Slide K.I.S.A.H

Bundaran Batu Satam, Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Pantai Tanjung Tinggi, Belitung.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Gunung Bromo, Jawa Timur.
Kebun Teh Ciater, Bandung, Jawa Barat.
Desa Saleman, Pulau Seram, Maluku Tengah.
Ranu Kumbolo, Gunung Semeru, Jawa Timur.
Kampung Bajo, Kaledupa, Wakatobi.
Pantai Pink, Lombok, NTB.
Candi Prambanan, Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Sawah Tegalalang, Gianyar, Bali
Suku Sasak, Lombok, NTB.
Wae Rebo, Manggarai, NTT.

TINJAUAN UMUM NEGARA AFGHANISTAN


Afghanistan adalah negeri daratan yang begunung-gunung dan tidak memiliki pantai serta akses laut yang teletak di kawasan Asia Tengah. Luas wialyahnya 657,500 kilometer persegi, hampir sama luasnya dengan pulau Kalimantan, negeri Serawak, dan Sabah serta kesultanan Brunei Darussalam jika dijadikan satu. Letak negeri Afghanistan berbatasan dengan republik Tarjikistan, Uzbekistan, Turkmenistan dan Cina dibagian utara, sedangkan bagian barat berbatasan dengan Iran. Di timur dan selatan berbatasan dengan Pakistan.
Di bagian Selatan Afghanistan tanahnya terdiri dari daratan rendah yang gersang, yang setiap saat disapu oleh angin gurun yang kering dan panas. Dibagian utara lebih banyak terdapat pegunungan yang memiliki jurang yang terjal. Jalan yang ada di kawasan ini hanya jalan setapak yang meliuk-liuk mengikuti tebing jurang. Di jurang terdapat ratusan ribu gua dan terowongan bekas, irigasi, yang disebut “Karez”, berupa sistem jaringan bawah tanah yang masing-masing beratus kilometer panjangnya. Di perbatasan timur laut terdapat Celah Kheybar yang sangat terkenal yang menghubungkan antara Afghanistan dan Pakistan. Di Utara terdapat Celah Salang, gerbang yang menghubungkan Afgahnista dan Tajikistan.
Bangsa Afghan dengan bangga selalu menyebut bahwa setiap kalinya tanah Afghanistan selalu menjadi kuburan bagi para musuh. Separuh wilayah dari bagian utaranya terdapat dataran tinggi dari pegunungan Hindu-Kush dan Pamir, yang merupakan bagian dari pegunungan Himalaya dengan puncaknya yang selalu dipenuhi salju. Dibeberapa tempat di daerah ini dijadikan sebagai basis Taliban yang hampir mencapai ketingian lebih dari 1.200 meter dari permukaaan laut.
Iklim Afghanistan dipengaruhi oleh oleh iklim kotinental. Suhu bisa sangat tinggi pada musim panas dan turun menjadi sangat tinggi pada musim dingin. Di musim panas suhu mencapai 45 derajat celcius di siang hari, sementara dimusim digin suhu turun mencapai 25 derajat dibawah titik beku. Di kota Kabul pada musim dingin salju dapt mencapai ketinggian 1,5 meter di atas permukaan tanah. Musim dingin di negara ini dimulai sejak pertengahan november setiap tahun dan berlanjut hingga bulan maret. Pada suhu dibawah 0 dengan salju yang tinginya di atas 1 meter, jika terjadi pertempuran akan mengakibatkan kondisi yang tidak nyaman bagi para penyerbu ke Afghanistan.
Afghanistan merupakan negeri yang memiliki beragam etnik dan menyebut dirinya bangsa Afghan. Tidak ada catatan yang pasti tentang penduduk Afghanistan saat ini, karena tidak ada sensus resmi. Kesulitan dari mereka adalah bahwa penduduk mereka masih nomaden. Diperkirakan pada tahun 2000 penduduknya kira-kira mencapai 26,8 juta jiwa yang pada umumnya hidup dari berladang.
Penduduk Afghanistan terdiri dari 21 suku dan tidak kurang dari 30 bahasa daerah dengan pemahaman keagamaan dan budaya yang beragam. Etnik terbesar di Afghanistan adalah suku Pathan yang berbahasa Pashtoo. Namun, 50% menggunakan dialek yang berasal dari bahasa Parsi. Etnik Pathan adalah kelompok mayoritas pengikut Al Sunnah wal-Jamaah dari mahzab Hanafiyah, yang jumlahnya 38% dari jumlah penduduk. Etnik kedua terbesar adalah Tadjik yang berbahasa Parsi yang jumlahnya 20-25% dari jumlah penduduk. Selain itu Suku Hazara yang merupakan turunan dari bangsa Mongol yang memasuki Afghanistan pada tahun ke-13 yang jumlahnya 19-20%, bersama-sama dengan suku Tadjik menganut aliran Syi’ah. Diantara semua etnik yang ada, etnik Aimaq dan Uzbek adalah etnik yang paling mencolok dengan ras mongolnya yang jumlah penduduknya 6% di Afghanistan. Sementara itu 2 etnik lainnya yaitu suku Turkoman dan Kyrgiz yang merupakan keturunan dari bangsa Turki sebesar 2%.
Hampir separuh dari penduduknya yang sebesar 26,8 juta jiwa itu, 42% terdiri dari anak-anak yang berusia 14 tahun. Ditambah dengan orang-orang jompo yang ada membuat 2/3 dari penduduknya adalah tenaga kerja non-produktif. Angka kematian anak-anak dibawah usia lima tahun (Balita) mencapai 147 untuk setiap 1000 jiwa. 15% penduduk Afghanistan dapat membaca, sedangkan 85% lagi tidak berhasil mencapai pendidikan dasar sekalipun.
Kehidupan masyarakat Afghanistan diatur bedasarkan syari’at agama Islam yang merupakan mayoritas agama disana, syaria’at ini dikenal oelh pihak asing sebagai “hukum adat” (Tribal Law). Kewibawaan para ulama yang lebih dikenal dengan gelar Mullah yang sangat kuat. Untuk memenuhi kebutuhan tantangan kehidupan modern pemerintah Afghanistan mendirikan sekolah-sekolah tinggi agama untuk mempersiapkan para ulama yang lebih handal menghadapi tantangan yang ada.

Sejarah Awal Afghanistan
Afghanistan, disebut persimpangan jalan Asia Tengah, yang memiliki sejarah panjang yang bergejolak. Pada tahun 356-328 SM, Iskandar Zulkarnain yang lebih dikenal dengan Alexander the Great memasuki wilayah Afghanistan yang ingin menaklukan hindustan melalui celah salang dan celah keybar. Invasi Iskandar Zulkarnain terhenti di Gandara yang sekarang disebut Kandahar. Pada tahun 642 ditaklukan oleh panglima Khalid bin Walid seiring dengan jatuhnya kekasiaran Persia. Sejak itulah Afghanistan menjadi benteng agama Islam. Pada Tahun 1219 seluruh kawasan Asia Tengah jatuh ketangan Gerombolan Mongol di bawah pimpinan Genghis Khan, termasuk Afghanistan. Kota-kota yang subur dan menjadi peradaban agama islam dihancurkan diantaranya kota Herat, Ghazni, dan Balkh. Setelah Genghis Khan meninggal, keturunanya tetap berkuasa yaitu kerajaan Moghul Islam di wilayah Hindustan yang mencakup juga wilayah Afghanistan sekarang. Pada tahun 1545, penguasa Mughal Humayun menaklukkan Kandhar, dan tahun berikutnya, ia menaklukkan Kabul. Afghanistan di bawah pemerintahan Mughal sampai tahun 1737.
Pada tahun 1747 seorang kepala suku Pathan yang bernama Ahmad Shah Durani memimpin pemberontakan, menyatukan suku-suku yang ada dan mendirikan Afghanistan sebagai sebuah kerajaan yang bersatu dengan nama Dinasti Durrani, Ahmad Shah terpilih sebagai raja oleh sebuah dewan kesukuan setelah pembunuhan Nadir Shah penguasa Persia di Khabushan pada tahun yang sama. Wilayah Afghanistan di bawah Dinasti Durrani membentang dari Mashad di Iran sampai ke Delhi di India, dari sungai Amu Darya di Himalaya hingga sampai ke laut Arab. Wilayahnya kemudian mengecil seiring dengan hadirnya East India Company di India dan kudeta oleh konfederasi suku-suku Pathan yang bantu oleh Uni Soviet pada tahun 1778, yang ingin mendapatkan jalan keluar pelabuhan air panas di laut Arab. Dinasti Durrani tidak bertahan lama, pada tahun 1842 dinasti ini digulingkan dan digantikan oleh dinasti Barakzai.
Tahun 1800 merupakan masa bergejolak bagi Afghanistan, negara-negara seperti Inggris dan Rusia saling bersaing untuk mendapatkan Afghanistan sebagai wilayah kekuasaan kerajaan mereka. Tujuan merebut Afghanistan adalah menginginkan jalan keluar samudera Hindia dan Pasifik. Ancaman utama bagi penduduk Afghanistan berasal dari orang-orang Inggris yang terus-menerus menyerang mereka. Terlebih ketika kekuatan ketiga muncul di Mesir dan Hindia Timur yaitu perancis dibawah kekaisaran Napoleon Bonparte. Pergulatan kekuasaan memperebutkan wilayah yang sangat stategis itu memicu dua kali perang Afghanistan, yang dinamakan “The Great Game” antara Inggris dan Uni Soviet. Pertempuran yang bersejarah ini terjadi antara 1839-1842, yang disebut sebagai "The First Anglo-Afghan War". Hasil dari perang ini adalah kekalahan bagi Inggris pemusnahan seluruh pasukan Inggris di Afghanistan.
Namun Inggris menggunakan cara lain untuk tetap berada di Afghaistan. Inggris berupaya untuk mengajak Muhammad Khan untuk menjalin persahabatan. Muhammad Khan, yang memerintah Afghanistan dari 1842 sampai Sher Ali menggantikannya. Muhammad Khan memelihara hubungan persahabatan dengan Inggris, tetapi anaknya Sher Ali sisi dengan Rusia. Hal ini menyebabkan Perang Anglo-Afghan Kedua, yang berlangsung 1878-1881. Banyak pertempuran berat berperang, di mana Afghanistan kehilangan beberapa daerah di sekitar Bolan dan di lembah Karam ke Inggris dan Inggris berhasil membendung ambisi Uni Soviet untuk membangun pelabuhan air hangat.
Perang ini membawa Amir Abdur Rahman ke tahta Afghanistan. Selama kekuasaannya (1880-1901), Inggris dan Rusia secara resmi ditetapkan batas-batas kekuasaan di Afghanistan. Inggris mempertahankan kontrol yang efektif atas urusan luar negeri ini. Afghanistan tetap netral selama Perang Dunia I, meskipun dorongan Jerman perasaan anti-Inggris dan pemberontakan Afghanistan sepanjang perbatasan India. Raja Afghanistan menetapkan kebijakan tentang netralitas meskipun tidak universal di dalam negeri. Namun Habibullah, putra Abdur Rahman, dibunuh pada 1919, kemungkinan oleh anggota keluarga yang menentang pengaruh Inggris. putra ketiga-Nya, Amanullah, menyerang inggris dalam perang Anglo-Afghan ketiga dengan serangan di India pada tahun yang sama. Selama konflik berikutnya, Inggris mengalami kelelahan dan melepaskan kontrol mereka atas urusan luar negeri Afghanistan dengan menandatangani Perjanjian Rawalpindi pada bulan Agustus 1919. Untuk memperingati peristiwa ini, Afghanistan merayakan 19 Agustus sebagai hari kemerdekaan mereka.
Periode tahun 1919 M - 1929 M reformasi Amanullah Khan
Raja Amanullah Khan yang berkuasa dari 1919 - 1929 yang telah berhasil mengalahkan Ingris dan mendapat kemerdekaan politik luar negeri Afghanistan dari Inggris, telah melakukan diplomasi untuk menjalin hubungan internasional dengan negara-negara lain. Ketika Raja Amanullah Khan melakukan kunjungan ke negara-negara Eropah dan Turki ternyata situasi dan politik Eropah dan Turki telah mempengaruhi banyak pemikiran Raja Amanullah Khan ini. Misalnya Aminullah Khan membebaskan memakai tudung dan cadar bagi wanita muslim, sekolah-sekolah umum dibangun. Tetapi kebijaksanaan politik yang radikal ini ternyata mendapat tantangan dari kaum ulama, para pimpinan muslim, dan pasukan angkatan bersenjata, sehingga Raja Amanullah Khan dipaksa turun tahta pada bulan Januari 1929 setelah ibu kota Kabul jatuh menyusul setelah Bacha i Saqao dapat diduduki.
Periode tahun 1929 M - 1973 M Dinasti Nadir Shah dan Zahir Shah.
Setelah Raja Amanullah Khan dijatuhkan, muncullah sepupu Amanullah Khan, Putra Mahkota Nadir Khan dari suku Pashtun naik ke atas tahta kerajaan Afghanistan pada bulan Oktober 1929 dan dideklarkan sebagai Raja Afghanistan. Dimana Raja Nadir Khan ini mengembalikan kembali kebijaksanaan politik sekular yang telah dijalankan oleh Raja Amanullah Khan. Tetapi 4 tahun kemudian pada tahun 1933 Raja Nadir Khan dibunuh oleh seorang pelajar dari Kabul.
Pengganti Raja diangkat Mohammad Zahir Shah, putra Nadir Khan yang masih berusia 19 tahun untuk memegang tahta kerajaan Afghanistan dari tahun 1933 - 1973. Sampai tahun 1946 Mohammad Zahir Shah dalam memimpin Kerajaan Afghanistan dibantu oleh pamannya Mohammad Hashim yang memegang jabatan sebagai Perdana Menteri. Kemudian dari sejak tahun 1946 jabatan Perdana Menteri dipegang oleh pamannya Mohammad Zahir Shah yang lain, yaitu Shah Mahmud. Pada tahun 1953 jabatan Perdana Menteri digantikan oleh Mohammad Daud Khan, sepupu Raja Mohammad Zahir Shah.
Mohammad Daud Khan ini mempunyai hubungan erat dengan Uni Soviet dan sangat antipati kepada Pakistan. Ketika adanya pertentangan dengan Pakistan, yang menimbulkan krisis ekonomi di Afghanistan, maka Perdana Menteri Mohammad Daud Khan diminta untuk mengundurkan diri pada tahun 1963. Kemudian dari tahun 1963 sampai tahun 1973 Raja Mohammad Zahir Shah sendiri yang memegang kendali kerajaan.
Pada tahun 1964 Raja Mohammad Zahir Shah membentuk dua kamar lembaga legislatif dimana sepertiga dari kedua kamar legislatif itu diangkat oleh Raja. Sepertiga anggota legislatif dipilih rakyat, dan sepertiganya lagi dipilih tidak langsung oleh anggota majelis dari tiap Propinsi. Lalu membuat konstitusi baru. Pada masa kekuasaan Raja Mohammad Zahir Shah inilah diberikan kebebasan membentuk partai politik.
Dalam 40 tahun pemerintahan Zahir Shah, beliau terampil mempromosikan kepentingan Afghanistan. Beliau melakukan sikap netralitas dalam masa perang dingin dan berhasil melakukan gerakan Non-Blok untuk mendapatkan manfaat dari para pemain utama di kedua sisi, baik Amerika Serikat dan Uni Soviet guna membangun jalan raya dan rumah sakit, dalam suasana hati persaingan kedua negara adikuasa.
Diantaranya partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan yang mempunyai hubungan erat dengan Uni Soviet. Pada tahun 1967 partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan pecah menjadi dua bagian. Faksi Khalq yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin yang didukung oleh elemen-elemen dari angkatan bersenjata Afghanistan dan faksi Parcham yang dipimpin oleh Babrak Karmal.
Afghanistan Boneka Uni Soviet
Setelah Perang dunia Ke-2 Uni Soviet memulai sebuah kampanye yang penuh semangat untuk kembali melebarkan kekuasaannya. Mengambil sebagian daerah-daerah muslim yang sama sekali tidak mengalami kesulitan. Afghanistan dapat dengan mudah diserang dan setelah ditaklukan maka cita-cita bangsa rusia dahulu untuk mendapatkan daerah teluk tercapai. Uni Soviet untuk mendapatkan keinginnannya tersebut menggunakan 3 langkah :
1.Mengklaim bahwa komunisme yang dibawah Uni Soviet adalah reformasi sosial, dengan membodohi publik bahwa komunisme memberikan kesamaan status kepada para petani dan pemilik tanah.
2. Setelah seluruh golongan bawah sudah jatuh ketangan komunis, para agen bergegas ke arah para bangsawan.
3.Setelah semua negara sudah siap dan menganut komunis, maka mereka siap mengirim bala tentara sepenuhnya untuk mengambil alih seluruh kekuasaan negara tersebut.

