A.Pelayaran Laut Nusantara.
1.Sistem Angin untuk Pelayaran
Angin sangat berpengaruh dalam kehidupan bahari.
Di Indonesia nama angin tersebut dikenal dengan nama Angin Haluan dan Angin Buritan untuk menunjukan dari arah mana angin itu datang jika sedang berlayar. Angin Sorong Buritan dikenal dengan angin turutan yang keras. Angin Sakal datang dari depan dan menghalangi Pelayaran, sedangkan angin Paksa justru memaksa orag-orang untuk membongkar sauh. Jika datang dari berbagai jurusan maka dikatakan angin Ekor Duyung, tetapi jika nagin bertiup keras dari sebelah sisi perahu dikatakan angin timba ruang. Pengetahuan akan angin daratd an laut sangat penting bagi para nelayan, karena dengan demikian mereka dapat memanfaatkan angin jika ingin berlayar keluar (laut) pada pagi hari dan pulang (darat) pada malam hari.
Angin sangat mempengaruhi pelayaran bahari nusantara. Salah satunya dengan adanya angin musim yang berubah arah tujuannya setiap tahun. Angin musim ini digunakan para Pedagang untuk melakukan pelayaran. Pada bulan Desember s/d Februari merupakan angin Barat, dan menjadi angin Timur dalam bulan sepetember s/d November. Pelayan yang dilakukan oleh pelaut di Indonesia untuk berdagang terjadi pada bulan Oktober, salah satu rute tersebut ialah perdagangan dari timur Indonesia, kapal berangkat dari Maluku, menuju pusat perdagangan di Ujung Pandang, Gresik, Demak, Banten sampai dengan Malaka, dan kota-kota disebelah barat. Sedangkan bulan Maret pelayaran menuju ke Timur dengan memanfaatkan munculnya Angin Barat.
Pada bulan Juni sampai dengan Agustus, angin di Laut Cina Selatan, bertiup ke arah utara, sehingga memudahkan pelayaran ke Ayuthia, Campa, Cina dan negeri-negeri disebelah utara nusantara. Angin akan mengubah haluan lagi pada bulan September dan Desember sehingga perjalan kembali ke selatan dapat dimulai lagi.
Dengan adanya angin musim ini Nusantara dibagian Barat menjadi kedudukan istimewa. Disinilah kapal-kapal dari semua penjuru bertemu. Posisi ini yang dimanfaatkan kerajaan-kerajaan dinusantara untuk dapat menguasai tempat pertemuan jalan pelayaran dan perdagangan.
2. Jenis – jenis kapal dan tempat pembuatannya
Pada Abad ke – 5 s/d Abad ke – 15 belum ditemukan kapal api, dan pelayaran-pelayaran di Nusantara tidak menggunakan berbagai jenis kapal. Tetapi dahulu kapal dibedakan menajdi 2 kelompok besar bedasarkan cara pembuatannya. Dengan melihat bentuk lunas kapal kita dapat membedakan antara kapal Lesung dan kapal Papan. Lunas dari kapal atau perahu lesung terdiri satu batang kayu yang dikeruk bagian dalamnya seperti lesung dalam bentuk yang memanjang. Perahu Papan bentuk pembuatannya lebih kompleks. Bentuk kapal ini tidak tergantung dari salah satu batang kayu. Besar dan bentuknya dapat dibuat secara bebas. Pada jaman dahulu tiap-tiap daerah menyebut nama-nama kapal dan masing-masing bahasanya, diantaranya kapal Lakafunu dan Kora-kora (Maluku), Kapal Pinisi (Sulawesi) dll.
3.Barang – barang muatan kapal
Kapal-kapal yang melakukan pelayaran lebih bnayak digunakan untuk melakukan perdagangan. Dengan membawa barang-barang yang diangkut dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari Jawa membawa Beras, dari Maluku membawa rempah-rempah, dari Sumatera membawa Damar, Kemenyan, dan kapur barus, Kalimantan memuat kapalnya dengan membawa kayu dan rotan, sedangkan dari Nusa Tenggara membawa kayu Cendana, disamping itu dari Negara tetangga seperti Cina dan Persia membawa Guci dan Permadani lalu gelas yang dibawa dari Eropa.
B. Peninggalan Nilai – Nilai Semangat Budaya Bahari
1. Jiwa Bahari
Laut adalah jiwa kebaharian.
Kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Indonesia, sebagian ditemtukan oleh kemajuan di bidang kelautan. Melalui pelayaran baik pantai maupun antar pulau membawa dampak postif dan membuat pengaruh bagi budaya derah satu dengan yang lain. Sebagai contoh di Indonesia bnyak dikenal dengan kesenian yang bernafaskan kelautan antara lain nyanyain “Dayung Sampan” dan “Kole – Kole” dan juga tarian seperti “Tari Nelayan dan “Tari Gelombang”
2. Benih – Benih Persatuan Bangsa
Populasi keadaan penduduk laut atau masyarakat bahari hidup dari satu daerah ke daerah lainya, atau dari satu pulau ke pulau lain yang dihubungkan dengan perahu atau kapal dalam bentuk pelayaran pantai atau pelayaran interinsuler. Komunikasi dan hubungan antar daerah terjalin dan unsur budaya saling mempengaruhi. Hal ini menjadi bibit persatuan diantara masyarakat suatu daerah yang satu dengan daerah lain di Nusantara. Muncul persamaan diantara daerah-daerah di Indonesia yang meripakan benih persatuan bangsa.
3. Berkembangnya Bahasa Melayu
Perkembangan budaya yang terjadi pada Abad ke -5 s/d Abad ke – 15 dengan terpusat di bagaian barat Nusantara munculah bahasa yang hidup pada masyarakat saat itu yang dikneal dengan Bahasa Melayu. Bahasa Melayu mencul sebagai Lingus France (Bahasa Pergaulan dalam Perdagangan) diseluruh Nusantara.
4. Tahun Bahari Internasional 1998
Upaya – upaya untuk mempromosikan aspek kelautan melalui penanaman rasa cinta laut dan semangat bahari khususnya bagi generasi muda sebagai basis pembentukan sumber daya manusia kelautan dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan tahun Bahari Internasional 98 sebagai bagian terpadu dari UNESCO “Internasional Year of The Ocean 98 antara lain :
Tahun Bahari Internasional bertemakan “Laut : Tantangan, Peluang dan Harapan” dengan tujuannya adalah :
- Membangkitkan kecintaan terhadp laut serta membangkitkan minta bangsa Indonesia untuk memahami karakteristik laut dan memanfaatkan potensinya.
- Menjadikan laut seabgai media penghubung dan pemersatu antar pulau dalam rangka mengukuhkan konsepsi Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
- Meningkatkan kemitran antar lembaga/institusi kelautan dalam upaya menjalin kebersamaan untuk mengelola, memanfaatkan dan mendayagunakan seluruh kekayaan perairan Indonesia dengan memperhatikan daya dukung serta kelsatrian lingkungan secara berkesinambungan.
- Menggali potensi kelautan sebagai sumber energy dan sumber potensi yang lestari.
- Menciptakan solidaritas dan kepedulian bangsa Indonesia khusunya dan masyarakat dunia umumnya terhadap masalah aspek kelautan di dunia.
Pelayaran pada umumnya dibedakan menjadi :
- Pelayaran Pantai yaitu pelayaran yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain pada satu pulau. Contohnya pelayaran dari Ujung Pandang ke Palu, dari Pontianak ke Ketapang.
- Pelayaran antar pulau atau pelayaran interinsuler, yaitu pelayaran antar pulau-pulau dalam satu Negara. Misalnya dari Ambon ke Kupang, atau dari Denpasar ke Dili.
- Pelayaran Samudera yaitu pelayaran yang menghubungkan daerah/kota disuatu Negara dengan daerah/kota di Negara lain. Misalnya Singapura ke Jakarta atau dari Sydney ke Kupang.
Masalah yang terdapat pada hubungan laut di perairan
Indonesia :
- Untuk pelayaran pantai, umumnya lebih banyak dipergunakan jenis angkutan laut tradisional seperti perahu layar, diantaranya perahu Pinisi dari Sulawesi. Tetapi sekarang lebih banyak menggunakan kapal-kapal laut yang ukurannya lebih kecil.
- Untuk pelayaran Interinsuler, umumnya digunakan kapal-kapal api yang besar, misalnya kapal kerinci, Kapal Kambuna, dsb. Untuk pulau-pulau yang berdekatan masih bnayk menggunakan kapal layar.
D. Alat - Alat Navigasi
Alat Navigasi kapal
merupakan suatu yang sangat penting dalam menentukan arah kapal, Pada zaman
dahulu kala Untuk menentukan arah kapal berlayar tidak jauh dari benua atau
daratan. Alat Navigasi Kapal dibedakan menjadi 2 macam yaitu alat navigasi
biasa dan alat navigasi modern. Zaman dulu navigasi kapal atau arah tujuan
kapal dilakukan dengan melihat posisi benda-benda langit seperti matahari dan
bintang-bintang dilangit. Zaman sekarang lebih mudah dengan alat-alat navigasi
kapal modern.
- SEXTAN
Alat untuk
mengukur sudut dalam bidang datar dan vertikal di kapal. dinamakan Sextan
dimana sudut diukur dengan cara mengepitkan
duabuah benda yang ada di antara sudut yang akan diukur. Sextan menggunakan
prinsip cahaya dan berdasarkan ketentuan bahwasudut yang terjadi antara arah
pertama dan arah terakhir daripadasebuah cahaya yang telah dipantulkan, dua
kali besarnya susut yangterjadi antara dua buah reflektor tadi, satu terhadap
lain.
