Slide K.I.S.A.H

Bundaran Batu Satam, Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Pantai Tanjung Tinggi, Belitung.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Gunung Bromo, Jawa Timur.
Kebun Teh Ciater, Bandung, Jawa Barat.
Desa Saleman, Pulau Seram, Maluku Tengah.
Ranu Kumbolo, Gunung Semeru, Jawa Timur.
Kampung Bajo, Kaledupa, Wakatobi.
Pantai Pink, Lombok, NTB.
Candi Prambanan, Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Sawah Tegalalang, Gianyar, Bali
Suku Sasak, Lombok, NTB.
Wae Rebo, Manggarai, NTT.

MASYARAKAT BAHARI INDONESIA PADA ZAMAN PRA SEJARAH SAMPAI ABAD KE -5



A. MASYARAKAT PRA SEJARAH INDONESIA
1. Lingkungan Alam  

Antara lingkungan alam dan masyarakat tidak bias dipisahkan dan besar pengaruhnya terhadap kehidupn masyarakat. Bedasarkan penelitian geologi, diketemukan pembagian jaman sebagai berikut :
  • Arkaikum, berumur kurang lebih 2500 tahun, keadaan bumi pada jaman ini masih panas dan belum ada tanda – tanda kehidupan. 
  • Paleozoikum, berumur 340 juta tahun. Kehidupan pada jaman ini sudah ada mikro organisme, binatang tidak bertulang punggung dan mulai ada jenis ikan dan amphibi serta reptile.
  • Mezoikum, berumur 140 tahun. Binatang – binatang yang berukuran besar diantaranya Dinosaurus dan jenis burung. Pada jaman ini masyarakat tinggal di goa-goa diwilayah pesisir pantai yang disebut Abris Sous Roche. 
  • Neozoikum atau Kainozoikum, berlangsung selama 60 juta tahun, pada jaman ini kehidupan sudah berkembang dan dibagi menjadi
  1. Jaman Tertier, Ditandai dengan mulai berkurangnya binatang raksasa dan mulainya hidup jenis kera. 
  2. Jaman Kwarter berlangsung 600 ribu tahun dan ada tanda-tanda kehidupan manusia. Jaman ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 
  •  Zaman Pleistosin tanda-tanda perkembangan manusia maka zaman prasejarah yang tertua ini palaeolithicum dan di masa holocen manusia sudah betul-betul menjadi manusia (homo) maka homo sapiens adalah sejenis dengan manusia sekarang. Di zaman pleistocen perkembangan jasmani dan rohaninya manusia dan manusia rendah lebih tinggi tingkatannya dari binatang, dengan akal meskipun dalam tingkat permulaan telah menyambung tangannya sebagai pelengkap tubuhnya guna mempertahan-kan, memelihara dan mempermudah hidupnya. 
  • Zaman Holosin, masa ini terjadi perluasan es di kutub. Beberapa dataran yang berdekatan dnegan kutub utara tertutup es. Pada masa ini Indonesia muali terbentuk pulau – pulau (Archipelago). Pada mulanya Indonesia bagian barat bersatu dengan benua asia dan bagian timur bergabung dengan benua Australia. Karena naiknya permukaan laut akibat mencairnya es, daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat terputus menjadi laut dangkal (transgesi) yang disebut Dangkalan Sunda. Sedangkan dataran yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan Australia menjdi laut dangkal disebut Dataran Sahul. 

2. Manusia dan Budaya Indonesia Jaman Prasejarah Indonesia Pengaruh angin musim dari benua Asia dan Australia sangat berpengaruh dibidang pelayaran. Dengan menggunakan perahu – perahu sangat sederhana, diantaranya perahu cadik, kelompok manusia prasejarah Indonesia sudah melakukan pelayaran. Mengarungi laut dan samudera untuk mencari pemukiman baru yang lebih aman dan mudah untuk mencari bahan makanan. Dalam upaya memenuhi kehidupannya, manusia prasejarah hdup berpindah-pindah dengan jalan darat harus menembus hutan belantara. Semula mereka belum mendapatkan alat untuk berlayar disungai. Kemudian akhirnya timbul akal untuk merakit kayu atau bambu selanjutnya menciptakan perahu. 
Kebudayaan Indonesia yang tertua diketemukan di daerah Pacitan dan Ngandong menurut nama kedua itu kebudayaan Palaeolithicum dibagi atas: (a) Kebudayaan Pacitan, dan (b) Kebudayaan Ngandong.  