Dalam kasus Afghanistan, Soviet melakukan langkah 1 dan 2 di atas dengan relatif tidak mengalami kesukaran. Pada masa Raja Zahir Shah, Amerika Serikat mencoba menjadi sekutu. Meskipun begitu selama langkah ke-2 dari pengabil-alihan Uni Soviet, banyak pemberontakan mengenai anti Islam. Tahun 1972 ketika Zahir Shah di rasa tidak mampu melawan pemberontakan lalu memecatnya. Boneka Uni soviet selanjutnya pada masa Raja Daudd Khan. Pemberontakan yang terjadi pada masa Zahir Shah akhirnya di tindak keras oleh pemimpin Afghanistan ini dan menangkap dan memenjarakan para pemimpinnya dan pekerjaannya. Namun dengan itu malah membuat gerakan ini semakin kuat, dengan beberapa tokoh seperti Hikmatyar dan Rabbani semakin kuat, dimana dia semakin bersatu dan melakukan serangan-serangan kecil.
Pada Tahun 1978, Uni Soviet memutuskan untuk cukup menggunakan Daud Khan, dengan menggantinya kepada Noor Muhammad Turakai, membunuh Daud Khan dan mengambil alih kekuasaan. Turakai adalah seorang pemimpin komunis dari “partai Khalq” yang melucurkan revolusi merah dan melantik pemerintahan komunis di Afghanistan. Tindakan ini segera mendorong dilakukannya gerakan Jihad untuk seluruh negara. 98% dari rakyat berada di pihak para ulama dan mendukung jihad, 2 % lagi dikendalikan oleh pemerintah adalah para komunis yang sangat buruk.
INVASI UNI SOVIET KE AFGANISTAN (1979-1989)
Perang Soviet-Afganistan merupakan masa dimana Uni Soviet berusaha mempertahankan pemerintahan komunis Afganistan, yaitu pemerintahan dibawah Partai Demokrasi Rakyat Afganistan menghadapi Mujahidin Afganistan yang ingin menggulingkan pemerintahan. Uni Soviet mendukung pemerintahan Afganistan, sementara para Mujahidin mendapat dukungan dari banyak negara, antara lain Amerika Serikat dan Pakistan. Pasukan Soviet pertama kali sampai di Afganistan pada tanggal 25 Desember 1979 dan mengumumkan bahwa semua pasukan mereka ditarik dari Afganistan pada tanggal 15 Februari 1989. Karena banyaknya biaya dan kesia-siaan konflik ini, Perang Soviet-Afganistan sering disamakan dengan Perang Amerika-Vietnam. Perang ini memiliki dampak yang sangat besar dan merupakan salah satu faktor tidak langsung runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.

a.Latar Belakang Invasi Uni Soviet ke Afganistan
Sekilas Hubungan Afganistan-Soviet
Perang Dunia I berakhir dan membawa dampak yang sangat besar bagi dunia, tidak terkecuali Afganistan. Tumbangnya Kekhalifahan Turki Usmani dan pembaruan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasha memberikan pengaruh yang besar bagi rezim-rezim pemerintahan di dunia muslim. Emir Afganistan, Amanullah Khan begitu memegang kekuasaan tahun 1919 mengunjungi Turki dan kembali ke Afganistan dengan membawa ide-ide modern sekuler Turki dibawah Kemal Pasha. Segera setelah itu, hukum-hukum sekuler diberlakukan di Afganistan. Disamping itu, begitu pemerintahan komunis berdiri setelah Revolusi Bolshevik di Rusia tahun 1917, pada tahun 1920, Amanullah Khan mengirim surat yang khusus ditujukan kepada Vladimir Lenin sebagai ucapan selamat atas didirikannya negara komunis Rusia yang dilihatnya akan membebaskan dunia dari belenggu feodalisme dan imperialisme. Dalam surat itu juga Amanullah Khan menawarkan hubungan diplomatik dengan pemerintah Bolshevik Rusia.
Segera setelah itu, pemerintah Bolshevik Rusia memberi bantuan terhadap Afganistan dalam bentuk jutaan Rubel emas, senjata ringan, amunisi, dan sedikit pesawat untuk membantu Afganistan melawan Inggris. Pada tahun 1924, Uni Soviet kembali memberikan bantuan militer kepada Afganistan. Mereka memberi Afganistan bantuan persenjataan, pesawat tempur dan juga pelatihan petugas keamanan di Tashkent. Kerjasama militer antara Soviet-Afganistan ditingkatkan pada tahun 1956, dimana kedua negara menandatangani perjanjian. Menteri Pertahanan Uni Soviet sejak itu bertanggung jawab untuk melatih semua opsir militer Afganistan.
Tujuan Invasi Uni Soviet ke Afganistan
1.Perluasan Politik Air Hangat Rusia (Stremleniye k Teplomu Moryu)
Revolusi 1917 yang mengakhiri kekuasaan Tsar Rusia tidak serta merta mengakhiri kebijakan luar negerinya. Terdapat dua kebijakan Tsar yang masih dilanjutkan oleh pemerintahan komunis Uni Soviet yakni politik ekspansif sebagai salah satu jalan untuk mencapai cita-cita Pan-Slavia dan politik air hangat dimana Rusia akan selalu berusaha untuk mencari daerah yang memiiliki laut terbuka. Untuk kebijakan pertama, pasca-Perang Dunia II, Stalin berhasil mencapai cita-cita Pan-Slavia dimana seluruh negara-negara Slavia di Eropa Timur dipersatukan dibawah komando Uni Soviet bahkan semakin luas dengan ditambah negara-negara non-Slavia seperti Jerman Timur dan Ceko. Dalam menjalankan politik air hangat, Uni Soviet masih menghadapi berbagai kendala dimana sasaran utamanya adalah Selat Bosporus dan Selat Dardanela yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Tengah hingga pada akhirnya menghubungkan Rusia ke Samudera Atlantik maupun ke Samudera Hindia melalui Terusan Suez. Upaya perluasan pengaruh dalam rangka mengambil alih kendali atas Selat Bosporus dan Selat Dardanela menghadapi jalan buntu dimana Doktrin Truman memberikan bantuan besar-besaran bagi Turki dalam upaya membendung ekspansi Uni Soviet.
Melihat sulitnya mengambil alih Selat Bosporus dan Selat Dardanela, Stalin mengubah strateginya ke Timur Jauh. Ia memperluas pengaruh Soviet untuk memperkuat Angkatan Laut Soviet yang bermarkas di Vladivostok. Stalin berupaya memperluas pengaruh lautnya dengan mendukung rezim Korea Utara lalu mencoba menginvasi Korea Selatan dan menggabungkan Korea Selatan dan Korea Utara dibawah rezim komunis. Namun hal ini gagal karena Pasukan PBB berhasil menguasai Korea Selatan sehingga Semenanjung Korea tetap terpisah. Namun perluasan pengaruh Soviet atas laut di Timur Jauh masih lebih berhasil dibanding upaya merebut kendali Selat Bosporus dan Selat Dardanela di Turki. Soviet masih memiliki pangkalan angkatan lautnya di Vladivostok ditambah dengan berdirinya Republik Rakyat Cina yang komunis dibawah sekutu Stalin, Mao Zedong.
De-Stalinisasi Khrushchev berimbas pada merenggangnya hubungan Soviet dan RRC sehingga politik air hangat Rusia di Timur Jauh akan mendapat ganjalan baru selain pengaruh Barat. Segera Khrushchev mengalihkan perhatiannya ke Samudera Hindia dengan bersekutu dengan India. Di India, Soviet membangun pos-pos angkatan lautnya sembari melakukan transfer teknologi persenjataan ke India. Namun, pos-pos Angkatan Laut Soviet di India tidak terhubung langsung dengan wilayah Soviet sehingga kapal-kapal Angkatan Laut Soviet harus memutar melalui Samudera Pasifik atau Terusan Suez yang membutuhkan biaya dan waktu tempuh yang ekstra.
Pada era Brezhnev, kedudukan Soviet di Timur Jauh semakin terancam baik oleh RRC maupun Amerika Serikat. Konflik perbatasan antara Soviet dan RRC di Sungai Ussuri, Siberia Timur tahun 1969 menambah renggangnya hubungan kedua negara ditambah dengan normalisasi hubungan Amerika Serikat dengan RRC. Situasi demikian semakin mendorong Brezhnev untuk mempercepat dan meningkatkan pengaruhnya atas Afganistan. Afganistan dipilih karena selain sudah terdapat pemerintahan yang condong ke Soviet juga letak strategis Afganistan yang menghubungkan Soviet dengan India, negara dimana Soviet membangun pos-pos angkatan lautnya. Dengan demikian, Afganistan menjadi target berikutnya dari politik air hangat Rusia.
2.Upaya Membendung Hegemoni Amerika Serikat di Timur Tengah
Keikutsertaan militer Rusia di Afganistan memiliki sejarah yang panjang, berawal pada ekspansi Tsar pada “Permainan Besar” antara Rusia dengan Britania Raya yang dimulai pada abad ke-19. Ketertarikan Rusia akan daerah ini berlanjut pada masa Soviet dengan adanya bantuan ekonomi dan militer besar-besaran untuk Afganistan pada tahun 1955 sampai 1978.
Berdasarkan laporan CIA, upaya membendung komunisme Soviet akan lebih efektif jika dilakukan melalui Timur Tengah. Peningkatan pengaruh Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah mulai terlihat ketika dibentuknya CENTO (Central Treaty Organization) atau lebih dikenal sebagai METO (Midle East Treaty Organization) pada 1954 yang merupakan bentuk pakta militer sebagaimana NATO di kawasan Atlantik Utara. Amerika Serikat juga berkepentingan dalam pengembangan strategi penghancuran Uni Soviet dari Timur Tengah. Agen-agen CIA telah disebarkan ke seluruh negara-negara Timur Tengah hingga ke perbatasan Uni Soviet di Asia Tengah.
Pada Februari 1979, Revolusi Islam Iran telah mengusir rezim shah yang didukung oleh Amerika Serikat. Di Uni Soviet, tetangga Afganistan yang terletak di sebelah utara, lebih dari 20% populasinya adalah muslim. Banyak muslim Soviet di Asia Tengah mempunyai hubungan yang baik terhadap Iran maupun Afganistan. Uni Soviet juga telah terpojok oleh situasi dimana Amerika Serikat telah menurunkan 20 kapal, termasuk dua pesawat pengangkut sebagai reaksi Revolusi Iran. Pada Maret 1979, Amerika Serikat mencanangkan perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir. Pemimpin Uni Soviet melihat perjanjian damai antara Israel dan Mesir sebagai langkah peningkatan kekuatan Amerika Serikat di daerah tersebut. Dalam koran Soviet dinyatakan bahwa Mesir dan Israel sekarang adalah sekutu dari Pentagon. Uni Soviet melihat perjanjian tidak hanya perjanjian tertulis di antara dua negara tapi juga persetujuan militer. Selain itu, Uni Soviet menemukan bahwa Amerika Serikat menjual lebih dari 5.000 peluru kendali ke Arab Saudi dan juga membantu atas kesuksesan pertahanan Yaman melawan faksi Komunis. Republik Rakyat Cina juga menjual RPG (granat berpeluncur roket) Tipe 69 kepada kelompok anti-Soviet dalam kooperasi dengan CIA. Kemudian, hubungan erat Uni Soviet dengan Irak merenggang karena Irak pada Juni 1978 mulai membeli senjata yang dibuat Perancis dan Italia, dan bukan senjata buatan Uni Soviet. Beberapa partai memberikan bantuan mereka untuk membantu Mujahidin dalam alasan untuk menghancurkan pengaruh Uni Soviet.

3.Perluasan Doktrin Brezhnev
Selain perluasan politik air hangat dan upaya untuk membendung perluasan pengaruh Amerika Serikat di Timur Tengah, Doktrin Brezhnev juga berperan dalam intervensi Soviet di Afganistan. Penerapan Doktrin Brezhnev di Cekoslovakia, Hongaria dan Polandia mempertegas pendirian Soviet untuk mempertahankan pengendaliannya atas negara-negara satelit di Eropa Timur. Tetapi pada tahun 1979, Brezhnev mengambil langkah yang berani untuk memperluas blok Soviet dengan mengambil suatu arah baru. Ia menginginkan intervensi militer di Afganistan untuk mendukung rezim komunis yang pro-Moskow. Ia sangat yakin karena sebelumnya dalam Perang Vietnam, milisi Vietkong yang dibantu militer Soviet menang telak atas Amerika Serikat dan berhasil menyatukan dua Vietnam dibawah kekuasaan komunis. Keberhasilan Brezhnev dalam Perang Vietnam mendorong ia melancarkan intervensi militer serupa di Afganistan. Selain itu, figur Brezhnev juga berperan dalam penentuan intervensi militer ke Afganistan. Perlu dicatat bahwa Brezhnev sendiri adalah tokoh yang sangat ambisius dan haus prestise. Dalam sejarah kemiliteran Soviet, hanya Marsekal Georgy Zhukov yang mendapat bintang emas empat kali, Stalin saja hanya dua kali namun Brezhnev menginginkan hal yang sama dengan Zhukov.
4.Perang Melawan Narkotika
Agen-agen CIA melihat peluang penghancuran Soviet melalui penyelundupan narkotika yang banyak dihasilkan di negara-negara tetangga Soviet seperti Pakistan dan Afganistan. Afganistan merupakan penghasil opium terbesar di dunia dan Amerika Serikat membayar tinggi kepada petani opium untuk diselundupkan ke Soviet.
Para pejabat Amerika menolak untuk menyelidiki tuduhan heroin karena kebijakan narkotika Amerika Serikat di Afganistan telah bersubordinasi terhadap perang melawan pengaruh Soviet di Timur Tengah. Pada tahun 1995, mantan direktur CIA yang beroperasi di Afganistan, Charles Cogan mengakui bahwa CIA memang telah mengorbankan perang melawan narkotika demi memenangkan Perang Dingin. Berikut ini pernyataan Cogan mengenai operasi opium di Afganistan :
“ “Misi utama kami adalah untuk melakukan kerusakan sebanyak mungkin untuk Soviet. Kami tidak benar-benar memiliki sumber daya atau waktu untuk mengurus suatu penelitian dari perdagangan obat bius,... Saya tidak berpikir bahwa kita perlu meminta maaf untuk ini. Setiap situasi memiliki dampaknya.... Ada kejatuhan dalam hal obat, ya. Namun tujuan utama tercapai. Soviet sudah hancur.” ”
KGB mensinyalir dalam beberapa kesempatan bahwa agen CIA membantu menyelundupkan opium dari Afganistan, baik ke Barat dalam rangka untuk mengumpulkan uang untuk gerakan perlawanan Afganistan atau ke Uni Soviet untuk melemahkan masyarakat Soviet melalui kecanduan narkoba. Profesor sejarah dari Universitas Wisconsin-Madison, Alfred McCoy dalam bukunya yang berjudul The Politics of Heroin : CIA Complicity in the Global Drug Trade menyebutkan bahwa CIA mendukung berbagai penguasa obat Afganistan, misalnya Gulbuddin Hekmatyar, Haji Ayub Afridi dan lain-lain. Ketika invasi Amerika Serikat ke Afganistan pada 2001 pun, Amerika dan NATO menolak permintaan Rusia untuk memberantas ladang opium di Afganistan. Pada tahun 2010, Rusia menuduh Amerika Serikat mendukung produksi opium di Afganistan yang berdampak pada pengrusakan generasi muda Soviet dan Rusia. Saat ini sebagai dampak dari produksi dan penyelundupan opium dan heroin di Afganistan pasca-Soviet, ada epidemi kecanduan heroin yang melanda 30.000 orang setiap tahun, sebagian besar kaum muda.
Pembentukan Republik Demokratik Afganistan yang Pro-Soviet
Republik Demokratik Afganistan adalah sebuah pemerintahan komunis yang berkuasa di Afganistan dari tahun 1978 sampai tahun 1992. Republik ini baik secara ideologi dan ekonomi bergantung kepada Uni Soviet. Pembentukan republik ini tidak terlepas dari Revolusi Saur yang menggulingkan pemerintahan Daoud Khan di tahun 1978.
Mohammad Zahir Shah naik tahta dan berkuasa dari tahun 1933 sampai 1973. Keponakan Zahir, Sardar Mohammad Daoud Khan, menjadi Perdana Menteri Afganistan dari tahun 1953 sampai 1963. Partai Demokrasi Rakyat Afganistan yang merupakan partai Marxis terus berkembang di tahun itu. Tahun 1967, Partai Demokrasi Rakyat Afganistan terbagi menjadi dua faksi yang saling bersaing. Pertama adalah faksi Khalq dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin dan yang kedua adalah faksi Parcham dipimpin oleh Babrak Karmal.
Perdana Menteri Daoud Khan merebut kekuasaan pada kudeta hampir tak berdarah pada tanggal 17 Juli 1973 diakibatkan karena korupsi dan kondisi ekonomi yang miskin. Daoud mengakhiri monarki, namun ambisinya dalam reformasi ekonomi dan sosial tidak berhasil. Rezim Daoud melakukan berbagai tindakan represi terhadap lawan-lawan politiknya, tidak terkecuali kaum perlawanan Islam maupun Partai Demokratik Rakyat Afganistan. Banyak pemimpin perlawanan Islam mengasingkan diri ke Pakistan akibat represi ini. Disamping itu, kebijakan represi rezim Daoud membuat Partai Demokrasi Rakyat Afganistan memanas dengan kematian anggota Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, Mir Akbar Khaiber. Kematian misterius Khaiber membuat munculnya banyak demonstrasi anti Daoud di Kabul dan mengakibatkan penangkapan atas beberapa pemimpin penting Partai Demokrasi Rakyat Afganistan.
Sebagai pundaknya, pada tanggal 27 April 1978, Partai Demokrasi Rakyat Afganistan menggulingkan dan mengeksekusi Daoud beserta anggota keluarganya. Kemudian, Sekjen Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, Nur Muhammad Taraki menjadi Presiden Dewan Revolusi dan Perdana Menteri negara yang baru, Republik Demokratik Afganistan.
Perpecahan di dalam Partai Demokrasi Rakyat Afganistan
Setelah revolusi, Taraki menjadi presiden, perdana menteri, dan Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Rakyat Afganistan. Namun politik masih tetap terpecah berdasarkan faksi, dengan Presiden Taraki dan Wakil Perdana Menteri Hafizullah Amin dari faksi Khalq melawan pemimpin Parcham seperti Babrak Karmal dan Mohammad Najibullah. Hal ini menghasilkan konflik yang menyebabkan pengasingan, eksekusi, dan pembersihan anggota-anggota Parcham. Babrak Karmal dipindahtugaskan menjadi Duta Besar Afganistan untuk Cekoslovakia.
Distribusi Pasukan Soviet di Afganistan
Pada tahun 1972, lebih 100 konsultan dan spesialis teknik Soviet dikirim ke Afganistan untuk melatih pasukan Afganistan. Setelah Partai Demokrasi Rakyat Afganistan merebut kekuasaan dari tangan Daoud, April 1978, pada bulan Mei 1978, pemerintah Soviet menandatangani perjanjian bilateral lainnya dan mengirim 400 penasihat militer Soviet ke Afganistan. Pada bulan Desember tahun 1978, Moskow dan Kabul mendistribusikan pasukan untuk membantu Afganistan atas permintaan Afganistan. Bantuan militer Soviet meningkat dan rezim Partai Demokrasi Rakyat Afganistan semakin tergantung pada peralatan militer dan penasihat militer Soviet.
Dengan Afganistan dalam kondisi yang mengerikan selama negara dilanda oleh berbagai pemberontakan, Uni Soviet mendistribusikan pasukan dengan mengirim pasukan ke-40 atas permintaan militer Afganistan. Pasukan ke-40 dibawah komando Marsekal Sergey Sokolov terdiri dari 3 divisi angkatan bersenjata, satu divisi pasukan payung dan satu brigade penyerang. Jika dijumlahkan, pasukan Soviet meliputi sekitar 80.000 pasukan, 1.800 tank dan 2.000 kendaraan tempur lapis baja lainnya.
Pemerintah Afganistan meminta agar pemerintah Soviet memasukan pasukan Soviet di Afganistan saat musim semi dan musim panas tahun 1979. Mereka meminta pasukan Soviet untuk menyediakan keamanan dan meningkatkan efektivitas pertarungan melawan Mujahidin. Pada 14 April, Pemerintah Afganistan meminta Uni Soviet mengirim 15 sampai 20 helikopter dengan awaknya ke Afganistan, dan pada 16 Juni, pemerintah Soviet merespon dan mengirim tank, BMP (kendaraan tempur infanteri), dan personel untuk menjaga pemerintah Afganistan di Kabul dan untuk mengamankan lapangan udara Bagram dan Shindand.
Dalam merespon permintaan ini, 1 batalion pasukan payung, dikomandoi oleh Letnan Kolonel Anatoly Lomakin, tiba di lapangan udara Bagram pada tanggal 7 Juli 1979. Mereka tiba tanpa alat pertempuran mereka, menyamar sebagai spesialis teknik. Mereka adalah penjaga pribadi Taraki. Prajurit payung telah diarahkan menuju penasehat militer senior Soviet dan tidak ikut campur dalam politik Afganistan.
Setelah 1 bulan, permintaan pemerintah Afganistan tidak lagi untuk kru individual dan sub-unit, tapi adalah resimen dan pasukan yang lebih besar. Pada tanggal 19 Juli 1979, pemerintah Afganistan meminta agar 2 divisi pasukan penembak dikirim ke Afganistan. Sehari setelah itu, mereka meminta 1 divisi pasukan payung untuk penjumlahan permintaan awal. Mereka mengulangi permintaan dan berbeda dengan permintaan itu atas bulan selanjutnya Desember 1979. Walapun begitu, pemerintah Soviet tidak terburu-buru untuk menyelesaikan permintaan ini.
b.Intervensi Militer Soviet ke Afganistan
Selama awal 18 bulan memimpin, Partai Demokrasi Rakyat Afganistan menerapkan program reformasi bergaya Soviet. Perubahan hukum tentang perkawinan dan tanah tidak diterima secara baik oleh masyarakat setempat yang mengikuti tradisi Islam. Akibat dari itu, ribuan anggota dari elit tradisional, pemuka-pemuka agama dan paranormal diadili.
Pertengahan tahun 1978, pemberontakan rakyat yang didukung oleh anggota garnisun daerah dimulai di Nuristan, daerah timur Afganistan dan perang saudara menyebar di seluruh negara. September 1979, Wakil Perdana Menteri Afganistan Hafizullah Amin merebut kekuasaan dan menyebabkan kematian Presiden Taraki. Lebih dari dua bulan ketidakstabilan menyebabkan pemerintahan Amin kewalahan sementara ia harus menghadapi lawannya di Partai Demokrasi Rakyat Afganistan.
Awal dari Kekacauan
Pada bulan Juni tahun 1975, kelompok militan dari Partai Jamiat Islami berusaha menjatuhkan pemerintahan Daoud. Mereka memulai pergerakan mereka di Lembah Panjshir, 100 kilometer di utara Kabul dan di beberapa provinsi lainnya. Meskipun begitu, pemerintah dapat meredakan kekacauan. Pemberontakan yang sesungguhnya dimulai tahun 1978, setelah pemerintahan Taraki memulai serangkaian reformasi yang ditujukan pada penghapusan feodalisme di masyarakat Afganistan. Reformasi ini memperkenalkan beberapa perubahan, tapi dipaksakan dengan cara yang brutal. Komunitas pedesaan Afganistan masih sangat tradisional dan perubahan telah merusak komunitas lokal. Selain itu reformasi pendidikan dan kebebasan wanita pun dianggap sebagai serangan melawan Islam. Maka dari itu, reaksi melawan reformasi tersebut adalah kekacauan, sebagian besar mengadakan pemberontakan.
Revolusi dimulai bulan Oktober bersama dengan suku Nuristan dari Lembah Kunar, dan dengan cepat menyebar di antara etnis lainnya, termasuk suku Pashtun. Pasukan Afganistan terserang wabah pembelotan dan moral yang kecil dan terbukti sepenuhnya tidak mampu mengatasi kekacauan. Saat musim semi tahun 1979, 24 dari 28 provinsi telah menderita akibat kekacauan dan pemberontakan. Pemberontakan mulai mengambil bagian di kota, bulan Maret tahun 1979 di Herat. Pasukan Afganistan yang dipimpin oleh Ismail Khan memberontak dan melakukan pembunuhan besar-besaran sekitar 100 penasihat Soviet. Partai Demokrasi Rakyat Afganistan membalas dengan melancarkan kampanye bombardemen yang membunuh 24.000 penduduk dalam satu kota. Pada bulan Mei tahun 1979, pemberontak membangun benteng pertama mereka di Pakistan untuk melatih pasukan untuk pertempuran di Afganistan.
Seperti pergerakan anti-komunis lainnya pada waktu itu, pemberontakan dengan cepat mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Seperti yang dinyatakan oleh pemimpin CIA dan Sekretaris Pertahanan, Robert Gates, dalam memoarnya From the Shadows, “...Badan Intelejen Amerika Serikat mulai membantu faksi yang melawan pemerintah 6 bulan sebelum pasukan Soviet datang.” Pada tanggal 3 Juli 1979, Presiden Jimmy Carter menandatangani izin bahwa CIA diberi kekuasaan untuk menyebar operasi propaganda melawan rezim komunis.
Penasihat politik Carter, Zbigniew Brzezinski memainkan peran fundamental dalam merakit kebijakan Amerika Serkat dimana tidak diketahui oleh Mujahidin adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk membujuk inteversi militer Uni Soviet. Tahun 1998 saat wawancara dengan Le Nouvel Observateur, Brzezinski menyatakan lagi :
“ “Operasi rahasia itu adalah ide yang sangat bagus. Ide itu memiliki pengaruh atas penarikan pasukan Uni Soviet menuju perangkap Afganistan... Hari dimana Soviet menyebrang perbatasan, saya menulis kepada Presiden Carter. Kita sekarang punya kesempatan memberikan Uni Soviet Perang Vietnamnya.”

