Slide K.I.S.A.H

Bundaran Batu Satam, Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Pantai Tanjung Tinggi, Belitung.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Gunung Bromo, Jawa Timur.
Kebun Teh Ciater, Bandung, Jawa Barat.
Desa Saleman, Pulau Seram, Maluku Tengah.
Ranu Kumbolo, Gunung Semeru, Jawa Timur.
Kampung Bajo, Kaledupa, Wakatobi.
Pantai Pink, Lombok, NTB.
Candi Prambanan, Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Sawah Tegalalang, Gianyar, Bali
Suku Sasak, Lombok, NTB.
Wae Rebo, Manggarai, NTT.

HISTORIOGRAFI CHINA


Dinasti Chou
Pada masa Dinasti Chou, dalam banyak peristiwa para peletak dasar terkenla dari keluarga-keluarga ningrat, yaitu para pahlawan yang terdapat dalam mitologi atau bahkan dewa. Menurut kepercayaan, keluarga Chou merupakan keturunan leluhur yang bernama Hou Chi. Secara harfiah kata tersebut berarti “Penguasa Jawawut”, dan agaknya jelas bahwa semula ia seorang dewa pertanian. Salah satu baris dalam Kitab mengenai Puisi yang mengatakan bahwa pada suatu saat tertentu adanya kekuasaan yang dipunyai oleh Dinasti Chou disebabkan karena dinasti ini mempunyai “tiga orang (bekas) penguasa di alam sorgawi”, di samping satu orang yang menjadi penguasa di bumi.
Sebagian besar dokumen yang berasal dari masa-masa dini ketika dinasti Chou berkuasa ditulis oleh Bangsawan Penguasa Chou. Para raja dinasti Chou menganggap mereka memerintah berdasarkan pemberian hak oleh Tuhan. Dinasti Chou menaklukan wilayah Shang karena rajanya dianggap sebagai seorang bangsat pemabuk yang menindas rakyatnya dan menghina para dewa dengan tidak memberi mereka korban saji. Mereka menganggap penaklukan ini dibebankan oleh Tuhan kepadanya.

Biografi dan Bentuk Naratif
Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir tak ada garis pemisah yang tegas antara sastra dan sejarah. Rasionalisasi legenda ke dalam semu-sejarah dan idealisasi sejarah ke dalam fiksi menjadi hal yang lazim di Cina. Banyak bab dari kitab klasik Konfusian Shujing (Klasika Sejarah) cenderung menyajikan suatu rasionalisasi legenda ke adalam semu-sejarah atau sejenis tulisan sejarah yang diperlembut. Karya-karya sejenis ini bukan catatan fakta maupun transkripsi yang sebenarnya dari legenda. Contohnya adalah Yizhoushu (Catatan-Catatan Hilang Dinasti Zhou) dan Shangshu dazhuan (disusun sekitar abad ke-2 SM), yang memuat legenda-legenda yang intinya tentang berdirinya dinasti Zhou (kl. 1030-221 SM).

Pada masa menjelang dinasti Han (206 SM – 220 M) banyak dihasilkan karya sejarah yang difiksionalisasikan. Proses penjabaran sejarah ke dalam fiksi telah membawa seni narasi ke tingkat teknik ekspositoris yang banyak dipraktekkan oleh para penulis essai filosofis. Kebanyakan sejarah yang difiksionalisir tersebut mengambil bentuk-bentuk biografi dan anekdot. Biografi fiksional dan fiksi anekdot adalah dua bentuk naratif yang menonjol dan menjadi ragam penulisan yang umum pada masa ini, dan hampir setiap raja, jenderal perang, menteri, negarawan dan filsuf yang terkenal digambarkan sebagai tokoh dalam cerita. Beberapa biografi dan anekdot malahan memuat sepenuhnya kejadian-kejadian fiktif dengan tokoh-tokoh fiktif. Ada dua metode yang digunakan dalam melukiskan tokoh. Cara pertama adalah memberi gambaran urut mengenai kehidupan seorang figur terkenal seperti yang terdapat dalam Zuozhuan (Komentar Zou), Guoyu (Wacana Negara-Negara Bagian), Shiji (Catatan Sejarah), dan Wuyue Chunqiu (Sejarah Kerajaan-Kerajaan Wu dan Yue). Cara kedua adalah merancang kumpulan anekdot mengenai kehidupan figur tertentu dengan melukiskan sifat dan wataknya, atau kalau tokohnya seorang filsuf maka yang ditonjolkan adalah ajaran-ajarannya, seperti dalam Kongzi jiayu (Ujaran-Ujaran Konfusius) dan Yanzi chunqiu (Riwayat Yanzi).

