Slide K.I.S.A.H

Bundaran Batu Satam, Kota Tanjung Pandan, Belitung.
Pantai Tanjung Tinggi, Belitung.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Gunung Bromo, Jawa Timur.
Kebun Teh Ciater, Bandung, Jawa Barat.
Desa Saleman, Pulau Seram, Maluku Tengah.
Ranu Kumbolo, Gunung Semeru, Jawa Timur.
Kampung Bajo, Kaledupa, Wakatobi.
Pantai Pink, Lombok, NTB.
Candi Prambanan, Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Sawah Tegalalang, Gianyar, Bali
Suku Sasak, Lombok, NTB.
Wae Rebo, Manggarai, NTT.

PERANCIS PEMBANGUN EROPA


Eropa sebagai salah satu benua di bumi yang menghasilkan kebudayaan tinggi dan sampai sekarang masih terpelihara dan diakui oleh seluruh dunia. Salah satu negara yang terkemuka ialah Perancis. Nama "France" berasal dari Francia Latin, yang berarti "tanah bangsa Frank" atau "Frankland". Terdapat berbagai teori asal nama Frank. Salah satunya berasal dari kata Proto Jermanik frankon yang diartikan sebagai javelin atau lance karena kapak lempar Frank yang dikenal sebagai francisca.
Etimologilainnya adalah bahwa dalam sebuah bahasa Jermanik kuno, Frank berarti "bebas" yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam bahasa Perancis sebagai franc, juga digunakan sebagai penerjemahan "Frank" dan nama mata uang lokal, hingga penggunaan euro pada tahun 2000-an.
Tetapi, selain nama etnis Frank berasal dari kata frank, juga mungkin bahwa kata ini berasal dari nama etnis Frank, hubungannya adalah bahwa hanya Frank, sebagai kelas yang berkuasa, memiliki status warga merdeka. Dalam bahasa Jerman, Perancis masih disebut Frankreich, yang berarti "Kerajaan Bangsa Frank". Untuk membedakannya dari Kekaisaran Frank Charlemagne, Perancis Modern disebut Frankreich, sementara Kerajaan Frank disebut Frankenreich.
Kata "Frank" telah digunakan sejak kejatuhan Roma hingga Abad Pertengahan, dari pengangkatan Hugh Capet sebagai "Raja Frank" ("Rex Francorium") menjadi biasa merujuk pada Kerajaan Francia, yang kemudian menjadi Perancis. Raja Capetia menurun dari Robertine, yang memiliki dua raja Frank, dan sebelumnya memegang gelar "Duke of the Franks" ("dux Francorum"). Tanah Frank meliputi sebagian Perancis Utara modern tapi karena kekuasaan raja dilemahkan oleh pangeran regional sebutan ini kemudian ditetapkan pada demesne kerajaan sebagai tangan pendek. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk seluruh Kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan.
Perbatasan Perancis modern sama dengan Galia kuno, yang dihuni oleh Galia Celt. Galia dikuasai untuk Roma oleh Julius Caesar pada abad ke-1 SM, dan Galia menggunakan Romawi (Latin, dimana berkembanglah bahasa Perancis) dan budaya Romawi. Kristen masuk pada abad ke-2 dan 3 M, dan ditetapkan pada abad ke-4 dan 5 sehingga St. Jerome menulis bahwa Galia satu-satunya wilayah yang "bebas dari kepercayaan menyimpang".
Pada abad ke-4 M, pertahanan timur Galia di sepanjang Rhine dihancurkan suku Jermanik, khususnya dari Frank, darinyalah nama kuno "Francie" berasal. Nama modern "France" berasal dari nama domain feodal Raja Capetia Perancis di sekitar Paris. Frank adalah suku pertama diantara penguasa Jermanik di Eropa setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi untuk berpindah agama ke Kristen Katolik daripada Arianisme (Raja Clovis berpindah agama pada 498); sehingga Perancis memperoleh julukan "Gereja termuda" (La fille ainée de l’Église), dan Perancis mengambilnya sebagai penyesuaian julukan "Kerajaan Perancis Paling Kristen".