Keputusan untuk Intervensi
Setelah perdebatan antara kubu pro dan kontra intervensi militer, di tahun 1979, pasukan Uni Soviet menginvasi Afganistan dengan tujuan mengamankan pemerintahan komunis pro-Moskow. Kubu pro-intervensi militer terutama dikomandoi oleh Menteri Pertahanan Marsekal Dmitri Ustinov, Wakil Menteri Pertahanan Marsekal Sergey Sokolov, Kepala GRU Letnan Jenderal Fyodor Ladygin dan Ketua Dewan Militer Jenderal Vasily Zaplatin. Sementara kubu kontra-intervensi militer dikomandoi oleh Menteri Luar Negeri Andrey Gromyko dan Direktur KGB Yuri Andropov. Walau memandang Afganistan sebagai prioritas KGB dan GRU mengingat wilayah Uni Soviet selalu terganggu oleh penyelundupan narkotika jenis opium dari Afganistan, terlihat perbedaan antara KGB dengan GRU. KGB yang merupakan dinas intelejen sipil menganggap tidak perlu dilakukan intervensi militer karena akan memperkeruh suasana di Afganistan disamping Uni Soviet akan menerima kecaman bertubi-tubi dari dunia internasional. Tetapi GRU yang merupakan dinas intelejen militer memandang situasi sudah memungkinkan untuk intervensi militer karena di dalam negeri Afganistan sendiri keadaan politik sudah sedemikian kacau.
Uni Soviet memutuskan untuk memberi bantuan kepada Afganistan dalam menjalankan revolusi. Pemimpin Soviet, berdasarkan informasi dari GRU, merasa bahwa Amin mendestabilisasikan situasi di Afganistan. GRU di Kabul telah memperingatkan orang yang hendak mengkudeta Amin dan pembunuh Taraki bahwa kepemimpinan Amin akan menuju ke “represi kasar” dan hasilnya aktivasi dan konsolidasi oposisi. Andropov sendiri awalnya menentang intervensi militer di Afganistan namun dengan berbagai tekanan akhirnya direktur badan intelejen terhebat di dunia itu menyetujui dikeluarkannya Keputusan TsK-KPSS No. 176/125 pada 12 Desember 1979 yang berisi intervensi militer untuk mengamankan pemerintahan Republik Demokratik Afganistan yang pro-Soviet.
Segera setelah itu, Soviet mendirikan komisi khusus di Afganistan atas arahan direktur KGB Yuri Andropov, Anggota Komite Sentral PKUS, Boris Ponomaryev dan Menteri Pertahanan Dmitri Ustinov. Pada akhir Oktober mereka melaporkan bahwa Amin membersihkan musuhnya, termasuk simpatisan Soviet, kesetiannya terhadap Moskow hanyalah bohongan dan dia sedang mecari jalur diplomatik dengan Pakistan dan jika mungkin, Republik Rakyat Cina.
Argumentasi terakhir untuk mengeliminasi Amin adalah informasi yang didapat oleh KGB dari agennya di Kabul. Menurut dugaan, dua pengawal Amin membunuh presiden Nur Muhammad Taraki dengan menggunakan bantal, dan Amin diduga adalah agen CIA. Nantinya, hal ini masih dibantah karena Amin selalu menunjukan keramahan kepada Uni Soviet. Jendral Vasily Zaplatin, yang merupakan Ketua Dewan Militer saat itu, menyatakan bahwa empat menteri muda Taraki bertanggung jawab atas destabilisasi namun Zaplatin gagal untuk menjelaskan ini.
Dimulainya Invasi
Pada tanggal 22 Desember, penasihat Soviet menyarankan kepada Angkatan Bersenjata Afganistan agar mereka melakukan pemeliharaan tank dan peralatan perang lainnya yang vital. Sementara itu, hubungan telekomunikasi keluar area Kabul diputus dan mengisolasi ibukota. Dengan memburuknya situasi keamanan, sebagian besar anggota Pasukan Payung Soviet bergabung dengan pasukan darat di Kabul. Segera, Amin memindahkan kantor presiden ke Istana Tajbeg, yang dipercaya bahwa di tempat tersebut lebih aman dari resiko-resiko lainnya yang mungkin terjadi.
Pasukan darat Soviet, dibawah komando Marsekal Sergey Sokolov memasuki Afganistan dari utara pada tanggal 27 Desember. Pada pagi hari, divisi pasukan payung Vitebsk mendarat di lapangan udara Bagram dan distribusi pasukan Soviet di Afganistan segera berlangsung. Pada saat itu juga, sejumlah 700 personel pasukan Soviet memakai seragam Afganistan, termasuk pasukan rahasia KGB Osnaz (Chasti Osobogo Naznacheniya) dan pasukan khusus GRU Spetsnaz (Voyska Spetsialnogo Naznacheniya) dari Grup Alpha (Spetsgruppa A Anti-Terror) dan Grup Zenith, mengambil alih pemerintah, militer dan bangunan-bangunan di Kabul, termasuk target utama mereka, Istana Tajbeg. Operasi dimulai pada pukul 19.00, ketika Grup Zenith meledakan pusat komunikasi Kabul, melumpukan komando militer Afganistan. Pada pukul 19.15, Operasi Badai-333 dimulai dengan tujuan yang jelas, untuk memberhentikan dan membunuh Presiden Hafizullah Amin. Operasi selesai seluruhnya pada pagi hari tanggal 28 Desember 1979.
Komando militer Soviet di Termez, Uzbekistan, mengumumkan di Radio Kabul bahwa Afganistan telah dibebaskan dari kepemimpinan Amin. Siaran Radio yang menurut orang dari Stasiun Radio Kabul, tapi diidentifikasikan bahwa sebenarnya berasal dari sebuah fasilitas di Uzbekistan, mengumumkan bahwa eksekusi Hafizullah Amin terselenggara oleh Komite Pusat Revolusi Afganistan (Afghan Revolutionary Central Committee). Atas dukungan militer Soviet, komite tersebut kemudian memilih Babrak Karmal sebagai kepala pemerintahan, yang sebelumnya merupakan mantan perdana menteri yang dipaksa mundur dan dipindahtugaskan menjadi duta besar untuk Cekoslovakia.
Dalam waktu 2 minggu, 5 divisi Soviet telah tiba di Afganistan, yaitu Divisi Pasukan Payung ke-105 dan Divisi ke-306 di Kabul, Brigade ke-66 di Herat, Divisi Pasukan Tembak ke-357 di Kandahar dan Divisi Pasukan Tembak ke-16 di Badakshan Utara. Dalam minggu kedua, pesawat tempur Soviet telah melakukan 4.000 penerbangan menuju Kabul. Pasukan Soviet telah memasuki Afganistan dengan membawa 3 divisi pasukan tembak (termasuk Divisi Pasukan Tembak ke-201), 1 Resimen Pasukan Penembak Khusus, 1 Divisi Pasukan Payung, Brigade Angkatan Udara ke-56, dan 1 Resimen Pasukan Payung Khusus. Selama distribusi pasukan, Pasukan Uni Soviet tidak dapat membuat kekuasaan di luar Kabul, karena sebanyak 80% pedesaan masih lolos dari kontrol pemerintah. Karena itu terdapat misi yang bertujuan untuk mempertahankan kota dan instalasi-instalasinya, dan melakukan ekspansi untuk menghancurkan mujahidin yang anti-komunis, terutama menggunakan pasukan cadangan Uni Soviet.
Militer melaporkan kesulitan pasukan Uni Soviet untuk bertempur di daerah pegunungan. Artileri berat banyak dipakai dalam melawan pasukan pemberontak. Pasukan Soviet menggunakan helikopter (termasuk Mi-24) sebagai penopang utama serangan udara, yang merupakan helikopter terhebat di dunia, didukung oleh pesawat serang darat, pesawat pembom, pasukan angkatan darat dan pasukan khusus.
Ketidaksanggupan pasukan Soviet untuk memecahkan jalan buntu dalam operasi militer dimana Pasukan Soviet lebih sering menemukan diri mereka berperang melawan rakyat sipil karena taktik dari para gerilyawan. Mereka melakukan kesalahan yang sama dengan Amerika Serikat pada saat terjadinya Perang Vietnam dengan memenangi hampir semua pertempuran, namun gagal untuk menguasai pedesaan.
Reaksi Dunia
Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menyatakan bahwa serbuan Uni Soviet adalah ancaman paling serius sejak Perang Dunia II. Carter akhirnya melakukan embargo ekonomi terhadap Uni Soviet. Meningkatnya ketegangan, seperti kegelisahan di barat tentang pasukan Uni Soviet yang banyak sekali jumlahnya yang dekat dengan daerah yang kaya minyak di teluk, dan berujung pada berakhirnya detente.
Respon diplomatik internasional sangat hebat ditambah dengan adanya boikot Olimpiade Musim Panas tahun 1980 di Moskow. Invasi, dengan kejadian yang lain, seperti revolusi di Iran dan sandera Amerika Serikat yang mengikutinya, Perang Iran-Irak, Israel menyerang Lebanon, meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India, dan berkembangnya teroris anti-Barat di Timur Tengah, turut menyebabkan Timur Tengah menjadi daerah yang paling kacau dan bergolak selama tahun 1980.
Pemerintahan Babrak Karmal kurang mendapat dukungan internasional pada awalnya. Aksi oleh PBB sangat tidak mungkin karena Soviet memiliki hak veto, namun Majelis Umum PBB tetap melewati resolusi melawan pendudukan Uni Soviet. Menteri Luar Negeri Organisasi Konferensi Islam menyesalkan masuknya Uni Soviet ke Afganistan dan menuntut mundurnya pasukan Soviet dari Afganistan pada pertemuan darurat di Islamabad yang digelar pada tanggal 10 Januari hingga 14 Januari 1980. Keseluruhan anggota di Majelis Umum PBB pun menyusun sebuah draf resolusi (A/ES-6/2, GA/6172) yang meminta agar Uni Soviet menarik semua pasukannya dari Afganistan dan membiarkan orang-orang di Afganistan memilih takdir mereka sendiri dan tanpa ikut campur negara lain. Namun, draf resolusi ini ditolak oleh Leonid Brezhnev dan pemimpin Soviet lainnya karena mereka melakukan pertemuan internal yang sah di Afganistan dimana pertemuan seperti itu dibolehkan dalam Pasal 51 Piagam PBB. Mereka mengklaim hanya pemerintah Afganistan yang mempunyai hak untuk mengatur status pasukan Soviet. Berbagai pihak melihat posisi ini dilihat sebagai posisi bermuka dua lagi pula sangat tidak mungkin Amin mengatur agar dirinya dieksekusi, dan beberapa pihak juga mengklaim kalau Afganistan merupakan negara boneka dari Uni Soviet. Gerakan Non-Blok dengan tajam terpecah di antara negara yang percaya bahwa pengiriman pasukan Soviet legal dan lainnya menyatakan bahwa pengiriman itu adalah invasi yang ilegal.