Upaya menghasilkan karya sejarah yang tulen dengan mengurangi sebanyak mungkin unsur-unsur fiksional baru tampak pada Shiji (Catatan Sejarah), sebuah karya besar sejarah yang disusun oleh Sima Qian (145-90 SM). Shiji adalah karya pertama dari 26 Sejarah Standar atau Sejarah Dinasti (Zhengshi). Shiji sesungguhnya adalah himpunan dari bahan-bahan yang sudah ada sebelumnya yang disusun menjadi sebuah tulisan sejarah Cina dalam rentang periode sepanjang kurang-lebih 2000 tahun, dari masa awal yang legendaris sampai zamannya Sima Qian (Dinasti Han). Kitan Shiji dibagi dalam lima bagian, yang kemudian menjadi bentuk pembagian yang baku dari Sejarah-Sejarah Dinasti :
1.Benji (Anal Dasar), yang menelusuri urutan kejadian-kejadian politik yang bersumber pada kehidupan kaisar-kaisar.
2.Shijia (Keluarga-Keluarga Turunan), memuat catatan silsilah keluarga-keluarga istana, keluarga-keluarga bangsawan dan penguasa.
3.Biao (Tabel), memuat tabel-tabel kronologis data sejarah yang fungsinya mengetengahkan hal-hal penting dalam bentuk ikhtisarnya.
4.Shu, atau kemudian Zhi (Risalah atau Monograf), memuat risalah-risalah tentang hal-hal dan institusi-institusi yang dianggap penting untuk pengfungsian negara, seperti kalender, musik, ritus-ritus, astronomi, sungai-sungai dan kanal-kanal, ekonomi politik dan perdagangan, hukum dan undang-undang, kesusastraan dan filsafat , kemiliteran, hubungan luar negeri, dan momunikasi.
5.Liezhuan (Biografi), memuat riwayat hidup figur-figur terkenal dari setiap zaman, mencakup antara lain cendikiawan, pejabat, filsuf, seniman dan perempuan-perempuan terkemuka, dengan berbagai catatan kegiatan, karier dan prestasi-prestasi mereka.

Sumber-sumber fiksional masih digunakan oleh Sima Qian dalam Shiji, tapi catatan-catatan yang kurang historis ditempatkannya pada bagian terpisah, yaitu dalam liezhuan (Kumpulan Biografi). Banyak bahan diambil oleh Sima Qian dari Shujing (Klasika Sejarah), Zuozhuan (Komentar Zuo), dan Zhanguoce (Strategi Negara-Negara Berperang), dengan hanya sedikit perubahan. Uraian-uraian di atas menunjukkan bahwa biografi (liezhuan) merupakan salah satu dari dua unsur utama penulisan sejarah dalam Sejarah Standar. Unsur yang lain adalah annal (biannianti: ji). Bentuk ini dikenal sebagai jizhuanti (Bentuk Annal-Biografi). Karya-karya biografis, terutama yang ditulis sejak seribu tahun terakhir, masih tersimpan di berbagai perpustakaan Cina dalam jumlah yang luarbiasa banyak. Dalam tradisi Cina, istilah juan (gulungan) dipakai sebagai satuan ukuran buku (jilid; volume). Dua Puluh Enam Sejarah Dinasti, misalnya, terdiri atas 4052 juan. Dari 4052 juan, 62,3 persen atau 2522 juan memuat biografi. Bagian selebihnya terdiri atas Annal Dasar (459 juan), Keluarga-Keluarga Turunan (70 juan), Tabel (161 juan) dan Risalah (840 juan). Dalam Sejarah Standar, penulisan biografi terdiri atas tiga bentuk utama, yaitu :
1.Zhuanzhuan (biografi tunggal),
2.Hezhuan (biografi paralel atau gabungan), yang memuat riwayat dua orang secara berdampingan,
3.Fuzhuan (biografi cantelan), yang menyertakan juga riwayat orang-orang kurang penting sebagai pelengkap figur utama.

Selain liezhuan yang ada dalam Sejarah Standar, klasifikasi tradisional juga menempatkan zhuanji (Memoar Biografis) sebagai salah satu kategori sejarah yang utama. Pengelompokkan biografi dalam zhuanji terbagi dalam lima macam, yaitu :
1.Biografi Peringatan (muzhi; xingzhuang), yang sebagian besar berfungsi ritual atau sosial. Termasuk di dalam bentuk ini adalah muberi (inskripsi kuburan), jiwen atau diaowen (pidato penguburan), aicu (syair ratapan), dll;
2.Biografi Sejarah (liezhuan), jenis tulisan yang juga terdapat dalam Sejarah Standar. Tulisan-tulisan ini cenderung memberikan gambaran mengenai pola moral dan karena itu biasanya dirangkai dalam kelompok-kelompok dengan tema yang serupa;
3.Biografi Kronologis (nianpu). Bentuk penulisan ini merupakan aplikasi gaya annal pada bahan-bahan biografis sehingga menghasilkan tulisan-tulisan biografi yang lebih rinci; kehidupan seseorang dicatat dengan cermat, tahun per tahun;
4.Silsilah (zongpu,zupu, jiapu), yang memuat catatan-catatan tentang garis keturunan keluarga-keluarga kerajaan dan kaum bangsawan, dan juga kumpulan silsilah keluarga dan klan;
5.Instruksi Keluarga (jiaxun, jiagui, jiayue), yang memuat sumber-sumber penting tentang pendidikan dan organisasi keluarga dan klan.
Di Cina biografi telah menjadi ragam sejarah yang penting. Penekanan pada penulisan biografi menunjukkan adanya keyakinan yang kuat atas kemampuan individu dalam menentukan nasibnya sendiri dan dalam mengontrol proses sejarah. Peran penyebab dan tenaga penggerak yang dimainkan individu tertentu dalam sejarah amat ditekankan. Tokoh dan penokohan dengan demikian menjadi sangat lazim dipakai sebagai muslihat naratif, baik dalam historiografi maupun fiksi. Dan satu hal yang penting adalah bahwa melalui bentuk-bentuk naratif biografis inilah dapat ditelusuri keterkaitan sifat-sifat struktural dari penulisan sejarah dan fiksi.

0 komentar

Post a Comment

Setelah membaca posting Berikan Komentar anda untuk memperbaiki kesalahan tulisan kami..