Pendirian sebagai entitas terpisah dimulai dengan Perjanjian Verdun (843), dengan pembagian Kekaisaran Karoling Charlemagne menjadi Francia Timur, Francia Tengah dan Francia Barat. Francia Barat adalah wilayah yang diduduki Perancis modern dan awal dari Perancis modern.
Dinasti Karoling memimpin Perancis hingga 987, ketika Hugh Capet, Duke of France dan Bangsawan Paris, diangkat sebagai Raja Perancis. Keturunannya, Capetia Langsung, Dinasti Valois dan Dinasti Bourbon, mempersatukan negara melalui berbagai perang dan pewarisan dinasti. Monarki ini mencapai kejayaannya selama abad ke-17 dan kekuasaan Louis XIV dari Perancis. Pada waktu itu Perancis memiliki jumlah penduduk terbesar di Eropa (lihat Demografi Perancis) dan memiliki pengaruh hebat terhadap politik, ekonomi, dan budaya Eropa. Perancis menjadi, dan ditetapkan selama beberapa waktu, bahasa umum dalam urusan luar negeri. Banyak Pencerahan terjadi di dalam lingkaran intelektual Perancis, dan banyak penemuan ilmiah berasal dari ilmuwan Perancis pada abad ke-18. Selain itu, Perancis memiliki berbagai jajahan di Amerika, Afrika dan Asia.
Kerajaan memerintah Perancis hingga Revolusi Perancis, tahun 1789, Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, dieksekusi (tahun 1793), bersama ribuan warga sipil Perancis lainnya. Setelah berbagai skema pemerintahan pendek, Napoleon Bonaparte mengambil alih pemerintahan Republik tahun 1799, menjadikannya Konsul Pertama, dan kemudian Kaisar apa yang sekarang dikenal sebagai Kekaisaran Pertama (1804–1814). Dalam beberapa perang, pasukannya menguasai sebagian besar benua Eropa, dengan anggota keluarga Bonaparte ditunjuk sebagai raja dari kerajaan-kerajaan yang baru didirikan.
Setelah kekalahan terakhir Napoleon tahun 1815 dalam Pertempuran Waterloo, monarki Perancis dibentuk kembali, tapi dengan pembatasan konstitusional baru. Tahun 1830, sebuah pemberontakan warga sipil memaksa pembentukan Monarki Juli konstitusional, yang berjalan hingga 1848. Republik Kedua yang berusia pendek ini berakhir tahun 1852 ketika Louis-Napoléon Bonaparte memproklamirkan Kekaisaran Kedua. Louis-Napoléon mundur setelah kekalahan dalam perang Perancis-Prusia tahun 1870 dan rezimnya digantikan oleh Republik Ketiga.
Perancis memiliki jajahan kolonial, dalam berbagai bentuk, sejak awal abad ke-17 hingga 1960-an. Pada abad ke-19 dan 20, imperium kolonial seberang laut globalnya terbesar kedua di dunia setelah Imperium Britania Raya. Pada puncaknya, antara 1919 dan 1939, imperium kolonial Perancis kedua membentang hingga 12.347.000 kilometer persegi (4.767.000 sq mi). Termasuk Perancis Metropolitan, total wilayah daratan dibawah kedaulatan Perancis mencapai 12.898.000 kilometer persegi (4.980.000 sq mi) tahun 1920-an dan 1930-an, yang mencakup 8.6% dari total daratan dunia.
Meskipun menang dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Perancis mengalami banyak kematian dan kerugian material (dan meskipun hanya sebagian kecil teritorinya diduduki selama Perang Dunia I, teritori metropolitannya diduduki seluruhnya oleh Jerman selama perang kedua). Tahun 1930-an ditandai oleh berbagai reformasi sosial yang diperkenalkan oleh pemerintah Front Populer. Republik Keempat dibentuk setelah Perang Dunia II dan, selain pertumbuhan ekonomi yang spektakuler (les Trente Glorieuses), negara ini berusaha mengelola status politiknya sebagai negara bangsa dominan. Perancis berusaha menjaga imperium kolonialnya, tapi kemudian menjadi masalah. Usaha 1936 untuk mengambil kembali kontrol atas Indocina Perancis mengakibatkan tercetusnya Perang Indocina Pertama, yang berakhir dalam kekalahan Perancis di Pertempuran Dien Bien Phu tahun 1954. Beberapa bulan kemudian, Perancis menghadapi konflik baru, dan lebih besar di Aljazair.