c.De-Islamisasi dan Demoralisasi Afganistan selama Pendudukan Soviet
Selama sekitar 10 tahun pendudukan Soviet, Afganistan mengalami periode de-Islamisasi dan demoralisasi. Namun perlu dicatat bahwa, proses de-Islamisasi sudah berlangsung jauh sebelum Soviet melakukan pendudukan. Pada masa Amanullah Khan, ide-ide sekuler Turki pasca-jatuhnya Kekhalifahan Usmani diterapkan di Afganistan. Rezim Amanullah Khan memberlakukan peraturan baru yakni memperbolehkan wanita untuk keluar rumah dan mengenyam pendidikan setara dengan laki-laki. Aturan mengenai pakaian juga diberlakukan dimana kaum wanita diperbolehkan melepas kerudung maupun pakaian tertutup lainnya.
De-Islamisasi dan demoralisasi Afganistan tidak sepenuhnya merupakan inisiatif Soviet. De-Islamisasi dan demoralisasi diawali dengan politik bergaya barat Amanullah Khan. Walaupun anti-Inggris, Amanullah Khan melakukan Westernisasi dengan alasan untuk modernisasi. Pengaruh Soviet di Afganistan pun masuk akibat kebijakan Amanullah Khan yang dekat dengan Soviet. Segera setelah berdirinya Republik Sosialis Rusia melalui Revolusi Bolshevik tahun 1917, di tahun 1920 Amanullah Khan mengirim surat yang khusus ditujukan kepada Vladimir Lenin, pemimpin Revolusi Bolshevik. Segera setelah itu hubungan Afganistan-Soviet dijalin dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, pendidikan, militer, sosial dan budaya. Pengaruh Soviet semakin kuat terasa dalam berbagai bidang kehidupan di Afganistan pada masa Zahir Shah.
Di bidang politik Partai Komunis Uni Soviet turut berperan dalam pembentukan Partai Demokrasi Rakyat Afganistan. Di bidang ekonomi, pemerintah Soviet mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan infrastruktur di Afganistan yang ketinggalan zaman. Di bidang pendidikan, rezim Amanullah Khan hingga Zahir Shah banyak mengirim pemuda-pemuda Afganistan ke universitas-universitas di Uni Soviet ataupun mengadopsi sistem pendidikan bergaya Soviet. Sebagai negara yang membuka krannya terhadap Barat (Soviet dalam konteks ini juga merupakan bagian dari Barat), konsekuensi yang diterima Afganistan adalah Afganistan menerima berbagai unsur-unsur budaya Soviet dimana pertunjukan seni berupa tari-tarian mulai marak dipentaskan. Menurut ukuran hukum Islam, tari-tarian sebagaimana dipertunjukan oleh seniman Soviet adalah buruk dan mengarah pada pengrusakan moral. Namun sesungguhnya budaya Soviet adalah warisan dari budaya leluhurnya pada masa Imperium Rusia seperti balet dan bentuk operet lainnya. Secara tidak langsung hal ini menimbulkan culture shock dalam masyarakat karena sebelumnya masyarakat Afganistan sangat tabu mengenai kesenian. Pelacur yang dalam struktur sosial Soviet termasuk dalam golongan kriminal banyak berdatangan ke Afganistan. Alasan mereka datang ke Afganistan adalah di Soviet mereka tidak memiliki tempat dan menghindari penangkapan yang dilakukan oleh polisi Soviet. Bagi kaum kriminal yang dikenal dengan istilah “parasit”, tempat yang disediakan bagi mereka adalah penjara raksasa di Siberia. Para pelacur ini datang ke Afganistan karena tergiur akan kebebasan yang diberlakukan oleh pemerintah Afganistan. Disisi lain kaum perlawanan melihat para pelacur tersebut memang sengaja didatangkan dengan tujuan merusak moral dan struktur sosial di masyarakat Afganistan.
Pemikiran-pemikiran baru dalam sosial masyarakat muncul dari tokoh-tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di Soviet maupun pendidikan dalam negeri yang mengadopsi sistem pendidikan Soviet. Pemikiran tokoh-tokoh ini berhaluan komunis karena dalam sistem pendidikan Soviet terdapat vostpitaniye, yakni pengembangan semangat komunisme dalam sikap dan perilaku individu. Melalui pemikiran-pemikiran baru tersebut maka diperkenalkanlah gagasan reformasi agraria, penghapusan feodalisme, penghapusan nilai-nilai tradisional yang dianggap menghambat pembangunan masyarakat sosialis. Persamaan hak antara wanita dengan laki-laki yang merupakan simbol dari masyarakat Soviet mulai gencar diberlakukan di Afganistan. Undang-Undang Kesetaraan yang digagas oleh Ketua Komite Wanita Komite Sentral PKUS Yekaterina Furtseva di tahun 1930, mulai diadopsi oleh pemerintah Afganistan pada dekade 1960. Hal ini dipandang oleh ulama Afganistan sebagai pelecehan terhadap ajaran Islam.

d.Dukungan Amerika Serikat Pada Gerakan Perlawanan di Afganistan
Petengahan tahun 1980, Pergerakan Perlawanan Afganistan menerima bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Republik Rakyat Cina, Arab Saudi, Pakistan, dan lain-lain. Jadi, gerilyawan Afganistan telah dilengkapi dengan senjata dan dana, kebanyakan gerilyawan itu telah dilatih oleh Amerika Serikat dan Pakistan. Amerika Serikat melihat konflik di Afganistan adalah bagian dari perjuangan Perang Dingin dan CIA menyediakan bantuan untuk milisi anti-Soviet melalui ISI (Inter-Service Intelegence) dan SSG (Special Service Group) Pakistan dalam program yang disebut Operasi Taufan.
Pergerakan yang sama terjadi di dunia Muslim, membawa kesatuan yang dinamakan Arab-Afganistan (dikatakan oleh Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan sebagai “pejuang kebebasan”), pejuang luar negeri direkrut dari negara muslim untuk melaksanakan jihad melawan komunis. Perlu dicatat bahwa di antara mereka, ada seorang pemuda Arab Saudi bernama Osama bin Laden yang termasuk dalam kelompok Pemuda Arab-Afganistan. Setelah meninggalkan sekolah pada tahun 1979, bin Laden bergabung dengan Abdullah Azzam untuk melawan Invasi Soviet di Afganistan dan tinggal sementara di Peshawar, Pakistan. Pada tahun 1984, bin Laden bersama dengan Azzam mendirikan Maktab al-Khadamat, yang bertugas menyalurkan dana, senjata dan relawan Muslim dari seluruh dunia ke dalam perang di Afganistan. Melalui al-Khadamat, dengan mewarisi kekayaan keluarga, bin Laden membiayai akomodasi, mengurusi dokumen-dokumen dengan pihak berwenang Pakistan dan memberikan layanan lainnya bagi para pejuang jihad. Osama juga mendirikan kamp di Afganistan dan dengan relawan lainnya berperang melawan Soviet.
Program Amerika Serikat membuat sistem keuangan yang mirip muncul di dunia muslim Arab. Donasi Amerika Serikat adalah berupa FIM-92 Stinger, misil anti-serangan udara yang meningkatkan jumlah kehilangan pesawat Uni Soviet. Namun, banyak komandan lapangan, termasuk Ahmad Shah Massoud, menyatakan kalau dampaknya lebih besar. Juga, saat para pemberontak dapat menembak pendaratan pesawat dan lepas landasnya pesawat dari lapangan udara.
Pemimpin Mujahidin memprioritaskan operasi sabotase. Banyak sekali aksi-aksi sabotase seperti merusak jalur pipa, merusak stasiun radio, mengebom kantor pemerintah, hotel, bioskop, dan lain-lain. Pada Maret 1982, sebuah bom meledak di kantor kementerian pendidikan, menghancurkan beberapa bangunan. Di bulan yang sama, sebuah kekuatan besar gagal menggelapkan Kabul saat menara tinggi di pusat listrik Naghlu meledak. Pada Juni 1982, sekitar 1.000 anggota partai muda dikirim untuk bekerja di lembah Panjshir dimana mereka disergap sekitar 20 mil dari Kabul. Pada tanggal 4 September 1985, pemberontak menembak sebuah pesawat domestik Bakhtar Airlanes saat pesawat itu lepas landas dari Bandara Kandahar, membunuh 52 orang yang naik di pesawat tersebut.
Dari tahun 1985 sampai 1987, lebih dari 1800 aksi terorisme terjadi. Di daerah perbatasan dengan Pakistan, Mujahidin menembakan 800 roket setiap hari. Di antara April 1985 dan Januari 1987, mereka membawa lebih dari 23.500 serangan amunisi dan dengan target pemerintah. Mujahidin memposisikan penembakan dimana mereka normalnya berlokasi di dekat desa sampai jarak tertentu dari pos artileri Soviet. Mereka menaruh orang-orang pedesaan dalam bahaya kematian karena aksi pembalasan Soviet. Mujahidin menggunakan ranjau darat secara besar-besaran, mereka akan memperoleh pelayanan dari penduduk lokal termasuk juga anak-anak. Mereka juga berkonsentrasi dalam menghancurkan jembatan, menutup jalan, menghancurkan konvoi, mengganggu jaringan listrik dan industri, menyerang pos polisi dan instalasi militer Soviet serta lapangan udara. Mereka membunuh pejabat pemerintah dan anggota Partai Demokrasi Rakyat Afganistan.
Mujahidin mempunyai sekitar 3 sampai 5 anggota per kelompok. Setelah mereka menerima misi untuk membunuh seorang anggota pemerintah, mereka mempersibuk diri mereka dengan mempelajari latar belakang kehidupannya dan memilih hal untuk menyelesaikan misi mereka. Mereka mencoba menembak mobil, menaruh ranjau di rumah-rumah atau beberapa tempat, menggunakan racun, atau menggunakan bahan peledak di sarana transportasi.
ISI dan SSG Pakistan ikut aktif dalam konflik ini dalam kooperasinya dengan CIA yang mendukung perlawanan Mujahidin terhadap Uni Soviet. Pada bulan Mei tahun 1985, 7 pemimpin organisasi pemberontakan membentuk Persekutuan 7 Mujahidin untuk mengkoordinasi operasi militer mereka terhadap pasukan Uni Soviet. Ketujuh organisasi ini adalah :
1.Kelompok Khalis/Hezb-e Islami Khalis (pimpinan Mulavi Younas Khalis)
2.Partai Islam/Hezbi Islami (pimpinan Gulbuddin Hekmatyar)
3.Komunitas Islam/Jamiat-i-Islami (pimpinan Burhanuddin Rabbani)
4.Persatuan Islam untuk Pembebasan Afganistan/Ittehad-e Islami bara-ye Azadi-ye Afghanistan (pimpinan Abdul Rasul Sayyaf)
5.Front Islam Nasional untuk Afganistan/Hezb-e-Mahaz-e-Mili Islami (pimpinan Pir Sayed Ahmad Gailani)
6.Front Pembebasan Nasional Afganistan/Jabha i Najat i Milli (pimpinan Sibghatullah Mojaddedi)
7.Gerakan Revolusioner Islam/Harakat-ii Inqilab-i-Islami (pimpinan Mohammad Nabi Mohammadi).
Pada tahun 1985, kelompok ini aktif di dan di sekitar Kabul, menembakkan serangan roket dan membuat operasi melawan pemerintahan komunis.
Keterlibatan Pakistan
Distribusi pasukan Soviet di Afganistan menghalangi keinginan Pakistan untuk mendominasi Afganistan. Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter telah menerima bahwa agresi Soviet tidak bisa dilihat sebagai kejadian yang terisolasi, tapi harus ditangani seperti peringatan di daerah Teluk Persia.
Setelah distribusi pasukan Soviet, diktator militer Pakistan, Jenderal Muhammad Zia-ul Haq memulai menerima bantuan finansial dari kekuatan Barat untuk membantu Mujahidin. Amerika Serikat, Inggris, dan Arab Saudi menjadi kontributor finansial kepada Jendral Zia, dimana sebagai pemimpin dari negara yang bertetangga dengan Afganistan, membantu membuat pemberontak Afganistan terlatih dengan baik dan memiliki dana yang cukup.
Pada tahun 1980, sebagai negara garis depan dalam perlawanan anti-Soviet, Pakistan menerima bantuan dari Amerika Serikat dan mengambil jutaan pengungsi Afganistan (paling banyak orang Pashtun) melarikan dari dari pendudukan Soviet. Meskipun pengungsi itu mengontrol provinsi terbesar Pakistan, Balochistan, pengungsian dari banyak sekali pengungsi - dipercaya sebagai populasi pengungsi terbesar di dunia. Setelah Ronald Reagan menjadi Presiden Amerika Serikat, di tahun 1981 bantuan terhadap Mujahidin melalui Jenderal Zia meningkat. Sebagai pembalasan, polisi rahasia Afganistan, KHAD (Khadamat-e Etela'at-e Dawlati), dibawah pemimpin Afganistan Mohammad Najibullah bersama dengan KGB mengirim operasi yang besar melawan Pakistan.

e.Penarikan Pasukan Uni Soviet dari Afganistan
Sama seperti Amerika Serikat yang mengirim pasukan dalam Perang Vietnam dan berharap menghakhiri misi dengan waktu singkat, Uni Soviet pun demikian. Para petinggi militer Soviet merencanakan menyelesaikan misi selama tiga tahun. Akan tetapi sejak dilancarkannya invasi pada 1979, hanya kota-kota besar saja yang dapat dikuasai sedangkan pedesaan yang merupakan basis gerilyawan tidak dapat direbut. Perang dengan gerilyawan Mujahidin berlangsung lebih dari tiga tahun dan bahkan setelah Brezhnev meninggal, 10 November 1982, perang masih terus berkecamuk dan semakin tidak terarah.
Pengganti Brezhnev, Yuri Andropov menantang para jenderal Soviet dan menginginkan pengakhiran operasi militer di Afganistan karena tidak sesuai dengan doktrin KGB yang dianutnya. Andropov mengupayakan penarikan pasukan Soviet segera setelah kematian Brezhnev. Pada 15 November 1982, Andropov mengundang Jenderal Muhammad Zia-ul Haq ke Moskow dan mendiskusikan rencana penarikan pasukan Soviet serta peran Pakistan dalam stabilitas di Afganistan. Pada 28 Maret 1983, delegasi PBB dipimpin langsung Sekjen Javier Perez de Cuellar dan Diego Cordoves menemui Andropov di Kremlin dan membicarakan masalah di Afganistan. Pada 19 Mei, Duta Besar Soviet untuk Pakistan, Vitaly Stepanovich Smirnov mengkonfirmasi bahwa rencana penarikan pasukan Soviet dari Afganistan akan dilakukan selama delapan bulan ke depan. Akan tetapi, kematian Andropov pada 9 Februari 1984 membuat rencana penarikan mundur pasukan Soviet dibatalkan dari agenda pembahasan Politburo. Pengganti Andropov, Konstantin Chernenko secara politik lemah dan hanya menjadi boneka dari para jenderal Soviet. Menteri Pertahanan Dmitri Ustinov kembali menegaskan akan melanjutkan operasi di Afganistan sampai benar-benar menguasai seluruh wilayah Afganistan. Marsekal Ustinov meninggal pada 20 Desember 1984 dan digantikan oleh wakilnya yang juga komandan pasukan Soviet di Afganistan, Marsekal Sergey Sokolov.
Konstelasi politik di Uni Soviet pada 1985 kemudian mengubah situasi di dunia. Naiknya Mikhail Gorbachev ke puncak kepemimpinan di Uni Soviet pasca-meninggalnya Konstantin Chernenko, 10 Maret membawa perubahan yang signifikan. Gorbachev menginginkan segera menarik pasukannya dari Afganistan. Sebenarnya kandidat kuat pengganti Chernenko ialah Grigory Romanov, seorang tokoh konservatif yang didukung penuh oleh militer. Situasi berubah setelah Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nikolay Ogarkov mengundurkan diri sehingga kekuatan kubu konservatif melemah.
Gorbachev memperingatkan kepada Karmal atas kegagalan intervensi dan menyalahkan dia untuk masalah ini. Satu tahun kemudian, saat Karmal terbukti tidak memiliki kemampuan untuk mengkonsolidasi pemerintahannya, Gorbachev mengatakan:
“ “Alasan utama bahwa tidak ada konsolidasi nasional karena Karmal berharap untuk melanjutkan kekuasaannya di Kabul dengan bantuan kami.” ”
Pada musim panas 1985, Politburo mengadakan rapat khusus mengenai penarikan pasukan Soviet dari Afganistan. Keputusan kongkrit penarikan pasukan dari Afganistan terjadi pada Kongres XXVII PKUS, Februari 1986. Pada kongres tersebut, Gorbachev menyatakan kesungguhannya untuk menarik pasukan Soviet secepatnya. Pada 4 Mei, Partai Demokrasi Rakyat Afganistan mengadakan sidang pleno yang mengangkat Mohammad Najibullah menjadi sekretaris jenderal partai. Pada 28 Juli, Gorbachev mengeluarkan perintah penarikan awal enam resimen Angkatan Darat yang berjumlah 7.000 personel. Akan tetapi, kubu militer menolak perintah Gorbachev tersebut. Pada 24 November 1986, Majelis Rakyat Afganistan memberlakukan konstitusi baru dan mengangkat Najibullah menjadi presiden menggantikan Babrak Karmal. Pemerintahan Najibullah melakukan berbagai perubahan dalam kehidupan di Afganistan dimana ia memberlakukan sistem multi-partai, menjamin kebebasan berekspresi dan mempropagandakan politik dan hukum Afganistan berdasarkan Islam. Hal ini ditujukan untuk merangkul elemen-elemen rakyat Afganistan dalam rangka konsolidasi nasional. Bulan itu juga, tanggal 13, Gorbachev berdebat dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Marsekal Sergey Akhromeyev. Akhromeyev bersikeras menolak penarikan mundur pasukan Soviet dari Afganistan namun akhirnya menyetujui penarikan. Najibullah juga memperkenalkan kebijakan pada tahun 1987 tentang rekonsiliasi nasional yang dirancang oleh ahli-ahli Partai Komunis Uni Soviet dan nantinya banyak digunakan di negara lain di dunia. Kebijakan baru tersebut membuat rezim Kabul lebih populer dan mampu meyakinkan pemberontak untuk bernegosiasi dengan pemerintah yang berkuasa.
Awal tahun 1987, tanggal 2 Januari, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Marsekal Akhromeyev mengirim Deputi Pertamanya yang juga Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Valentin Varennikov ke Kabul untuk memimpin misi penarikan pasukan Soviet. Pada tanggal 20 Juli 1987, penarikan diri pasukan Soviet dari Afganistan diumumkan. Pengunduran pasukan Soviet sendiri dilaksanakan oleh Letnan Jenderal Boris Gromov, yang pada waktu itu adalah komandan pasukan ke-40 Uni Soviet. Pada 14 April 1988 di Jenewa, pemerintah Pakistan dan Afganistan, bersama dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan mediator PBB, mengadakan pertemuan dan menyepakati penyelesaian Afganistan yang dikenal dengan Kesepakatan Jenewa. Kesepakatan Jenewa mengidentifikasikan ketidakikutcampuran Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam peristiwa di Pakistan dan Afganistan serta draf penarikan pasukan Soviet. PBB mempersiapkan misi khusus untuk mengawasi proses penarikan. Sementara itu, Najibullah telah mestabilkan posisi politiknya dan cukup untuk mandiri ketika Moskow akan melakukan penarikan pasukan.
Penarikan pasukan telah disetujui, dan pada tanggal 15 Februari 1989, pasukan Soviet yang terakhir meninggalkan Afganistan. Pemerintahan Najibullah tetap berdiri hingga jatuhnya Kabul ke kekuasaan Mujahidin pada 1992. Jatuhnya pemerintahan Najibullah tidak terlepas dari bubarnya Uni Soviet di tahun 1991 dan pemerintah Rusia baru yang non-komunis memberlakukan embargo minyak terhadap Afganistan.