Sekitar 3000 tahun SM, dalam sejarah Indonesia terdapat kemunculan para pelaut dari ras Mongol yang berasal dari Formosa (Taiwan) yang melakukan perjalanan ke Selatan. Pendatang baru ini memperaktekan apa yang disebut dengan pertanian “tebang dan bakar” dipulau-pulau yang mereka datangi. Praktek tersebut sangat destruktif bagi lahan, dan alasan bagi mereka untuk mencari lahan yang baru untuk bercocok tanam dengan cara melintasi selat Luzaon yang sempit. Mereka membangun kano-kano yang disesuaikan untuk pelayaran laut, dan merekalah yang berhasil menemukan system cadik (penyeimbang dikiri dan kanan perahu) untuk mengatasi ganasnya ombak di lautan. Tumbuhan yang paling terkenal pada ma situ ialah Dioscorea alata, merupakan tanaman yang berasal dari daerah monsoon dari Asia Tenggara yang mungkin telah ditanam oleh penduduk Taiwan pada zaman prasejarah.
Kemudian pada 3500 tahun yang lalu dengan secara kebetulan bersamaan dengan penyebaran kearah barat yang dilakukan orang-orang Austronesia maka timbuk budaya baru yang sangat besar di Indonesia bagian Timur yang disebut sebagai orang-orang Lapita. Orang-orang Lapita yang berbahasa Austronesia merupakan nenek moyang bangsa Polinesia. Pada tahun 1920 James Hornell yang pernah bekerja sebagai penangkap ikan di Pemerintah India dan kemudian menjadi etnograf kelautan menulis artikel yang menegaskan (“Bangsa Polinesia yang kemungkinan menyeberang dari Sumatra, menempati wilayah India Selatan pada masa 500 tahun SM / pada era pra-Dravida yang di dasarkan pada Distribusi Kano bercadik sangat kontras dengan bentuk cadik ganda yang merupakan karakteristik perahu kecil yang digunakan oleh bangsa Melayu”).     
B. Peninggalan Nilai – Nilai Budaya Bahari 
Kebudayaan Indonesia terbagi menjadi 2 Komponen dasar yaitu Tradisi Besar (Great Tradition) Kemaritiman yang merupakan kompleksitas perwujudan budaya yang ide-ide, gagasan dan nilai-nilai, karya seni, filsafat, arsitektural/rancangan perahu, hukum, dermaga, kota-kota pantai, benteng pertahanan, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, birokrasi, diplomasi dll. Komponen pertama ini erat hubunganya dengan kenegaraan / kerajaan, syahbandar serta intelektual yang menjadi inti kegiatan. Tradisi Kecil (Little Tradition) yang merupakan kompleksitas kegiatan aktvitas yang sangat terbatas pada kehidupan / dinamika sumber daya elautan diwilayah pesisiran, menyangkut penangkapan ikan dan pengolahan sumberdaya laut, tambak, tekhnologi berskala kecil, perdagangan antar pulau berskala dekat. 
Bedasarkan penelitian, dari jaman prasejarah Indonesia, khususnya di bidang bahari, bangsa Indonesia meninggalkan berbagai hasil budaya. Berbagai hasil budaya tersebut untuk mengetahui tentang keadaan masyarakat manusia pada waktu itu.  
1. Benda Sejarah 
a. Sampah Dapur (Kjokkenmodinger)
b. Rumah Panggung
c. Perahu Bercadik
d. Alat-alat dari kulit Kerang
e. Perhiasan dari kerang

2.Kepercayaan 
Secara umum kepercayaan manusia prasejarah adalah Dinamsme dan Animisme. Penduduk pantai banyak yang percaya adanya suatu kekuatan laut atau penguasa laut. Untuk itu mereka mengadakan upacara khusus, yang sekarang disebut labuh atau larang. Pemakaman sudah dikenal dengan berbagai bentuk disertai dengan bekal kubur.  

3.Kemasyarakatan 
Untuk masyarakat bahari pada jaman ada kelompok masyarakat yang hidup diatas perahu (Rumah Perahu). Hidup bersama tentu memrlukan organisasi, system kemasyarakatan mereka sudah baik.  

4.Pelayaran 
Budaya bahari mempunyai ciri-ciri diantranya bermata pencaharian menangkap ikan, membuat perahu, mengolah berbagai macam hasil laut, kesenian yang bernafaskan kelautan seperti tari gelombang dan pelayaran. Penyebaran bangsa Melayu Austronesia membuktikan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut ulung yang berani mengarungi samudera untuk mencari tanah baru.   
5.Alat Komunikasi  
Alat komunikasi pertama adalah bahasa isyarat. Hal ini sangat diperlukan saat berburu atau menangkap ikan. Bahasa isyarat lama kelamaan berubah menjadi bahasa lisan.

1 komentar:

  1. Sangat berguna & banyak manfaatnya! Makasih sudah susah payah nulis artikel bermutu seperti ini. Semoga tetap sukses dan LANJUTKAN!!

    ReplyDelete

Setelah membaca posting Berikan Komentar anda untuk memperbaiki kesalahan tulisan kami..