Macam-nacam
SextanAda dua macam yaitu :
- Sextan nonius
- Sextan tromol (yang baru) dengan sekrup tombol (micrometer sextan) Perbedaan antara kedua macam sextan ini terletak pada bentuknya sekerup jepit dan sekerup halus alhidade.
Sextan
Nonius Suatu skala kecil dipasang di alhidade dan koncentris dengan lem bidang
busur bersama-sama dengan alhidade dapat digeser-geser sepanjang lembidang
busur dan dipergunakan untuk pembacaan seteliti mungkin.
biasa di
atas kapal kawan kawan pelaut mengunakan sextan untuk bernavigasi seperti
mengambil waktu rembang matahari , noon position atau mencari azimut dari
matahari. di bawah ini ada penjelasan bagaimana bernavigasi dengan matahari
mengunakan sextan
- KRONOMETER
Kronometer alat untuk mengukur waktu yang sangat
tepat dan teliti (umumnya digunakan dl pelayaran sebagai penentu meridian di
laut.
- MARINE RADAR
Untuk
mendeteksi kapal lain, cuaca/ awan yang dihadapi di depan sehingga bisa
menghindar dari bahaya yang ada di depan kapal. sebagai pelaut kita dapat
mengubah kekuatan Gelombang radio radar yang diproduksi dan mendeteksi
gelombang yang lemah, dan kemudian diamplifikasi (diperkuat) beberapa kali.
Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi objek jarak jauh yang tidak
dapat dideteksi oleh suara atau cahaya.
- NAVIGASI SATELIT
Satelit
yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah
untuk menentukan lokasi sebuah titik kapal dipermukaan bumi atau di lautan.
Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika
Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit navigasi
kapal dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat
penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi kapal di
suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata. Satelit
mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan
untuk tujuan militer atau mata-mata.
- IRS (Inertial Reference Sytem)
Perangkat
yang dapat mengetahui posisi koordinat kapal berdasarkan efek inertial. Tidak
seperti GPS kapal perangkat IRS kapal tidak memerlukan stasiun sehingga sangat
cocok untuk digunakan di bumi maupun di ruang angkasa. Perangkat IRS modern
kapal menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern sebagai alat
navigasi kapal di laut, selain itu IRS juga bisa di gunakan sebagai alat
navigasi di darat , navigasi pesawat udara serta di ruang angkasa.
Alat komunikasi kapal digunakan
untuk berhubungan antara awak kapal yang beada pada satu kapal, atau dapat di
gunakan untuk komunikasi dengan kapal lain, dan atau berkomunikasi dengan
darat.
Alat-alat Komunikasi Kapal Modern diantarnya
:
- Telegraf
Sebuah
mesin untuk mengirim dan menerima pesan pada jarak jauh kapal .mengunahkan Kode
Morse dengan frekwensi gelobang radio, kode morse adalah metode dalam
pengiriman informasi, dengan menggunakan standard data pengiriman nada atau
suara,cahaya dengan membedakan ketukan dash dan dot dari pesan kalimat,
kata,huruf, angka dan tanda baca. Kode morse dapat dikirimkan melalui
peluit,bendera, cahaya, dan ketukan morse.
- Marine VHF radio
Alat komunikasi kapal yang dipasang untuk memenuhi tujuan
komunikasi kapal yaitu memanggil tim penyelamat dan berkomunikasi dengan
pelabuhan, kunci, bridges and marines, dan marine vhf radio beroperasi di
rentang frekuensi VHF, antara 156-174 MHz. Walaupun secara luas alat komunikasi
kapal marine vhf radio digunakan untuk menghindari tabrakan, satu set marine
vhf radio adalah gabungan pemancar dan penerima dan hanya beroperasi pada
standar, frekuensi internasional dikenal sebagai salurannya.
Channel 16 (156.8 MHz) adalah panggilan internasional.
Marine VHF radio kebanyakan menggunakan "simplex" transmisi, dimana
komunikasi hanya dapat terjadi dalam satu arah pada satu waktu. Sebuah tombol
transmisi pada set atau mikrofon menentukan apakah itu beroperasi sebagai
pemancar atau penerima. Mayoritas saluran, bagaimanapun, adalah sisihkan untuk
transmisi "duplex" saluran di mana komunikasi dapat berlangsung dalam
dua arah secara bersamaan
PT.KANAYA ABADI. (Jasa Undername Exsport-Import & Customs Clearence)
ReplyDeletePT.PRIMA SAPTA UTAMA . (Undername)
Alamat:
Enggano Jl.Edam II No.1F Pos 8 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara INDONESIA
Phone :+6221430 5573 (Hunting)
Fax :+62214390 7139
Hp/SMS :+62852 1414 0018
E-Mail : afrizal.dki@gmail.com
R i z a l