Perang Saudara (1990-1996) dan Pemerintahan Taliban (1996-2001)
Kekacauan Perang Saudara
Pada tahun 1989 pasukan soviet meninggalkan Afganistan. Lalu setalah itu pada bulan april 1992, kekuasaan Najibullah yang merupakan pemerintahan boneka uni soviet ini ambruk. Kabul kemudian direbut oleh pasukan mujahidin dibawah pimpinan ahmad shah masood.. Kelompok mujahidin adalah tokoh-tokoh berpendidikan tinggi (Universitas Kabul) dan tersentuh oleh pemikiran Abu A’la Al Maududi (ulama Pakistan) dan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hassan Al Bana (ulama mesir). Mereka berdua adalah tokoh pembaharu moderat, yang menempuh usaha pembaharuan dengan mengubah pola pikir pengikutnya lebih dahulu.guru mereka di masa-masa awal pembentukan pergerakan Islam afganistan pada awal tahun 70-an adalah Ghulam Muhammad Niyazi, alumnus Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
Walalupun sama-sama bermazhab Hanafi seperti yang dianut orang Afganistan pada umumnya, wawasan politik ideologis kelompok Mujahidin berbeda jauh dengan para mullah dan Taliban. Tokoh-tokoh Mujahidin yang disebut sebagai Islam kampus, adalah profil Islam modernis yang menerjemahkan Islam secara kontekstual, tetapi kritis terhadap pihak asing, terutama Barat
Mujahidin
Kelompok Mujahidin Afghanistan dan kelompok yang bukan Mujahidin di tahun 1990 dikenal beberapa kelompok:
1.Kelompok Mujahidin Hizbil Islami yang dipimpin oleh Ir. Gulbudin Hekmatyar Kelompok ini dikenal Solid dan Gencar melawan Penjajah Uni soviet, merupakan kelompok terbesar di Afghanistan yang mewakili etnik Fastun di wilayah itu.
2.Kelompok Mujahidin Jami’at al Islami yang dipimpin oleh Prof. Burhannuddin Rabbani Kelompok terbesar kedua diwilayah ini. Kelompok ini pejuang yang konsisten dalam perebut kemerdekaan dan Jihad, kelompok ini mewakili etnis Tanjik.
3.Kelompok Mujahidin Ittihadul Islami yang dipimpin oleh Prof. Abdur Rabbi ar Rasul Sayaf, kelompok ini juga memperkuat perjuangan Mujahidin Muslim Afghanistan dalam berjuang agar terbebas dari penjajah Komunis, Uni Soviet.
4.Kelompok Syi’ah Hizb (Partai) wahdat dipimpin oleh Mujadidi
5.Kelompok Milisi Dostum (Komunis) dipimpin oleh Jaelani
6.Kelompok Mujahidin Hizbil Islamipimpinan Yunus Khalis

Setiap faksi ini memiliki daerah kekuasannya masing-masing. Seperti Jendral Abdul Rashid Dostum misalnya, berkuasa di profinsi Mezar-e-sharif, Ismail Khan berkuasa di heart, Abdul Qadir Khan berkuasa di Jalalabad, Burhanddin Rabbani berkuasa di Kabul, dan Ghol Agha menguasai Kandahar. Untuk mencegah pertikaian faksi Mujahidin bersenjata yang saling berebut kekuasaan, melalui kesepakatan Peshawar pada 24 april ditunjuklah Sibghatullah mujjaddidi, cendekiawan yang moderat sebagai presiden. Walaupun dari etnis Pasthun, sayang ia tidak mempunyai dukungan pasukan yang kuat dan hanya bertahan selama 3 bulan.
Burhanuddin Rabbani dari faksi Jamiat-I Islami yang kembali dari Pakistan didukung oleh Ahmad Shah Masood, diangkat menjadi presiden yang baru. Masood menjadi menteri pertahanan dan Gulbuddin Hekamtyar dari faksi Hizb-i-Islami sebagai Perdana Menteri.
Hematyar yang sakit hati tidak mendapat posisi puncak sebagai presiden, karena merasa paling berjasa dalam perang dan dari etnis Pasthun mengadakan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah yang sudah dipilih. Disamping itu, dia tidak senang berdampingan dengan Masood, saingannya dalam popularitas dimedan perang. Akhirnya Kota Kabul diserang dengan gencar oleh Hekmatyar, tetapi gagal.
Tahun 1994, Abdul Rashid Dostum-pemimpin milisi komunis yang membelot meinggalkan Najibullah ntuk bergabung dengan kelompok Mujahidin-membelot lagi dan bergabung dengan Hekmatyar. Alasan hampir sama dengan Hekmatyar, yaitu kalah beraing dengan Masood.
Perang saudara ini semain keras dan eksesnya mulai memuakkan rakyat. Pengungsian terjadi lagi, karena pemimpin local yang saling berperang membuat situasi menjadi tidak aman. Penculikan, perampokan, pemerkosaan tidak ada yang menggubris.
Akibat dari situasi yang tidak aman ini muncullah pasukan taliban (pelajar). Pasukan ini kabarnya berawal dari beberapa pemuda madrasah (pesantren) sederhana di desa Singesar, wilayah Maiwand, profinsi Kandahar, tempat Mullah Muhammad Omar dan beberapa mantan Mujahiddin belajar.
Awalnya pasukan ini terdiri dari 30 orang, 14 diantaranya bersenjata dengan dana sekedarnya dari sumbangan Haji Bashar, komandan pasukan Hizb-i-Islami yang tergerak hatinya untuk mengatasi kesemrawutan negerinya.
Saat itu pula, kelompok lain dari madrasah di Bakutistan, Pakistan, tempat ribuan pengungsi dan santri Afganistan belajar ilmu Al Qur’an juga bergerak dilapangan udara Kandahar. Pasukan ini dipimpin oleh Muhammad Ghaos. Dilaporkan madrasah ini menganut paham salafi (konservatif), punya hubungan dengan Jamaat Ulama Islam pimpinan Fazlur rahman yang bekerja dibawah pemerintahan Benazir Bhutto dan menjalin kerjasama dengan Jendral Purnawan Nasrellulah Babar, Menteri Dalam Negari Pakistan.
Disamping itu, Muhammad Rabbani, teman akrab Muhammad Omar, pergi ke Kabul menemui Presiden Afganistan Burhanuddin Rabbani untuk mendapatkan persetujuan dan dukungan financial. Presiden Rabbani merestuinya, karena melihat peluang pada kekuatan Taliban ini sebagai lawan bagi Hizb-i-Islami Hekmatyar, musuh yang merepotkannya.
Pada tanggal 29oktober 1994, konvoi 30 truk Pakistan yang membawa obat-obatan, makanan dan barang dagangan meninggalkan Quetta dalam perjalanan ke Turkmenistan melalui Kandahar dan Heart. Sebelumya telah ada kesepakatan antara Benazir Bhutto, Ismail khan (orang kuat di Heart) dan abdul Rashid Dostum (penguasa barat daya) yang menjamin keamanan dijalan tersebut. Konvoi ini dihadang oleh tentara Mansoor Achakzai di Takht-e-pul, 35 km diluar Kandahar.
Insiden ini merupakan protes dari Hizb-i-Islami kepada Pakistan yang dianggap telah memberikan dukungan untuk Taliban dalam serbuan ke Spin Boldak. Konvoi ini boleh terus menyeberangi perbatasan, asal Pakistan mau mencabut dukungannya pada Taliban.
Setelah negoisasi gagal, Taliban dengan dukungan tentara Pakistan merebut kembali truk konvoi tersebut dan berangkat ke Kandahar dengan penuh kemarahan. Gul Agha, Gubernur Kandahar melarikan diri sebelum pasukan Taliban datang. Mullah Nagib, orang kuat kepercayaan Rabbani di Kandahar beserta 2.500 tentaranya yang tidak mengadakan perlawanan, diperlakukan dengan baik. Sedangkan Mansoor Achakzai dan kawan-kawannya yang mengadakan perlawanan, disapu bersih dalam pertempuran yang berlangsung selama dua hari.
Selanjutnya Taliban bergerak maju dengan sangat cepat, pada tanggal 31 januari 1995, Taliban telah berada di Wardak dan menghancurkan kekuatan hizb-i-islami. Dua hari kemudian Taliban merebut Sahdabad dan berikutnya Shaikhabad. Pada tanggal 5 februari, profinsi Maidhanshar jatuh. Markas Hekmatyar di Charashab di Lembar logar disebelah timur yang berjarak 35 km dari Kabul, kini terancam. Hekmatyar melakukan evakuasi ke Sarobi dengan meninggalkan sejumlah besar senjata, termasuk Uragan 220 mm (system roket serba guna), helicopter transport MI-17 dan amunisi.
Kini Taliban telah menjadi sebuah kekuatan milter dengan 10.000 pasukan, didukung oleh ratusan tank dan sejumlah pesawat tempur. Diawal tahun 1995, pasukan Taliban telah menjadi kekuatan yang sangat besar, yang merupakan gabungan dari anak-anak muda madrasah yang terlatih (di Spin Boldak dan Kandahar), para mantan pasukan Mujahiddin dan mantan tentara pemerintahan komunis. Taliban berhasil menghimpun gabungan pasukan ini menjadi satuan milter yang kompak.
Akhir bulan feruari 1995, ketika pasukan Taliban ini kekuatan milternya sudah besar masood lebih memperhatikan sisa musuhnya yang lain yaitu Hizb-i-Wahdat hazara yang Shi’ah, pimpinan Ali Mazari yang berada di sekitar Kabul. Pada tanggal 6 maret, Mansoor menggempur Hizb-i-wahdat. Dalam keadaan terjepit ini, mazari memutuskan untuk menyerah kepada pihak Taliban karena sebelumnya di ghazni dan Urugzan, Taliban menunjukkan sikap yan lunak dibandingkan terhadap Hizb-i-Islami. Bagi Taliban hal ini merupakan peluang untuk mengukuhkan posisinya. Sedangkan mazari berharap bahwa Taliban akan melakukan pertempuran melakukan pertempuran dengan pasukan masood. Ketika Taliban bergerak ke lapangan Deh Morrad Khan untuk melucuti pasukan mazari. Tiba tiba muncul tembakan dari pasukan Taliban. Maka terjadilah kontak senjata. Hal inilah yang menyebabkan Mazari berubah haluan yang tadinya ingin bekerjasama dengan Taliban akhirnya dia memutuskan untuk bergabung dengan pasukan pemerintah. Akibat dari ini pasukan pemerintah menjadi kuat. Lalu Pada tanggal 19 maret pasukan Taliban terusir dari charashab dengan kekalahan telak. Lalu pada tanggal 20 april, Taliban yang terancam kekurangan logistic dan menipisnya amunisi, memutuskan untuk mundur dari Shindadh. Seminggu kemudian, Farah diambil alih oleh pasukan pemerintah. Di akhir april, Taliban mundur lagi ke Delaram.
Pada bulan mei-juni 1995 adalah masa tenang dari operasi militer. Ternyata masa gencatan senjata ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Taliban untuk berkonsolidasi dan meningkatkan kemampuan tempur mereka. Lalu pada tanggal 23 agustus, pihak pemerintah yang merasa sudah diatas angin, ingin segera menuntaskan perang terhadap Taliban. Didukung dengan serangan udara dan arteleri, mereka berhasil merebut Delaram. Tiga hari kemudian mereka telah menguasai sebagian besar daerah Helmand, musa Qala, Now zad dan sebagian Girishk. Serangan ambisius ini dipimpin oleh Ismail khan yang memperkirakan perang akan cepat selesai. Mulanya tampak begitu, tetapi ternyata Taliban sangat alot. Pasukan pemerintah ini salah perhitungan dalam kebutuhan logistic yang mereka perlukan, karena sebagian besar anggota pasukan adalah dari orang-orang kota yang mudah direkrut. Kekurangan makanan dan lemahnya motivasi tempur melanda pasukan Ismail Khan. Selain itu, mereka begerak melalui jalan utama yang mudah dibaca oleh musuhnya.
Dalam keadaan kelelahan itu, serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Taliban telah memotong gerakan pasukan Ismail Khan. Sebagian besar dari pasukan yang terdepan terperangkap dan pemimpinnya, Nashir Ahmad dari Shindadh terbunuh. Menyadari perangkap tersebut, Ismail Khan cepat-cepat menarik mundur pasukannya, tetapi langsung terhadang oleh pasukan Taliban yang telah dipersiapkan untuk memotong jalan mundur mereka di pegunungan. Pasukan Ismail Khan ancur total oleh taktik Blietzkrieg (serangan cepat) Taliban. 3 september Ismail Khan meninggalkan Shindand tanpa perlawanan apa pun lagi dan mundur ke heart.
Pada bulan januari 1996 taliban melakukan serangan gencar ke Kabul dengan roket ganas. Dalam jangka waktu hanya sebulan, 287 roket telah menghajar kota Kabul dengan korban 44 rakyat sipil dan melukai 167 orang lainnya. Operasi militer yang menakutkan ini merupakan strategi baru dari Taliban untuk membuat musuhnya putus asa. Di bulan agustus, Taliban mengalahkan pasukan hekmatyar di paktia dan merebut markas utamanya di Spin Shinghar di dekat perbatasan Pakistan. Dari paktia, Taliban terus merus merangsek ke Nangarhar dan Hiasarak. Lalu pada tanggal 26 september, Kabul direbut oleh Taliban dengan mendapatkan sedikit perlawanan saja. Presiden Burhanuddin Rabbani yang semula merestui Taliban, diusir oleh Taliban dan menyingkir ke Dushanbe, Tajikistan yang berbatasaan dengan afganistan di bagian utara. Setelah Kabul dapat dikuasai. Afganistan dipimpin oleh Taliban dengan presidennya Mullah umar Muhammad.
Afganistan masa Taliban
Setelah menguasai kota Kabul hanya dalam hitungan hari, para pemimpin Taliban mengeluarkan sederetan aturan social yang melumpuhkan aktivitas kota Kabul. Kaum wanita yang sebelum masa Taliban leluasa melakukan aktivitas sosialnya dan mendominasi Universitas Kabul, sekarang tiba-tiba dilarang keluar rumah, kecuali memakai Burqa (pakaian yang menutupi muka dan seluruh badan). Kaum pria harus memanjangkan jenggot. “ukuran panjang jenggot baru bisa dikatakan memenuhi syarat, kalau ujung itu bisa mneyentuh dasar gelas. Jadi tidak hanya sekedar jenggot,” ungkap bahtiar, pegawai local staf KBRI Kabul. Taliban akan menjatuhkan hukuman cukup besar kepada warga afan yang terlihat tidak memelihara jenggot”.
Peraturan di Afganistan masa Taliban sangat ketat. Bahakan dalam urusan hiburan. Pada bidang hiburan afganistan melarang semua bentuk music, kaset, tape recorder, main laying-layang, memelihara burung dirumah dan main catur. Larangan tersebut diikuti dengan ancaman hukuman, bahkan terjadi penangkapan yang dilakukan dari rumah ke rumah.
Peraturan yang ketat ini membuat keamanan pada masa Taliban dirasakan sangat baik. Tak terlihat satu pun penduduk sipil yang menyandang sanjata api atau tubuhnya diikat dengan sabuk peluru seperti yang sering terlihat pada foto-foto para mujahidin di media cetak atau televise internasional. Pemerintah Taliban sudah melucuti semua senjata dari warga sipil afgan. “pada zaman pemerintahan Burhanuddin Rabbani hamper semua warga Afgan bahkan anak kecil pun menyandang AK 47. Tapi setelah Taliban masuk Kabul, semua senjata itu dilucuti. Hanya pasukan Taliban yang berhak menyandang senjata. Kasus pencurian atau perampokan juga sangat menurun pada zaman Taliban ini.
Pada masa Taliban pada bidang ekonomi terjadi perang mata uang. Ini disebabkan karena pada saat Jendral Abdul Rashid Dostum harus ke luar dari Kabul pada tahun 1994 yang terusir oleh pasukan Taliban, ia sempat menjarah cadangan uang Afgani di Bank Sentral Kabul yang kebetulan memiliki nomor urut 33 keatas. Kenyataan yang berlaku di Afganistan mata uang 33 keatas tidak berlaku yang berlaku adalah 32 kebawah. Kemudian saat ini, Dostum menyelundupkan lagi uang itu ke Kabul secara besar-besaran untuk menjatuhkan nilai uang Afgani dan selanjutnya menghancurkan ekonomi negeri itu..
Profaganda AS anti Taliban
Atas kebijakan-kebijakan Taliban yang tidak memihak kepada kaum wanita ini. AS menganggap Taliban anti terhadap Hak Azazi Manusia. Madeline Albright seorang wanita asal Amerika Serikat ketika melakukan kunjungan singkatnya di Pakistan. Albright mendengarkan dengan penuh perhatian penuturan seorang wanita pengugsi Afganistan di Nasir bagh, Pakistan. Kemudian dengan arogan ia menyatakan penolakannya terhadap keberadaan Taliban, yang disampaikannya kepada petinggi Pakistan, Arab Saudi dan Emirat Arab. Perkataan Albright “ saya kira sanagat jelas mengapa kami menentang Taliban, yaitu karena sikap mereka terhadap HAM, perlakuan mereka terhadap wanita dan anak-anak, serta sangat minimnya perhatian Taliban pada nasib manusia secara umum”
Selain daripada Taliban anti hak azazi manusia. Taliban juga dianggap melindungi Osama Bin laden yang dianggap biang teroris oleh AS. Amerika Serikat melakukan profaganda terhadap Negara-negara disekitar Afganistan. Yang mengatakan Afganistan adalah temapt terorisme internasional. Karena Afganistan melindungi Osama bin Laden. Karena terdapat musuh yang sama yaitu ancaman terorisme internasional islam akhirnya Rusia dan AS bekerjasama. Selain dari itu, Rusia bekerjasama dengan US karena masalah Chechnya yang mayoritas penduduknya muslim. US bukan hanya melakukan profaganda terhadap Rusia saja. AS juga melakukan profaganda kepada dunia terhadap bahayanya ancaman “terror Internasional Islam”. AS melakukan profaganda-profaganda melalui alat media berupa CNN.
Taliban dianggap juga menanam pohon ganja dan opium, pada tahun 1997 dilaporkan bahwa 7,5 % dari hasil panen opium dunia yang berjumlah 2.500 ton, berasal dari Kandahar, markas Taliban. Padahal Mullah Omar telah melarang penanaman pohon opium itu pada tahun 1997, produksi opium ini malah meningkat menjadi 3.656 ton di tahun 2000. Terbukti kemudia bahwa lading-ladang opium itu terbanyak berada diwilayah utara yang dikuasai oleh pasukan koalisi oposisi yang dipimpin oleh Akhmad Shah Masood.
Karena itulah amerika akan menggulingkan pemerintahan Taliban. Sebenarnya selain factor diatas. Penggulingan pemerintahan Taliban ini dilatarbelakangi oleh minyak. Afganistan memiliki nilai trategis dari segi geopolitik dan ekonomi percaturan dunia kekuatan regional dan global. Letaknya berada di persimpangan jalan yang menghubungkan semenanjung India, Asia Tengah dan Timur Tengah. Jalur sutera yang dahulu menjadi urat nadi perdagangan, sebagian berada di Afganistan. Karena itu sejak era Alexander Agung, dinasti Safavid (Iran), Dinasti Moghul (India) dan koloni Inggris di India, semua mengincar jalur strategis ini.
Amerika Serikat memiliki rencana membangun Proyek Pipa Gas dari Turkmenistan ke Pakistan yang melewati Afganistan. Sewaktu masa pemerintahan mujahidin proyek ini tidak akan terlaksana yang dikarenakan perang saudara.lalu kemudian ketika Taliban muncul. Amerika melihat Taliban ini sebagai jalan keluar terhadap proyek pipa minyak ini. Oleh sebab itu, amerika, arab Saudi dan pakistan membantu Taliban ketika terjadi perang saudara tersebut. Akantetapi ketika Taliban ini menguasai afganistan proyek pipa minyak ini diberikan kepada Bridal, perusahaan Argentina yang menjadi saingan UNOCAL (Union Oil Company of California) milik pemerintah AS.
Koalisinya Taliban dan Al-Qaidah
Osama Bin Laden merupakan pendiri dari Al-Qaidah, al-Qaidah merupakan organisasi yang dibentuk untuk menegakkan ketentuan allah, menegakkan Amal Mahruf Nahi Mungkar. Terbentuknya al-Qaida diawali ketika Osama bin Laden melihat keadaan umat islam di Arab Saudi sudah mengalami perubahan nilai. Umat islam di Arab Saudi sudah mementingkan kehidupan duniawi, orang-orang arab hidup seperti jet-set kaum atas di Amerika Serikat. Semua ini akibat hegemoni Amerika Serikat di Arab Saudi. Oleh sebab itulah, Osama Bin Laden ingin mengusir Amerika Serikat dan hegemoni barat pada umumnya dari Arab Saudi sebagai tanah suci umat islam, dan mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa muslim dari penindasan barat, seperti yang sedang belangsung di Palestina, Kashmir, Chechnya, Filipina Selatan, dan sebagainya.
Al-Qaidah yang dibentuk pada tahun 1990 merupakan gabungan dari jaringan-jaringan, antara lain:Ikhwanul Muslimin, Jihad Islam, dan Takfir Wal Hijrah. Al-qaidah ini tersebar di 60 negara: termasuk Indonesia. Kader inti al-Qaidah diduga berjumlah antara 3.500 sampai 12.000 orang, yang terdiri dari berbagai kewarganegaraan baik dari Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara, bahkan dari Negara-negara barat.
Biasanya sebelum operasi dilakukan sekelompok kecil tim dari al-Qaidah melakukan penyelidikan dan pengintaian terhadap sasaran dan kembali ke basis di negara di mana mereka berada untuk melakukan penilaian terhadap temuan. Informasi yang ditemukan dilaporkan kepada Osama Bin Laden pribadi yang bilamana disetujui jaringan yan bersangkutan dapat melaksanakan operasinya. Setiap serangan oleh Al-Qaidah disupervisi oleh seorang pimpinan operasional lapangan senior, orang satu-satunya yang mengetahui rincian tentang operasi dan identitas para pelakunya. Hal ini merupakan usaha kompartemensi yang diperlukan untuk memelihara kerahasiaan yang seketat mungkin. Sebagai contoh serangan yang dilakukan oleh al-Qaidah terhadap kapal perang USS Cole di pelabuhan Aden pada bulan Oktober 2000. Operasi ini dilakukan oleh kelompok tentara aden-abyan, salah satu jaringan al-Qaidah di Yaman, tetapi dalam pelaksanaannya disupervisi oleh seorang pimpinan operasi lapangan senior yang didatangkan dari Afganistan.
Untuk membiayai operasi-operasi Al-Qaidah, anggaran operasionalnya diduga tidak kurang dari 125 juta dolar setahunnya, atau senilai dengan 1,25 trilyun rupiah, yang berasal dari hasil usaha berbagai perusahaan keluarga bin laden yang tersebar diseluruh dunia. Menurut Koran inggris the guardian keluarga bin laden menanamkan saham yang cukup besar dalam Arbotrust Oil Company of Texas serta Suntrust Bank of Florida milik keluarga Bush. Arab-Hollandi Bank of Jidda yang merupakan usaha patungan antara bank belanda AMRO Bank dengan keluarga bin Laden, merupakan salah satu Bank terkuat di Saudi Arabia yang memilki jaringan bisnisnya di Sudan. Asset pribadi milik Osama bin Laden sendiri yang selama ini digunakan sebagai sumber dana abadi bagi operasi-operasi al-Qaidah ditaksir sekitar tidak kurang dari 300 juta dolar, atau senilai dengan 3 triliyun rupiah.
Menurut deputi menteri pertahanan Amerika Serikat Paul Wolfowitz Negara-negara yang dituduh memberikan dukungan secara resmi dan tertutup kepada al-Qaidah ialah Afganistan, Pakistan, Iraq, dan Iran. Afganistan berada pada urutan paling atas. Di Negara ini Osama bin Laden di ijinkan oleh Amirullah-mukminin Mullah Muhammad Omar untuk membuka kamp-kamp latihan terutama di daerah Kandahar, dan para anggota al-Qaidah memiliki kebebasaan penuh bergerak didalam wilayah afganistan. Osama bin Laden mendapatkan kebebasaan penuh sebagai “tamu” pemerintahan Emirat Islam Afganistan, termasuk memberikan fasilitas untuk menyampaikan pernyatan-pernyataannya ke dunia luar. Lalu yang kedua yang dianggap mendukung Taliban adalah Pakistan. Sebelum pernyataan perang Amerika Serikat kepada Afganistan, Pakistan merupakan pendung utama Taliban. Setelah itu presiden musharraf menyatakan mendukung upaya perang Amerika Serikat terhadap Afganistan. Bahkan presiden Musharaf mengijinkan Amerika Serikat menggunakan ruang angkasa Pakistan dan menyediakan inteligen untuk menyerang Afganistan dan menangkap Osama Bin Laden. Akantetapi, berbeda dengan pemerintahnya seluruh masyarakat Pakistan memberikan simpati dan dukungannya kepada gerakan Taliban dan al-qaidah. Tidak terkecuali unsure-unsur militer dan terutama kalangan inteligen militer Pakistan. Masyarakat pakistan yang paling mendukung gerakan Taliban dan al-Qaida adalah masyarakat yang tinggal di Peshawar dengan daerahnya disebut North Westh Frontier Province (NWFP), kawasan NWFP adalah pendukung Pro-Taliban yang sangat kuat, dihuni terutama oleh etnik Pathan. Kawasan ini disebut kawasan “tribal adat” (Kawasan Adat), merupakan kawasan “berpemerintahan sendiri” dimana hokum Pakistan modern tidak berlaku. Yang berlaku adalah tradisi kesukuan “Pakhtunwali”, unsure terpenting dari hokum “Pakthunwali” adalah “Badal” atau hutang darah dibalas dengan darah. Sebagian besar dari Taliban, atau para “santri” hidup dan dewasa di kamp-kamp pengungsian di NWFP dan menuntut ilmu agama dimadrasah-madrasah yang banyak ditemukan di daerah perbatasan. Dan yang ketiga yang dituduh mendukung Taliban adalah Iraq. Iraq dituduh oleh paul Wolfowitz membantu al-Qaidah, karena Negara ini secara konsekuen aktif membantu kelompok islam mana pun dikawasan itu yang geraknya bermusuhan dengan Amerika Serikat. Al-Qaidah memanfaatkan jaringan inteligen Iraq dalam gerakan-gerakan mereka. Dan yang terkahir adalah Pemerintah Iran mendukung gerakan al-Qaidah ini terbukti ketika al-Qaidah melakukan serangan terhadap menara Khobar di Dahran, Saudi Arabia pada tahu 1996 yang menyebabkan 18 orang tentara Amerika terbunuh. Serangan ini dituduh telah “ diinspirasi, didukung, dan diarahkan oleh unsure-unsure inteligen dari Iran.
Aliansi Utara
Aliansi Utara merupakan kelompok oposisi militer utama terhadap Taliban di Afganistan. Mereka pada umumnya terdiri dari etnik Tajik dan Uzbek. Kelompok Tajik yang berada dibawah pimpinan Jendral Mohammed Fakhim Khan yang fasih berbahasa Rusia dikabarkan dekat dengan staf umum tentara Rusia, dibiayai selama ini oleh Rusia. Sedang kelompok etnik Uzbek dibiayai oleh Iran yang syi’ah, dalam rangka melemahkan yang Sunnah wal-jamaah.
Sampai saat ini Amerika Serikat tidak yakin benar apakah Aliansi Utara itu kawan atau lawan mereka. Sekedar catatan kecil, Jendral Mohamed Fakhim Khan dikenal sanagat dekat dengan Rusia, sesuatu yang tidak disuai Amerika Serikat. Jendral Fakhim Khan pernah menyampaikan suatu permintaan yang menjadi ganjalan hubungannya dengan amerika Serikat, karena ia membatasi permintaannya hanya pada bantuan tembakan-dekat dari angkatan udara Amerika Serikat dan menolak setiap serangan darat Amerika Serikat di Afganistan. Jendral Mohamed Fakhim Khan menyatakan urusan perang di darat agar diserahkan kepada Aliansi utara. Suatu permintaan yang tujuannya terlalu jelas bagi Amerika untuk menghalangi cengkeraman pengaruh Amerika Serikat di Afganistan.
Walaupun pemerintah Amerika Serikat masih bimbang terhadap Aliansi Utara ini akantetapi menteri pertahanan amerika Serikat Donald Rumsfeld mencoba memberi kesan Aliansi Utara bukan saja sahabat Amerika ,akantetapi, Donald Rumsfeld memiliki hubungan dekat dengan Aliansi Utara. Menurut Rumsfeld yang ditulis di Koran The Washington Post menulis bahwa “ Aliansi Utara telah bertempur melawan Taliban sejak pertengahan tahun 1990-an, dan tidak seorang pun mengenal medan Afganistan sebaik mereka.
Kampanye anti terorisme dan Invasi Amerika Serikat
Mitos tentang kedigjayaan Amerika lumat hanya dalam hitungan menit. Pada pagi hari, Selasa tanggal 11 Septenber 2001, dua buah gedung-kembar lambang kedigjayaan ekonomi-keuangan Amerika di Dunia, World Trade Center (Pusat Perdagangan Dunia) yang menjulang dengan 110 lantai ke langit setinggi 415 meter, yang oleh arsiteknya Minoru Yamasaki, John Skiling, dan Leslie Robertson yang dibangun sejak tahun 1960-an itu, dirancang nyaris sempurna untuk menghadapi berbagai gangguan. Hyman Brown, seorang ahli konstruksi yang terlibat dalam pembangunan gedung itu mengungkapkan banhwa gedung WTC dirancang memiliki kekuatan untuk menghadapi hanaman angin dengan kekuatan 200 mil per jam (320 kilometer per jam). Gedung ini konon menghadapi taufan selama 100 tahun. Gedung ini bahkan tahan terhadap percobaan pemboman pada tahun 1993. Konstruksi anyaman tiang baja dan beton yang menjadi bagian penting penopang gedung ini, bukan hanya dibuat tahan api, tetapi juga dibuat lentur menghadapi terpaan taufandan guncangan gempa bumi, beton-beton semen yang melapisi anyaman rangka baja itu membuat konstruksi gedung WTC kokoh. Namun juga dirancang tahan terhadap api.
Data intelijen Amerika boleh dipercaya siapapun yang menabrakan pesawat berbadan lebar jenis Boeing 767 sehingga meluluhlantahkan gedung yang dirancang tahan berdiri utuk masa ribuan tahun, mestilah mereka yang angat paham gedung itu sendiri. Melalui perhitungan konstruksi yang sangat canggih ditemukan, bahwa gedung itu hanya akan dapat diruntuhkan bila bagian badn dari gedung tersebut, diantara lantai 44-78 dari 110 lantai ada, dapat dipotong dan diledakkan dengan energy yang sangat besar.
Pada pukul 08:45 pesawat United Airlands yang dikuasai pembajak dengan nomor penerbangan Flight-11 terbang dari Boston dari Los Angelas menabrakan pesawatnya kegedung WTC pesawat dari perusahaan penerbangan yang sama jenis Boeing 767 yang juga dibajak di udara dalam penerbangannya dari Boston ke Los Angeles 18 menit kemudian, pada pukul 09.03 menabrakan pesawatnya ke gedung WTC bagian selatan hanya dalam tempo satu jam 43 menit kedua gedung kembar itu runtuh rata dengan tanah disaksiskan oleh jutaan pemirsa di seluruh dunia melalui TV CNN yang menyiarkan secara langsung
Gedung WTC New York dengan tata lantai 110 ditempati oleh 350 penyewa aparteman hunian, 40 orang karyawan bagian kebersihan dan sebagainya, dan rata-rata dikunjungi 150 ribu pengunjung setiap harinya. Selain kantor perusahaan swasta, Mall, restoran, Hotel marriot. Digedug itu juga ada kantor Bea Cukai gedung yang menjadi kebanggan rakyat Amerika itu memiliki 43.600 jendela dan alat pengatur suhu ruangan yang berbobot 60 ribu ton. Gedung ini didesain oleh Minoru Yamasaki Associated yang terkenal ahli membangun gedung-gedung tinggi yang tahan goncangan dan gempa bumi. Gedung WTC New York barusan pada bulan juni 2001 di kontrakkan kepada Silverstein Properties dan Wesfiel Amerika, keduanya miliki perusahaan yahudi yang berbasis di Los Angeles Calofornia, untuk kurun waktu 99 tahun dengan nilai sewa sekitar 32 trilyun rupiah. Runtuhnya gedung kembar WTC telah menelan korban hamper 6000 jiwa tewas yang berasal dari 60 negara. Jadi, tidak benar korban itu seluruhnya warga Negara Amerika Serikat.
Sebagai negara superpower, Amerika sungguh dipermalukan, ketika gedung kembar WTC tersebut yang merupakan symbol kdigdayaan dibidang ekonomi- keuangan dunia dan gedung pentagon di Washigton dc sebagai symbol keperkasaan militer amerika luluh lantai habis dilalap api hanya dengan hitungan jam. Serangan kali ini justru dilancarkan dipusat jantung kekuasaan Amerika yang menciptakan suasana kegemparan dunia khususnya di Amerika Serikat yang belum pernah terjadi. Gedung putih dikosongkan, Capitol Hill gedung senat Amerika Serikat yang bersidang hari itu diungsikan, begitu juga gedung kementriaan luar negeri, serta gedung-gedung pemerintaha lainnya. Sungguh tidaklah mengherankan bila serangan itu kemudian disebut sebagai pernyataan peang Amerika Serikat. Presiden George Bush mewakili perasaan Amerika dengan geram mengancam, ;kita akan memburu para pelakunya maupun negara-negara yang menampung, melindungi, dan memberikan dukungan kepada mereka, an aan mengganjar mereka dengan hukuman yag setimpal”.
Pada tanggal 12 September 2001 pada pemerintahan Amerika mengeluarkan daftar panjang yang dituduh terlibat dalam aksi serangan pemboman bunuh diri terhadap gedung kembar WTC dan gedung Pentagon. Di luar nama Osama ada 18 orang tersangka lainnya yang terlibat. Kelompok pertama ada 5 orang yang dituduh membajak pesawat United Airlines jenis 767. Flight 11 penerbangan dari Boston ke Los Angeles. Kelompok ke-2 ada 5 orang yang dituduh membajak pesawat United Airlines Flight 175 penerbangaan Boston ke Los Angeles yang menabrakan pesawatnya gedung Selatan WTC.
Badan-badan keamanan Amerika Serikat dalam waktu singkat melkukan pengejaran kepada jaringan pendukung kelompok pembajak di darat, dan menahan tiga orang di sebuah Hotel di Boston. Pencarian diperluas ke negara-negara yang diduga menjadi bagian dari meliputi Kanada, Eropa Barat, Amerika Latin, Timur Tengah, Asia Selatan bahkan sampai ke Asia Tenggara, macao dan Hongkong.
Perdana Menteri malaysi Mahathir Mohammad sempat dibau marah, krean FBi menuduh ssalah seorang dari pembajak yang menabrakkan pesawatna kegedug Pentagon, Khalid al-Mihdar, ditampung di Malysai.

