaturan jenis kegiatan, waktu serta orang-orang. Dalam realitasnya dimulai orientasi sekaligus motivasi yang diberikan oleh guru tentang kgiatan sejarah lokal yang hendak dilaksanakan.
Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Persiapan itu antara lain berupa :
1. memperbanyak lembar kerja siswa
2. membuat surat izin kepada instansi resmi yang akan dikunjungi, ataudalam menyangkuthal perseorangan, surat pemberitahuan seseorang untuk mohon kesediaan untuk diwawancarai
kegiatan pengajaran sejarah lokal diakhiri dengan penulisan hasil laporan kegiatan sejarah lokal. Dilakukan agar proses belajar sejarah lokal ini mempunyai dampak maksimal bagi siswa tersebut terutama dalam hal menumbuhkan kebanggaan serta rsa percaya diri yang lebih besar atas prestasi yang telah mereka capai.

0 komentar

Post a Comment

Setelah membaca posting Berikan Komentar anda untuk memperbaiki kesalahan tulisan kami..