Di sini kita dapat melihat bagaimana kompleksitas yang dimiliki Perancis. Sebagai salah satu negara tua yang suku bangsanya dikenal sebagai penjelajah dan penakluk yang merupakan turunan dari bangsa German yaitu bangsa Frank yang pada akhirnya bangsa Frank ini menghasilkan suatu kebudayaan dan kesatuan politik yang seringkali berubah mulai dari kerajaan absolut, monarki konstitusional hingga republik yang sampai saat ini merupakan republik yang kelima.
Perancis adalah salahsatu contoh dari suatu masyarakat yang cepat maju dan modern dimana pada saat negara lain masih berbentuk kerajaan, Perancis sudah menjadi republik dimana Perancis juga pengasil dari pemikir-pemikir handal mengenai negara yang sampai sekarang teori-teorinya masih dipakai oleh negara-negara di dunia. Perancis sangat memegang peranan penting di Eropa terutama di Eropa Barat bisa kita lihat semenjak zamannya Napoleon Bonaparte, Perancis banyak melakukan perang untuk meluaskan wilayahnya untuk membuat Perancis Raya walaupun pada akhirnya gagal.
Pasca Perang Dunia II, Perancis hancur dalam berbagai bidang tetapi dengan cepat Perancis bangkit dan mulai membangun negaranya kembali. Semenjak Perancis dipimpin oleh De Gaulle secara perlahan-lahan tapi pasti Perancis mulai kembali memainkan peranannya yang penting di Eropa terutama di Eropa Barat. Salah satu peran Perancis ialah pembentukan Uni Eropa bersama dengan beberapa negara Eropa Barat lainnya seperti Jerman, Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia. Tujuan awal dari pembentukan UE ini adalah untuk menangkal atau mempertahankan diri dari pengaruh luar Eropa terutama yang berasal dari Amerika Serikat. Selanjutnya Perancis bersama negara-negara Eropa Barat juga membentuk Masyarakat Ekonomi Eropa untuk meningkatkan hubungan ekonomi terutanam dalam masalah pertanian yang juga merupakan salah satu sumber penting pendapatan bagi negara-negara Eropa daratan.
Pada awal 60-an Inggris berusaha untuk masuk kedalam MEE dan UE tetapi dalam hal ini Perancis kurang Setuju karena menganggap Inggris bukanlah Eropa karena memiliki perkembangan yang berbeda dengan negara Eropa lainnya. Perancis juga menganggap Inggris, hakikat dan strukturnya berbeda dengan negara-negara Eropa daratan. Perancis juga menganggap Inggris terlalu dekat dengan Amerika serikat yang notabene merupakan alasan Eropa membentuk Uni Eropa. Walaupun pada perjalanan waktu Perancis mulai melunak terhadap Inggris, tetapi akibat ditandatanganinya perjanjian antara Inggris dan Amerika Serikat mengenai pertahanan yang membuat Perancis meradang.
Perjajanjian yang ditandatangani oleh Inggris dan Amerika Serikat dianggap Perancis sebagai campur tangan erhadap kehidupan politik di Eropa, lagi pula pada saat itu Perancis juga sedang melakukan pembangunan dalam hal persenjataan nuklir yang mungkin bisa dihalangi oleh Amerika Serikat jika Inggris menjadi anggota Uni Eropa. Walaupun Perancis juga merupakan anggota NATO tetapi sejak dipimpin oleh de Gaulle, Perancis keluar dari garis komando NATO. Baru setelah de Gaulle meninggal dan digantikan pada akhirnya Inggris menjadi anggota Uni Eropa dan Masyarakat Ekonomi Eropa tetapi tetap Perancis sebagai salah satu pendiri memegang peranan penting di Eropa.
Mungkin jika tidak ada Perancis Eropa tidak semaju sekarang dan menjadi salah satu benua terpandang dimana banyak pemikir-pemikir yang lahir di sini yang buah pikirannya masih diakui hingga saat ini karena diakui pemikiran orang-orang Perancis sangatlah kompleks dan bisa merubah kehidupan negaranya menjadi lebih modern dibanding dengan negara-negara lain di Eropa.

0 komentar

Post a Comment

Setelah membaca posting Berikan Komentar anda untuk memperbaiki kesalahan tulisan kami..