Isu Terorisme
Sebagaimana dikhatirkan setiap kali ada serangan terorisme terhadap Amerika, dan di dunia barat pada umumnya, menjadi objek kecurigaan, pelampiasan kebencian dan permusuhan, hari-hari setelah gedung kembar WTC dan pentagon dihancurkan adala dtik-detik kecemasan buat warganegara Amerika keturunan arab dan muslim. Sinisme, tudingan, terror, dampai dengan pembunuhan tiba-tiba menjadi fenomena setiap hari. Penganut islam terbesar di Ameriak Serikat menurut The Islamic Council o Amerika adalah kaumAfro-ameriak hitam, jumlah mereka 47 % dari seluruh penganut islam yang ada di Amerika. Warga muslim kanada juga mengalami insiden, mendapati kecaman lewat telepon serta penghinaan terhadap kaum muslim kanada. Serangan tidak hanya terbatas di Amerika saja. Tetapi dengan cepat meluas ke Eropa dan Australia.
Memperhatikan desakan an tuntutan masyarakat muslim kepada Bush untuk memberikan perlindungan kepada komunitas Arab, pada tanggal 26 spetember 2001 dua minggu setelah serangan terhadap gedung kembar WTC dan Pentagon. Kongres Amerika mengeluarkan resolusi kongres nomor 227 yang menyatakan bahawa’” hak sipl dan kebebasaan seluruh rakyat Ameriak termasuk alat Ameriak-Arab muslim Ameriak dan warga Ameriak dari Asia Selatan, harus dilindungi, berkaiatan dengan upaya idenifikasi, membawa kepengadilan dan menghukum pelku dan sponsor teroris”.
Meskipun pernyataan resmi dari pemerintah itali Amerika dan Negara-negar barat lainnya menyerukan untuk tidak menyamakan islam dengan terorisme, tetapi ucapan-ucapan yang meskipun kemudian diralat karena keseleo lidah, menunjukkan alam bawah sadar kebencian barat kepada islam dan kaum muslimn sebagai bagian dari peninggalan sejarah dan sindrom perang salib.
Majelis ulama Afganistan seminggu setelah terjadi seranga terhadap gedung kembar WTC, pada tanggal 19 september 2001, memutuskan untuk meminta kesediaan Osama meninggalkan negeri itu dalam rangka menghindari kutukan Amerika meskipun majelis tersebut mengulang

Pemerintahan Afghanistan Pro-Amerika
1.Pemerintahan Pasca Taliban (Pemerintahan Hamid Karzai)
a.Hamid Karzai
Hamid Karzai lahir 24 Desember 1957 di kota Kandahar, Afghanistan Selatan. Berbeda dengan banyak pemimpin Afghan lain, Karzai sempat mengenyam pendidikan tinggi di India. Ia menekuni studi Ilmu Politik di India dan bergabung dengan lingkungan perlawanan Afghanistan di pengasingan yang berjuang menentang rezim dukungan Uni Soviet di Kabul. Hamid Karzai memang figur yang memiliki pengaruh besar. Sebab, ia adalah pemimpin suku Polpazai, satu di antara subsuku terbesar etnis Pashtun. Menurut tradisi Afghanistan yang berusia ratusan tahun, klan Polpazai merupakan klan yang melahirkan raja-raja Afghan, termasuk raja terakhir Afghan, Mohammad Zahir Shah. Bahasa Inggrisnya yang lancar membantu mengukuhkan penampilannya dalam pergaulan di kalangan diplomatik, terutama pada kantor perwakilan Amerika Serikat di Pakistan. Selain itu Karzai juga fasih berbahasa Pushtu, Dari, Urdu, Hindi, Persia, dan Perancis. Tetapi Karzai saat itu dapat dikatakan tetap bergerak di luar peristiwa penting politik.
Pada tahun 1992 setelah jatuhnya rezim Najibullah yang didukung Uni Soviet, Hamid Karzai menjabat sebagai wakil menteri luar negeri Republik Islam Afghanistan yang kemudian terjerumus dalam perang saudara. Tidak lama setelah itu Karzai berpindah kubu dan mendukung kekuatan yang menurut pemerintahan di Islamabad saat itu dikonsepsikan sebagai milisi Taliban. Menyusul pembentukan sebuah rezim mulah di Afghanistan tahun 1996, keluarga besar Karzai menjauhkan diri dari kelompok Taliban militan. Pembunuhan ayahnya oleh milisi Taliban di pengasingan di Pakistan membuat. Hamid Karzai meningkatkan tekadnya untuk memerangi milisi yang tidak jelas itu.
Pada 1997, Karzai bergabung dengan banyak anggota keluarganya di Amerika Serikat. Karzai meninggalkan Quetta (Pakistan) untuk mengembalikan Zahir Shah ke dalam kedudukan semula. Ayahnya dibunuh dan diduga dilakukan oleh agen-agen Taliban pada 14 Juli 1999. Karzai bersumpah untuk membalas dendam terhadap kaum Taliban dengan berusaha untuk menggulingkannya. Pada 1999, Hamid Karzai menikahi Zeenat Karzai, seorang berprofesi sebagai dokter kandungan lulusan Afgan dan kini berada di wilayah Pakistan. Pasangan suami-istri ini melahirkan seorang anak bernama Mirwais yang lahir pada 25 Januari 2007.
Pada hari-hari setelah serangan 11 September 2001 ke World Trade Center di New York, sebagian kalangan pemuda, beberapa pemimpin suku Pashtun dan para komandan perang Afghan, bertamu ke kediaman Karzai di Quetta, Pakistan. Diisukan, mereka meminta Karzai memimpin upaya pengusiran Taliban dari Afghanistan.
Hamid Karzai dipuji karena gaya berpakaiannya, khususnya topinya feznya. Tom Ford dari Gucci menyebutnya "lelaki paling necis di planet ini". Di mata Ford, gaya berbusana Karzai yang casual, dengan pilihan warna yang netral, sangat berhasil mencitrakan keanggunan penuh wibawa yang dibutuhkan seorang lelaki terkemuka.
b.Pemerintahan Hamid Karzai
Pada bulan Desember 2001 atas nama Amerika, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyelenggarakan Konferensi Bonn di Jerman. Tujuannya adalah menciptakan suatu proses politik yang akan membawa semua suku yang berbeda, para panglima perang dan faksi-faksi di Afghanistan kedalam rancangan politik yang dibangun Amerika. Para pesertanya termasuk wakil-wakil dari empat kelompok oposisi Afghanistan (kelompok anti-Taliban), yaitu : kubu Roma (loyalis mantan Raja Zahir Shah), kubu Peshawar (etnis Pashtun), kubu Cyprus (kelompok intelektual dan mantan perwira militer), dan kubu Aliansi Utara. Para pengamat menyertakan wakil-wakil dari negara-negara tetangga seperti Pakistan dan Iran. Hasilnya adalah Perjanjian Bonn menciptakan Otoritas Interim Afganistan yang akan mengawasi transisi Afghanistan menuju suatu konstitusi baru dan memilih pemerintah Afghanistan yang baru. Sayed Ahmad Gailani-mewakili Kelompok Peshawar-yang mendukung Zahir Shah. Ia menyatakan perjanjian Bonn tidak adil. Kritik yang sama diuar-uarkan oleh Abdul Rasul Sayyaf, panglima perang Pashtun, yang juga kecewa pada komposisi kabinet, yang dianggapnya tidak adil. Hamid Karzai juga masih harus menghadapi soal pelik lain: menangani sisa-sisa Taliban
Dengan bantuan negara-negara donor, Karzai punya tugas membangun fondasi bagi munculnya sebuah Afghanistan yang baru. Tapi, tugas yang diemban Hamid Karzai jelas bukan soal mudah. Apalagi, kesepakatan Bonn hanya memberi mandat pada Karzai selama enam bulan.
Ditengah ketimpangan perimbangan kekuatan politik dan militer di Kabul itu, tantangna terberat bagi Karzai tentu masalah terciptanya pemerintahan yang akomodatif dan upaya menanamkan loyalitas faksi-faksi politik terutama kubu Aliansi Utara, yang tergabung dalam pemerintahan sementara tersebut pada pemerintahan itu sendiri. Prioritas program pemerintahan sementara Hamid Karzai adalah menciptakan perdamaian, membangun hubungan normal dengan Negara tetangga dan internasional, serta membangun kembali negeri Afghanistan dari puing-puing kehancuran akibat perang. Beberapa langkah yang diambil Hamid Karzai cukup menunjukkan kebijakan akomodatif dalam upaya meredam pemerintahan sementara itu. Misalnya, Karzai mengambil kepuusan mengangkat komandan militer etnis Uzbek, Abdul Rashid DOstum sebagai wakil menteri pertahanan. Karzai dianggap cukup cepat menetralisir sikap oposisi Dostum yang sebelumnya menyatakan kekecewaannya atas hasil Konferensi Bonn karena terlalu minimnya etnis Uzbek dalam kabinet Karzai. Hal ini dilakukan karena di tanah airnya ia masih memerlukan peneguhan jabatan secara tradisional.
Sejak awal telah disadari bahwa pemerintahan interim pimpinan Hamid Karzai merupakan hasil kompromi cukup menyakitkan bagi etnis-etnis utama di Afghanistan. Dengan kata lain, pemerintahan interim Afghanistan tersebut bukan hasil dari kesepahaman yang ideal namun lebih berupa hasil tekanan masyarakat internasional. Seperti telah dijelaskan sebeblumnya bahwa etnis mayoritas Pashtun misalnya telah meraih jabatan Presiden yang dijabat Hamid Karzai, namun mereka harus rela tidak mendapat posisi strategis dalam kabinet. Sementara etnis Taji harus puas mendapatkan bagian posisi strategis dalam kabinet seperti Menteri Luar Negeri, menteri Dalam Negeri tetapi tidak memeperoleh posisi Presiden.
Setelah Hamid Karzai resmi menjadi pemimpin pemerintahan interim, terjadi gegar budaya di Afghanistan. Penduduk Afghanistan yang pada masa Taliban kebebasan untuk mendapatkan hiburan di batasi, pada masa Karzai seperti haus hiburan. Televisi, kaset, VCD, DVD, dan parabola mulai diperjual belikan dan televisi pemerintahan mulai bisa dinikmati di Kabul. Yang lebih mengejutkan adalah munculnya poster-poster bergambar wanita India berparas cantik sampai ke dada. Poster-poster seronok ini dipamapng secara mencolok dan bebas ditanah oleh pedagang kaki lima. Itulah perubahan dahsyat panorama jantung ibu kota Afghanistan itu setelah pergantian kekuasaan tersebut terjadi. Sebuah perubahan yang tidak hanya memberi simbol perubahan politik, tetapi juga ekonomi dan budaya atau percisnya gaya hidup. Rezim boleh berubah, kebebasan telah ada, tetapi burqa tetap mewarnai kota Kabul dan Jalalabad di Afghanistan. Pengaruh Pakistan dalam perekonomian tidak dapat di hapuskan di Afghanostan karena dalam penghitungan mata uang Afgani ke nilai Dolar, mereka harus menyetarakan mata uang mereka ke dalam nilai mata uang Pakistan (rupee). Misalnya 1 rupee = 450 afgani, dan 1 dolar AS= 60 rupee. Untuk menukar dolar AS ke Afgani, maka hitungannya adalah 450 Afgani x 60 rupee = 27.000. Nilai mata uang di Afganistan di tiap daerah berbeda satu sama lain dan karena hal ini terjadi perdagangan nilai mata uang di Afganistan dan mereka berlomba-lomba mencari keuntungan dari penjualan uang itu. Pada pemerintahan Karzai nilai mata uang afgani lebih kuat dibandingkan pada masa Taliban. Pada masa Karzai 1 Dolar AS= 30.000 Afgani sedangkan pada masa Taliban 1 Dilar AS=50.000-70.000 Afgani. Hal ini tidak terlepas dari arus bantuan dana dari PBB, Jepang, AS, Uni Eropa.
Setelah masa kepemimpinan sementaranya selama 6 bulan, digelar "Loya Jirga" atau sidang Majelis Musyawarah Tradisional yang beranggotakan 1.500 orang. Lembaga yang berfungsi sebagai parlemen Afghanistan ini akan bersidang memilih pemerintahan baru. Pemerintahan baru hasil Loya Jirga ini pun hanya akan berfungsi sebagai pemerintahan transisi selama dua tahun. Setelah itu, sebuah pemilu multipartai di bawah konstitusi baru akan memilih pemerintahan permanen. Peluang Karzai untuk terus bertahan sebagai pemimpin jelas sangat ditentukan oleh langkah-langkah yang bakal diambilnya beberapa bulan mendatang. Tahun 2002 Karzai yang aristokrat mengungguli dua kandidat lainnya dalam Loya Jirga.
Dalam masa dua tahun menjabat, invasi Amerika masih terus berlanjut. Invasi ini makin melunturkan kehidupan Islami di negara itu dan menimbulkan penderitaan bagi kaum perempuan. Peperangan menyebabkan kaum lelaki, para suami di negeri itu banyak yang tewas sehingga banyak istri yang kini menjanda dengan kondisi kehidupan yang memprihatinkan. Sesuai dengan konstitusi baru Afghanistan, tahun 2004 Karzai sang jagoan taktik, keluar sebagai pemenang dalam pemilu dengan mengalahkan 17 kandidat lainnya. Dengan begitu ia merupakan presiden Afghanistan pertama yang dipilih secara demokratis. Pada awalnya Karzai bersikap sangat hati-hati. Kabinetnya terdiri dari semua wakil kelompok politik yang ada. Sebagai seorang Pashtun ia sangat memperhatikan agar proporsional etnis pada jabatan-jabatan penting yang politis, tetap dipertahankan. Dengan dukungan internasional, Karzai mengantongi prasyarat yang sangat menguntungkan untuk menciptakan perdamaian di negaranya. Namun, ia dan tim penasehat politiknya tidak mempunyai konsep untuk membangun perekonomian yang terpuruk dan masyarakat yang terpecah di negeri itu. Sikap percaya dirinya secara politik semakin lama semakin kuat. Ia melakukan kompromi palsu dengan lingkungan fundamentalis. Karena itu ia tambah mengecewakan lingkungan-lingkungan demokratis yang mengharapkan dukungan bagi partai-partai demokratis dan masyarakat sipil. Yang pasti, Hamid Karzai belum merasa jenuh: Ia menyebut kritik para pemantau pemilu dari Uni Eropa terhadap hasil sementara pemilu dan kemenangannya sebagai "berpihak, tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan konstitusi Afghanistan".
Presiden Afghanistan Hamid Karzai berjanji menghukum pejabat-pejabat pemerintah yang korupsi dan mengakhiri budaya bebas dari hukuman. Janji itu diutarakannya saat Karzai dilantik sebagai presiden Afghanistan untuk masa periode kedua pada tanggal 15 September 2009, walau dibayang-bayangi oleh kecurangan dalam pemilu. Karzai mendapat tekanan kuat dari dunia internasional untuk membersihkan pemerintahannya. Karzai mengatakan dalam lima tahun kedepan dia berharap pasukan keamanan Afghanistan akan memimpin dan peran pasukan asing akan berkurang. Dia juga mengundang saingannya untuk rekonsiliasi. Pelantikan Karzai disaksikan 800 undangan, termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Menteri Luar Negeri Inggris David Milband. Karzai mengatakan kehadiran Zardari menunjukkan membaiknya hubungan Pakistan dan Afghanistan yang pernah mengalami ketegangan dikarenakan militan Taliban.
Setelah dilantik untuk masa periode kedua, Karzai mengatakan pemerintahannya akan melakukan apa pun untuk menjalankan reformasi dan berjanji pasukan Afghanistan mampu mengendalikan keamanan negara dalam lima tahun ke depan.
Karzai juga menyatakan keyakinannya bahwa “masalah terorisme internasional” di negaranya akan berakhir.
Terkait masalah korupsi, Karzai menekankan kalau pemerintahan yang bersih datang dari manajemen yang transparan dan dia menjamin kalau para menterinya ”cakap dan adil”. Dia mengatakan korupsi adalah masalah yang berbahaya. Karzai dinyatakan sebagai memenangkan pemilihan presiden setelah pemilu babak kedua dibatalkan karena saingannya mengundurkan diri dengan alasan pemilihan akan tetap berjalan bebas dan jujur. Kecurangan secara meluas mengemuka saat pemilihan putaran pertama 20 Agustus, dan menyebabkan Karzai melepaskan kemenangan yang sempat diraihnya.
Di tengah gelombang kecaman dunia internasional dan kelompok kritis anti peran dan anti militerisme di Amerika terhadap maraknya korupsi di Afghanistan, belakangann muncul dugaan kua bahwa Amerika melalui badan intelijen Amerika (CIA) dibantu oleh badan intelijen Pakistan (ISI), telah membantu secara diam-diam produksi dan penyelundupan narkoba ke kawasan Asia Tengah, lalu menuju Iran dan Eropa.
Berikut beberapa profil para kroni Presiden Karzai yang dilibatkan dalam jabatan strategis pemerintahan menyusul terpilihnya kembali Karzai sebagai presiden Afghanistan.
Ahmed Wali Karzai : Ia merupakan adik laki-laki seayah Karzai. Ahmed Wali terlibat dalam jaringan ‘mafia’, khususnya dalam perdagangan opium, yang jumlahnya milyaran dolar. Ia dituduh membuat kotak suara ‘bayangan’ yang memenangkan Karzai di propinsi Kandahar. New York Time, memberitakan bahwa Ahmed Karzai menerima bayaran dari CIA, selama delapan tahun. Tokoh ini juga terlibat dalam perang, dan masuk dalam pasukan khusus di Kandahar. Tokoh yang sangat dekat dengan Karzai menjadi biang terjadi korupsi di pemerintahan Karzai.
Mohammad Qasim Fahim : Kerjasama antara Karzai dengan Fahim, menyebabkan Fahim diangkat menjadi wakil presiden. Sekarang Jendral Fahim menjadi panglima militer di Utara, yang sangat disegani, dan menghadapi Taliban. Fahim sangat dipercaya oleh Karzai, dan mengendalikan kekuatan militer di Afghanistan. Fahim tokoh yang berpengaruh dalam pemerintahan Karzai yang sekarang ini.
Jendral Rashid Dostum : Tokoh ini sangat tidak populer, dan menjadi ‘warlord’, yang mempunyai pengaruh di bidang politik dan militer. Dostum membuka jalan bagi masuknya pasukan AS, ketika akan menjatuhkan kota Kabul untuk mendepak Taliban. Dostum adalah seorang jendral yang atheis, yang menjadi sekutu Soviet, ketika Soviet menginvasi Afghanistan. Ia dari suku minoritas Tajik, karena itu ia menjadi sangat oportunis. Ketika Kabul jatuh ke tangan Taliban, ia lari ke Turki. Ketika Karzai berkuasa, ia pulang dan mendapat kedudukan dari Karzai sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Afghanistan. Ia bertanggungjawab atas pembanataian ribuan militan Taliban, yang ditangkap dan dipenjarakan, dan kemudian dibantai habis oleh Dostum. Jendral yang berasal dari suku Tajik ini bekerja untuk AS, dan sekarang menjadi sekutu utama Karzai.
Abdullah Khaled : Karzai memilihnya menjadi gubernur di Kandahar, di mana wilayah menjadi pusat gerakan Taliban. Khaled menjadi gubernur Kandahar, selama periode 2005-2008. Khaled terlibat dalam penangkapan dan penyiksaan tahanan. Secara rahasia Khaled melakukan penyiksaan di penjara-penjara di Kandahar, yang sebagian besar korbannya adalah Taliban. Ia mengundurkan diri tahun 2008, sesudah tidak ada lagi yang mau memilihnya.
Mohammad Ibrahim Adel : Ia ditunjuk menjadi menteri pertambangan oleh Karzai. Ia banyak menerima uang dari berbagai investor. Tindakan yang ia lakukan ketika menjabat menjadi menteri, sebagaimana lazimnya, tak lain melakukan privatisasi perusahaan negara. Pertama yang terkena privatisasi adalah pabrik semen, dan kemudian jatuh ke adiknya Karzai, yaitu Mahmoud. Mahmoud ketika mendapat pabarik semen itu, ia harus datang ke kantor Adel, dan memberikan uang sebesar 25 juta dolar tunai kepada Adel. Selanjutnya, perusahaan China, Metallurgical Group Corp, memberikan uang kepada Adel 30 juta dolar. Jadi ia menjadi kaya raya, dan semuanya juga untuk Karzai. Tak mungkin uang itu hanya untuk kantongnya sendiri.
Haji Muhamad Muhaqiq : Ia dipilih oleh Karzai menjadi menteri perencanaan didalam pemerintahannya. Muahaqiq tak lain mewakili etnis Hazara (syiah), yang kemudian menjadi tulang punggung pemerintahan Karzai. Lembaga HAM melaporkan pasukan Muhaqiq terlibat dalam pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan, khususnya terhadap suku-suku Pashtun di propinsi yang menjadi wilayah kekuasaan, khususnya di Utara, yang dekat dengan perbatasan Iran.
Karim Kalili : Tokoh ini juga dari suku Hazara (syiah) yang banyak di Urata wilayah Afghanistan. Ia merupakan kekuatan terbesar yang melawan Taliban di tahun 1990. Ia yang mendukung invasi AS ke Afghanistan, dan memberikan jalan masuknya pasukan AS ke kota Kabul. Sekarang Karim Kalili diangkat oleh Karzai menjadi wakil presiden sejak 2004-2009. Ia mendukung Karzai dalam menghadapi kelompok Pashtun sejak tahun 2003. Lembaga HAM juga melaporkan Karim Kalili terlibat dalam kejahatan melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan terhadap kelompok Pashtun, yang menjadi lawan politiknya. Taliban yang berkuasa di Afghanistan, memangd didominasi kelompok etnis Pashtun.
Jadi, tokoh-tokoh yang sekarang menjadi kroni Hamid Karzai, memang dari awal sudah merupakan kolaborator AS, dan terlibat dalam penghancuran Taliban. Mereka tokoh-tokoh yang didukung etnis minoritas, dan hanya bisa hidup dengan bergantung kepada AS.
c.Tentara Asing Dalam Pelukan Pemerintah Afghanistan
Tentara asing pertama yang mendapat legalitas PBB adalah ISAF (International Security Assistance Force). Pasukan ini terbentuk pada bulan Desember 2001, pasca jatuhnya Taliban. Keberadaan pasukan keamanan internasional yang mendapat mandat menjaga keamanan di kota Kabul memunculkan rasa optimisme akan keberhasilan semua program yang disepakati dalam Konfernsi Bonn sebelumnya berjalan dengan baik. Menlu Afganistan saat itu, Abdullah Abdullah ketika berada di Washington akhir Januari 2002 menegaskan bahwa penempatan pasukan keamanan internasional di luar kota Kabul terutama kota-kota besar lainnya, untuk mewujudkan keamanan dan stabilitas. Bahkan ia mengungkapkan bahwa ia tidak menentang keberadaan pasukan Amerika dalam waktu cukup lama di Afghanistan jika hal itu dibutuhkan untuk memerangi terorisme. Hal ini disebabkan karena masalah keamanan di luar kota Kabul memang masih mencemaskan terutama situasi perbatasan Afghanistan-Pakistan di Torkham, wilayah sekitar kota Jalalabad dan Sarobi masih dikuasai komandan perang setempat yang satu sama lain menerapkan peraturan sendiri.
Pada mulanya mereka hanya bertugas membantu tentara dan polisi Afghanistan dalam menjaga keamanan di Kabul dan sekitarnya. Akan tetapi pada bulan Oktober 2003 PBB memperluas tugas pasukan keamanan hingga mencakup seluruh daerah di Afghanistan. Kemudian sejak tanggal 9 Agustus 2004, ISAF digantikan posisinya oleh NATO (North Atlantic Treaty Organization), dan tanggal 31 Juli 2006, NATO memimpin tentara internasional di selatan Afghanistan yang sebelumnya dipimpin oleh AS. Jumlah personil pasukan asing yang ada di Afghanistan berjumlah 20.115 personil dari 37 negara yang tergabung.
Tentara internasional yang tergabung dalam NATO, bekerjasama dengan tentara nasional Afghanistan dalam menertibkan keamanan. Mendukung dan memperkuat posisi pemerintah. Secara umum agenda besar tentara NATO dan tentara nasional adalah memerangi terorisme, khususnya Taliban yang selama ini dianggap sebagai penyebab kekacauan dan musuh pemerintah. Selain itu, Taliban tidak mengakui sistem pemerintahan demokrasi dan sangat ketat dalam memberikan toleransi kepada orang lain.
Perang terhadap terorisme dan penerapan demokrasi adalah dua agenda besar yang sering dielu-elukan AS. Tapi dalam praktiknya, selalu yang menjadi korban adalah rakyat sipil yang tidak berdosa, termasuk anak-anak kecil dan para wanita. Selama tahun 2006 tercatat lebih dari 1.000 penduduk sipil yang terbunuh akibat perang yang berkepanjangan. Sejauh ini, belum ada tindakan pemerintah yang menguntungkan masyarakat, kecuali hanya mengecam ulah tentara AS.
Afghanistan adalah percobaan. Jika AS berhasil menciptakan perdamaian dengan cara militer, maka usaha AS untuk menguasai negara-negara Arab lainnya akan menempuh jalan yang sama. Menghantam dengan segenap kekuatan yang dimiliki, kemudian mengorbitkan salah seorang sosok pemimpin yang loyal terhadap AS, walau karirnya sangat singkat. Ia direkayasa melalui dukungan media massa yang mengopinikan penerimaan rakyat terhadapnya. Sebuah skenario yang sama persis telah dilanjutkan AS di Irak. Tidak mustahil jika manajemen pemerintah dan perbaikan sering terhambat, bahkan potensi perpecahan semakin terbuka.
Kondisi pemerintah yang lemah, tidak memungkinkan untuk bergerak mengusir tentara asing dari Afghanistan dalam waktu dekat. Di lain sisi, Taliban menghendaki seluruh tentara asing segera hengkang dari bumi Afghanistan. Dua keinginan yang bertolak belakang ini sulit dipertemukan. Sementara ambisi Taliban untuk merebut kembali kekuasaan terus membayangi pemerintahan Karzai. Percobaan pembunuhan terhadap Presiden Karzai pada tanggal 10 Juni 2007 lalu, ketika menghadiri pertemuan di kota Andar (masih dalam wilayah Kabul), mengindikasikan bahwa Taliban terus menjadi ancaman serius bagi pemerintah.
Terpilihnya Presiden Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat mengapungkan kembali harapan pulihnya tatanan kehidupan dunia yang lebih baik. Harapan itu terasa begitu besar, khususnya dibeberapa negara yang selama ini tercabik-cabik perang yang melibatkan pasukan Amerika di dalmnya. Presiden Hamid Karzai meminta kepada Presiden Obama untuk segera mengakhiri jatunya korban dari rakyat sipil di Afghanistan. Caranya adalah dengan menggelar pertempuran di tempat yang selama ini menjadi sarang teroris dan pusat latihan mereka. Karzai mengingatkan kepada Obama agar membuat deadline yang jelas sampai kapan perang ini akan berlangsung. Sebab, tanpa adanya batas waktu yang ditetapkan membuat perang ini akan semakin panjang dan meletihkan serta tentunya banyak meminta banyak korban, khususnya warga sipil.
Obama secara terbuka dan berulang kali berjanji untuk meningkatkan intervensi militer AS di Afghanistan, meningkatkan jumlah pasukan AS dan memperluas operasi mereka dan terlibat dalam serangan-serangan lintas-perbatasan yang terencana. Obama menyatakan bahwa rezimnya akan memperluas ‘perang melawan teror’ secara sistematis, serangan darat berskala besar dan serangan udara di Pakistan, sehingga meningkat perang itu kedalam wilayah pedesaan. Obama menggeser kebijakan AS dari sikap defensif murni menjadi sikap campuran selektif antara ofensif dan defensif, dan menempatkan lebih banyak pasukan di Afghanistan. Strategi dasar Obama tetap sama seperti strategi Bush: terus masuk ke Afghanistan sampai situasi politik berkembang hingga ke titik bahwa penyelesaian politik adalah dimungkinkan. Sejumlah diplomat Amerika mengatakan kunci untuk mengatasi konflik tersebut harus dilakukan secara integral dengan kebijakan politik luar negeri terhadap Afghanistan. Kombinasi strategi militer dan kebijakan politik yang tepat menjadi kunci sukses bagi Amerika dalam memenangkan perang di Afghanistan dan segera keluar dari negeri itu setelah delapan tahun berperang tanpa tujuan jelas.
Obama berjanji akan memerintahkan mengirim 21.000 serdadu ke Afghanistan, sesuai komitmen Ameriks Serikat untuk menambah pasukan sebanyak 68.000 personel sampai akhir 2009. Sebelumnya, pada Juni 2008, Komandan pasukan NATO di Afghanistan Dan McNeil mengatakan untuk bisa memenangkan perang di Afghanistan diperlukan sedikitnya 400.000 tentara. Kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 70.000 pasukan dengan sekitar 60.000 tentara Afghanistan yang tidak terlatih. Ketika Presiden AS Barack Obama mengirimkan kembali 30.000 tentaranya ke Afghanistan, pengiriman tentara Amerika Serikat yang kesembilan kalinya, ini menunjukan gagalnya atau tidak berhasilnya operasi militer AS di Afghanistan yang dilakukan sejak tahun 2001-2002 itu. Pengeluaran untuk Perang Afghanistan dari tahun ke tahun semakin melonjak. Disebut untuk mengirimkan tentara sebanyak 30.000 itu, pemerintah AS mengeluarkan biaya sebesar US$30 miliar untuk masa satu tahun. Bila dirinci biaya perang dalam sebulan US$3.6 juta. Masing-masing tentara dalam satu tahun memakan biaya US$1 juta.

2.Hubungan Afghanistan Dengan Amerika, Pakistan, dan India.
a.Hubungan dengan Amerika
Setelah pemerintahan Taliban di Afghanistan digantikan oleh pemerintahan Hamid Karzai, pada masa-masa awal pemeintahan, hubungan Afghanistan dan Amerika Serikat terjalin dengan baik. Pemerintahan Amerika menjanjikan akan menjaga perdamaian dan membangun kembali Afghanistan yang telah porak-poranda oleh peperangan.
Ketika Hamid Karzai diangkat menjadi presiden Afghanistan pasca jatuhyna rezim Taliban banyak pihak yang menduga bahwa Hamid Karzai hanyalah boneka Amerika Serikat semata. Tidak dapat dipungkiri bahwa laki-laki dari subetnis Popolazai yang merupakan suku Taliban mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Hamid Karzai selama ini selalu mematuhi apa saja yang menjadi kemauan Amerika Serikat. Namun menjelang pemilu setahun yang lalu, Amerika sudah nampak ketidakpuasan terhadap rezim Karzai. Amerika menduh pemerintahan Karzai dipenuhi dengan koruptor-koruptor yang menghabiskaan uang Amerika.
Harian NYT pada tanggal 8 Februari 2009 mengatakan bahwa situasi telah berubah bagi Karzai dan Afghanistan dimana Karzai merasa bahwa dirinya tidak lagi diinginkan baik oleh Washington dan oleh rakyatnya sendiri. Selanjutnya, Obama sendiri berpendapat bahwa Karzai tidak lagi bisa dipercaya. Menlu Hillary Clinton juga berpendapat kalau Karzai memimpin bangsa narkotik. NYT berkesimpulan kalau AS kecewa dan khawatir akan kemungkinan kekalahan dalam perang di Afghanistan. Untuk itu ada kemungkinan bahwa Karzai akan diganti dan AS akan berurusan langsung dengan pimpinan propinsi dan regional.
Selain itu, Campur tangan pihak asing terutama Amerika terhadap pemerintahan Afghanistan semakin lama semakin besar dan ini tidak disukai oleh Hamid Karzai. Presiden Hamid Karzai, telah mengancam akan mengundurkan diri dan bergabung dengan Taliban jika tekanan terhadap reformasi hukum dan pemerintah terus, anggota parlemen Afghanistan mengatakan bahwa Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa hari terakhir bahwa Karzai mengancam akan meninggalkan kantor dan bergabung dengan Taliban, bersama dengan tiga anggota Parlemen, menyatakan. Karzai mengatakan bahwa jika masih di bawah tekanan asing, bisa bergabung dengan Taliban, Presiden Afghanistan mengulangi ancamannya dalam pertemuan tertutup dengan anggota parlemen yang dipilih pada saat ketegangan diplomatik antara Karzai dan Amerika Serikat meningkat.
Karzai menghadapi masalah dengan sekutu-sekutu NATO dan AS ditempatkan di Afghanistan. Dia mengatakan bahwa dia dan pemerintah tidak berdaulat di Afghanistan dan latihan tersebut memiliki sedikit kontrol atau pengaruh terhadap operasi militer taktis. Pada kenyataannya situasi yang suram. Pembunuhan warga sipil oleh Sekutu yang tak terbendung. pasukan AS beroperasi sistem penjara di Afghanistan untuk mereka sendiri, ada link yang jelas di sebelah kanan Afghanistan. Akan tetapi, jelas bahwa presiden Afghanistan semakin tidak menentu dan tidak mampu menegaskan otoritas di negara.
Kini Karzai menghadapi tuduhan yang tidak sedap yang mengkaitkan dirinya sebagai pengguna opium. Seorang mantan pegawai PBB menuduh Karzai menggunakan opium terbukti dengan sikapnya yang mudah meledak dan menggunakan kata-kata yang tidak sopan. Anehnya sang utusan PBB, Peter Galbraith, meminta Amerika Serikat untuk membatasi pengaruh Karzai. Utusan PBB tersebut sudah bertindak terlalu jauh dalam mencampuri urusan dalam negeri.
Namun demikian, pemerintahan Obama tetap menjadikan Afghanistan sebagai prioritas nomor satu dalam pelaksanaan kebijakan luar negerinya. Pemerintahan AS yang baru ini ingin melakukan perubahan yang mendasar terhadap Afghanistan sesuai dengan janji yang dilontarkan Obama pada masa kampanyenya dulu. Karzai, di lain pihak, menyadari realitas ini dan mengetahui bahwa sebagai boneka AS dia tidak bisa meminta tolong kepada negara tetangganya seperti Rusia dan Cina untuk mempertahankan kekuasaannya dan dia juga tidak menguasai satu pun kota Afghanistan. Di samping itu, Karzai juga menyadari bahwa ia sangat tergantung kepada kekuatan militer AS untuk tetap berkuasa.
Dengan demikian, hubungan Karzai antara Rusia dan Cina bisa dipahami bahwa sebenarnya hal ini sudah direstui oleh AS sebagai bagian dari usaha AS untuk mencari dukungan dari dua negara tersebut dalam perangnya menghadapi Taliban. Sedangkan penerimaan Afghanistan sebagai anggota kehormatan dalam Kelompok Kerjasama Shanghai (SCO) oleh Rusia tidak bisa diartikan bahwa Karzai mampu melepaskan dirinya dari AS. Yang terjadi adalah Rusia sengaja membiarkan boneka AS untuk memasuki SCO untuk memastikan keamanan bagi SCO itu sendiri. Ini juga tidak berarti bahwa Rusia tidak berusaha mempengaruhi negara boneka AS. Ini hanya berarti bahwa Rusia untuk saat ini tidak berusaha untuk menancapkan pengaruh di Afghanistan.
Mengenai kabar bahwa Rusia menyetujui adanya pemasokan senjata ke Afghanistan, dan surat Presiden Medvedev kepada Karzai mengenai kesediaan Rusia untuk bekerjasama dengan Afghanistan menunjukkan bahwa AS sendirilah yang sebenarnya meminta bantuan Rusia untuk memberikan suku cadang peralatan militer Afghanistan yang mayoritas berasal dari Rusia. Analisa ini diperkuat dengan adanya pernyataan jubir pemerintahan Karzai yaitu Humayun Hamid Zadeh yang berkata, “Meskipun Karzai meminta bantuan Rusia dalam bidang pertahanan, Afghanistan tetap memiliki komitmen untuk menjaga hubungan dengan NATO dan AS.” Permintaan kepada Rusia lebih bersifat teknik, yaitu pemasokan suku cadang peralatan militer untuk pesawat terbang dan tank tempur buatan Rusia. Dalam hal strategi, tentu kami masih berkomitmen kepada NATO dan AS. Sang jubir merujuk kepada peralatan militer Afghanistan yang mayoritas adalah buatan Rusia. Maka hubungan Karzai dengan Rusia lebih bersifat rutinitas dan bukan mengindikasikan adanya konflik global.
Maka bisa dikatakan bahwa Karzai saat ini sedang menghitung hari-hari berakhirnya kekuasaannya di Afghanistan dan mengetahui bahwa pemerintahan Obama telah memutuskan untuk melakukan perubahan termasuk terhadap dirinya. Kritik Karzai terhadap AS hanyalah sandiwara untuk menunjukkan seakan-akan bahwa dia adalah presiden yang sebenarnya. Akan tetapi Amerika tidak dapat berbuat banyak dalam hal ini karena Hanya Karzailah pihak yang mau bekerjasama dengan Amerika Serikat. Amerika gagal mengajak power sharing dengan unsur-unsur pejuang Afghanistan. Taliban hanya akan berunding jika Amerika Serikat hengkang dari negeri para Mullah tersebut.
b.Hubungan dengan Pakistan
Sejak serangan Amerika ke Afganistan 7 Oktober 2001 sekitar 15.000 pengungsi Afgan melintasi menuju Pakistan jumlah pengungsi Afgan berhasil ditekan setelah pemerintah Islamad mengambil kebijakan melarang pengungsi Afganistan melintasi menuju Pakistan selama aksi militer terjadi saat itu. Pemerintah Islamad tampaknya tidak mau mengambil resiko atas tumpahnya warga Afgan ke Pakistan yang akan menjadi beban ekonomi Islamabad. Sikap keras terhadap pengungsi diambil oleh pemerintahan Islamad karena pemerintah Islamabad mengalami kerugian yang cukup besar dari 4 miliar dolar AS Selama serangan militer Islamabad hanya mendapat bantuan dari negara barat sebanyak 1 juta dolar.
Awalnya hubungan anatar Pakistan dengan Afganistan baik. Banyak para pengungsi-pengungsi Afganistan pergi ke Pakistan pada saat para mujahidin memimpin Afganistan. Akantetapi, setelah masa pemerintahan Hamid Karzai, hubungan antara Pakistan dengan Afganistan bertambah buruk karena kasus perbatasan Afganistan yang dicurigai terdapat anggota al-Qaidah yang bersembunyi di Pakistan. Karena dugaan tersebut Pasukan Afganistan menyerang perbatasan antara Afganistan dan Pakistan bahkan sampai memasuki wilayah Pakistan hal itu mengganggu Islamabad.
c.Hubungan dengan India
Hubungan India dengan Afganistan ditemukan masa keemasaannya pada era pemerintahan Hamid Karzai yang di dominasi oleh etnis Tajik. Etnis Tajik Secara historis memiliki hubngan yang kuat dengan India. tidak beberapa lama dari acara sumpah pemerintahan Hamid Karzai menlu Abdullah Abdulah, mendagri Yunus Qanooni, dan Menteri Perburuhan Mir Sadik langsung mengadakan hubungan ke New Delhi. Percobaan pertama penerbangan pesawat komersial Afghanistan Arriana akhir Januari 2002, dilakukan dari Kabul ke New Delhi dibahawa pimpinan langsung Menteri Pariwisata dan Perhubungan Dr. Abbdulrahman. Hal itu menunjukan adanya pencairan hubungan yang luar biasa antara Afghanistan dan India. Bahkan isyarat politik tahun 2002, hubungan India-Afghanistan lebih mesra dibandingkan hubungan Afghanistan-Pakistan.

0 komentar

Post a Comment

Setelah membaca posting Berikan Komentar anda untuk memperbaiki kesalahan tulisan kami..